20. Isi Hati

1.8K 233 30
                                    

Rio tengah bermain dengan Gi Eun di restauran tempat sang ibu bekerja, pemuda itu menyandarkan tubuh sang bayi di body mobil nya, Gi Eun tersenyum lebar, tak berani bergerak, karena Rio kini mundur menjauh dari nya, untuk mengajari nya berjalan.

"Ayo Gi Eun, kemarilah, langkah kan kakimu, jangan takut, ada oppa" bujuk Rio, yang di bujuk mulai mengoceh asal, mengulurkan kedua tangan nya, dan mulai melangkah kan kaki kanan nya ke depan

Satu langkah






Dua langkah

Ia mulai goyah, dan nyaris duduk lagi karena takut jatuh.

"No, ayo Gi Eun maju lagi, jangan menyerah" rayu Rio, sang bocah menangis, tubuh nya menegang di tempat.

"Ayo, ini, Gi Eun mau main ini kan" rayu Rio lagi, bocah itu pun melanjutkan langkah nya sambil menangis, dan. . .

Hap

Ia langsung tertawa lebar, tangis nya langsung mereda berganti tawa riang begitu sampai di pelukan Rio yang kemudian menciumi nya, Gi Eun sudah berusia satu tahun, saat nya bagi dia belajar berjalan, dan justru itu di dapatkan baby Gi Eun bukan dari ayah nya, melainkan orang yang tak ia kenal sebelum nya, tapi begitu menyayangi Gi Eun.

Rio membawa Gi Eun bermain keluar, saat ia menemukan sebuah tempat seperti tanah lapang tapi tak terlalu luas, ia pun berhenti di sana, karena sudah setahun lebih, ia tak lagi meminum asi pada mommy nya, jadi Rio bebas membawa sang bayi kemana saja tanpa Krystal sekarang.

"Ayo lari, atau botol Gi Eun akan di ambil Seulgi uncle" seru Rio, sang bocah memekik, berlari pontang panting karena ia belum terlalu cakap berjalan, menghampiri Rio yang mengacungkan botol susu nya.

"Ayo cepat, uncle duluan" kejar Seulgi sambil merangkak, Gi Eun terpingkal.

Bruk

Ia langsung memeluk Rio, dan tertawa renyah merasa menang.

"Gi Eun yang menang" seru Rio, yang langsung mengangkat bocah itu tinggi-tinggi, Krystal yang baru pulang mengantar pesanan dan kebetulan melewati mereka pun menghentikan sepeda nya, ikut tertawa seperti sang putri sambil duduk diatas sepeda nya, tapi ia tak betah, merasa penasaran, ia pun menghampiri Rio dan Gi Eun.

"Mamm. . . Mamm. . ." Gumam Gi Eun melihat sang ibu mendekat, Rio pun menoleh.

"Gi Eun semakin pandai berjalan sekarang" tutur Krystal duduk di samping Rio.

"Dia tak mau berhenti berjalan saat di rumah" cerita nya, dan benar saja, bayi berusia empat belas bulan itu pun berjalan menghampiri Seulgi.

"Ajak dia beli es krim Seul" perintah Rio, dan Seulgi pun menggendong nya menuju ke sebuah mini market, Rio menoleh pada Krystal, menatap serius wajah wanita disamping nya itu.

"Apalagi ini?" Tanya Rio, jari telujuk nya menyusuri pipi Krystal yang memerah bekas tamparan, yang di tanya membuang tatapan nya dari Rio, ia menghindari sentuhan pemuda itu yang mengacaukan perasaan nya sekarang.


Hati wanita mana yang akan merasa baik-baik saja, saat ia mengalami keterpurukan dalam rumah tangga nya, tiba-tiba datang pria lain yang memberi nya perhatian.

"Jika dia terus menyakiti mu, kenapa tak kau tinggalkan saja pria brengsek itu?" Tanya Rio menahan kekesalan nya.

"Lalu aku akan tinggal dimana?"

"Aku tak mungkin kembali ke rumah unnie ku" sendu Krystal.

"Aku menyayangi Gi Eun, dan aku khawatir pada nya yang menyaksikan semua kelakuan ayah nya pada mu" ujar Rio, Krystal menatap pemuda itu tak percaya.

"Kita bahkan bukan saudara"

"Aku tahu, Gi Eun lah yang menjadi alasan ku, entahlah, pertemuan pertama kita dulu, aku tak bisa melupakan sorot mata nya saat menatap ku waktu itu" jelas Rio.

"Maafkan aku, karena kini muncul perasaan aneh di hati ku pada mu, rasa nya aku tak rela saat ia berlaku kasar pada mu, ingin ku menjaga mu, melindungi mu juga Gi Eun" jujur Rio, lidah Krystal terasa kelu, mendengar pengakuan Rio yang tak ia sangka sama sekali, seorang Rio yang menjadi incaran banyak wanita, tapi malah lebih memilih nya, itu terasa mustahil bagi Krystal.

"Oppa, aku. . ."


"Aku tahu, kamu milik orang lain, itu lah kenapa aku mengatakan nya, agar kamu tahu, bahwa wanita seperti mu tidak pantas mendapat perlakuan seperti yang dia lakukan pada mu selama ini" lanjut Rio, Krystal hanya bisa meneteskan air mata nya mendengar pengakuan Rio, hati nya terasa sakit, kenapa baru sekarang ia bertemu pria setulus Rio? Kenapa? Kenapa Rio harus hadir saat ia sudah menikah dengan Jongin?

"Maafkan aku" lirih nya dalam isakan kecil.

"Jangan meminta maaf, aku lah yang seharus nya meminta maaf, karena telah mengusik hidup mu" balas Rio sambil mengusap rambut Krystal.

Gi Eun datang membawa kantong berisi snack yang ia beli bersama Seulgi, dengan kepayahan karena ia kalah besar.

Rio tersenyum gemas, menyambut Gi Eun dan langsung menggendong nya, menjauh dari sang mommy, Rio sengaja, tak ingin sang anak melihat Krystal menangis.

"Gi Eun beli apa? Ayo kita buka" ujar Rio, berusaha terlihat baik-baik saja, meski sejujur nya, ia sedang kacau setelah mengungkapkan isi hati nya pada Krystal, wanita itu mengusap kasar air mata nya, menatap kearah Rio yang tengah menyuapi es krim pada Gi Eun.

Seulgi pun curiga, melihat Krystal menangis, dan Rio yang seperti menghindar, seperti pasangan suami istri yang tengah bertengkar.



#TBC

Affair WithTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang