14. Beban

1.5K 220 12
                                    

Rio merasa bersalah pada Gi Eun, karena ia mengabaikan nya tadi pagi, padahal sang bayi sangat tahu jika itu mobil Rio.

Kriinggg. . .

Ponsel Rio berdering nyaring

My Twins calling

"Hallo"

"Rio, jemput kami di rumah uncle Tae ne"

"Kami?"

"Aku dan mommy, kami di rumah uncle Tae, sekarang"

"Baiklah"

Rio pun turun ke lobby, Seulgi pun menyambut nya dengan sigap.

"Ke rumah papa Tae Seul"

"Baik tuan"

Mereka pun menuju ke rumah orang tua Jennie, untuk menjemput Rose dan sang mommy yang tiba-tiba mengunjungi rumah keluarga Kim.

Seorang asisten rumah tangga membawa Rio masuk, setelah mereka tiba di kediaman keluarga Kim.

"Rio, anak ku" sapa Tiffany yang langsung membentangkan kedua tangan nya, dan memeluk mantan calon menantu nya.

"Mama" balas Rio memeluk erat tubuh Tiffany.

"Ayo, makan dulu ne, mama sudah memasak makanan kesukaan mu" ajak Tiffany menarik tangan Rio menuju ke ruang makan, di sana sudah ada Rose dan Seo mommy yang sudah selesai makan siang sedari tadi.

"Momm" sapa Rio pada sang ibu yang tengah berbicara dengan Rose.

"Hi sayang, tidak sibuk kan?" Tanya sang ibu, Rio menggeleng.

"Nah, duduklah, mama siapkan makan siang mu" ujar Tiffany mendudukan Rio di bangku meja makan.

"Papa mencari mu, dia rindu, kapan-kapan temui lah dia, ne" tutur Tiffany sambil meletakan piring berisi nasi dan lauk nya.

"Ne ma" jawab Rio.

Taeyeon dan Tiffany sudah seperti orang tua Rio sendiri, karena ia mengencani putri satu-satu nya yang kini telah meninggal dunia, dan hubungan mereka juga sudah serius, jadi wajar jika Rio sangat dekat dengan pasangan Taeny.

Singkat cerita, sepulang dari rumah Taeyeon, Rio mengantar sang mommy pulang ke rumah, dan Rose ke kantor nya.

"Ke kantor papa Seul" ujar Rio setelah menurunkan Rose.

"Baik tuan" jawab Seulgi.

Mereka pun tiba di kantor Kim, Rio berjalan memasuki lobby dan menemukan seorang wanita tengah berdebat dengan seorang security.

"Saya hanya mengantar pesanan ini"

"Iya, saya tahu, tapi anak kecil dilarang masuk ke kantor kami"

"Anda saja kalau begitu yang mengantar"

"Tidak bisa nona, saya harus berjaga disini"

"Saya titip putri saya kalau begitu"

"Saya bukan pengasuh bayi"

Krystal, wanita yang berdebat dengan security kantor Kim adalah dia yang hendak mengantar pesanan beberapa pegawai di kantor itu, ia merasa putus asa tak bisa menyampaikan pesanan nya, merasa mengenali sosok yang menggendong boxx kuning punggung nya dan bayi mungil di depan, Rio pun mendekat.

"T-tuan" sapa sang security membungkuk hormat pada Rio, karena dia sudah cukup tahu siapa pria muda itu, Krystal menoleh, ia terkejut mendapati Rio sudah berdiri di belakang nya, Gi Eun langsung mengangkat kepalanya, menatap Rio, kedua mata nya berbinar.

"Tuan Rio" sapa Krystal tercengang, Rio mengulurkan kedua tangan nya pada Gi Eun yang langsung menyambut nya.

"Antarkan pesanan mu, nanti biar aku yang bicara dengan papa" ujar Rio pada Krystal, sang security pun berubah tegang, wajah nya pucat mendengar jika Rio akan mengadu pada tuan Kim.

"Ne, gumawo tuan" balas Krystal tersenyum lega, ia lalu berlari menuju ke lift, karena takut terlambat, Rio lalu berjalan menuju ke bangku yang disediakan di lobby, ia duduk memangku baby Gi Eun, lalu meraih ponsel nya, mencarikan tontonan di chanel youtube untuk si kecil, berupa lagu anak atau film kartun, dan si kecil pun duduk tenang menikmati lagu yang diputar di ponsel Rio, setengah jam kemudian, Krystal pun turun, tapi sang putri sudah tertidur pulas di pangkuan Rio.

"Gi Eun, astaga" Krystal merasa sungkan, karena si kecil tertidur

"Maaf merepotkan anda tuan" segan nya, Ri pun lalu berdiri.

"Biar Seulgi yang mengantar ke restauran" ujar Rio berjalan keluar mendahului Krystal, wanita itu tertegun, mendengar kata-kata Rio.

"Seul, aku tunggu di di lobby" Rio menghubungi sang supir lewat ponsel nya, tak lama mobil Rio pun siap di lobby, Seulgi membuka kan pintu penumpang belakang.

"Masuklah" perintah Rio pada Krystal, wanita itu bingung, tapi ia menuruti kata-kata Rio.

"Pakai sabuk pengaman nya" perintah Rio lagi, setelah itu ia menaruh baby Gi Eun dipangkuan sang ibu, kemudian ia melepas jas nya untuk diselimutkan pada sang bayi.

"Seul, antar mereka ke restauran, sekalian kamu makan siang disana, nanti aku menyusul" perintah Rio.

"Ne tuan" jawab Seulgi.

"Tapi tuan, sepeda ku. . ." Potong Krystal panik.

"Aku yang akan membawa nya nanti" jawab Rio, ia lalu menutup pintu mobil nya, Krystal menoleh menatap Rio yang kembali memasuki lobby kantor Kim, lalu menatap wajah damai sang putri.

"Bagaimana bisa ada orang sebaik itu pada kita padahal baru mengenal nya?" Batin Krystal.

Rio menaiki lift menuju ke ruangan Kim Taeyeon.

Tok. . . Tok. . .

"Masuk" ujar Taeyeon.

Ceklek

"Papa" sapa nya.

"Rio" kaget Taeyeon, atas kunjungan tak terduga tunangan dari mendiang sang putri itu, ia lalu berdiri menyambut Rio, dan memeluk nya.

"Papa rindu, untung Rio datang" ujar Taeyeon.

"Rio juga rindu papa" balas nya.

"Ayo duduk lah, ada yang ingin papa bicarakan dengan mu" Taeyeon mengurai pelukan nya, ia lalu mengajak Rio duduk di sofa.

"Ada banyak hal yang ingin papa bicarakan pada mu" ujar Taeyeon, sambil menuang air hangat untuk menyeduh kopi dan menghidang kan nya pada Rio, ia duduk tepat di hadapan pemuda yang sudah ia anggap seperti putra nya sendiri itu, dan Rio pun menyimak nya dengan serius.

"Soal masa depan mu, sudah saat nya kamu mencari pengganti Jennie, ini sudah lebih dari setahun semenjak kepergian nya" tutur Taeyeon.

"Tapi pa, Rio. . ."

"Jangan pikirkan kami, papa dan mama merestui siapa pun pilihan kamu, ku rasa putri tuan Bae juga cocok untuk mu" potong Taeyeon, ia tak ingin Rio terbebani dengan status nya yang bertunangan dengan Jennie menjadikan pemuda itu enggan membangun hubungan yang baru dengan wanita mana pun.




#TBC

Affair WithTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang