Krystal membersihkan pecahan kaca di ruang tv, sambil menangis dalam diam, sementara di tempat lain, Rio seolah sedang ikut merasakan apa yang menimpa Krystal, ia gelisah, karena tiba-tiba merasa rindu pada wanita yang telah berhasil mencuri hati nya itu.
Dreett. . . Dreet. . .
Rio menoleh menatap ponsel nya yang bergetar di atas nakas samping tempat tidur nya, ia pun terduduk untuk memeriksa pesan yang masuk.
From Krystal noona:
Tolong, bawa aku pergi dari rumah iniRio terkejut, rasa kantuk nya hilang berganti panik, ia langsung meraih jaket nya, dan berlari menuju garasi, untuk menjemput Krystal.
Wanita itu mengemasi barang-barang nya, dan mengechek jangan sampai ada yang tertinggal, sambil menggendong Gi Eun, ia keluar dari apartement sambil mengendap-endap, takut jika sampai Jongin tiba-tiba keluar dari kamar nya.
Begitu berhasil keluar dari apartemen, Krysral langsung mengendarai sepeda pemberian Rio, karena ia takut jika sampai Rio tak kunjung datang dan Jongin memergoki nya.
Ckiittt. . .
Rio mengerem mendadak mobil nya, kala berpapasan dengan Krystal di tengah jalan, hati nya sakit melihat wanita itu mengayuh sepeda sambil menggendong sang putri, dan membawa banyak barang, ia langsung menepikan mobil nya dan turun.
"Krys!" Teriak Rio memanggil mommy nya Gi Eun, sang pemilik nama langsung melompat turun dari sepeda nya, berlari sambil menangis menghampiri Rio.
Bruk
Krystal langsung memeluk Rio dan menangis hebat, seolah mengadukan rasa sakit yang telah ia tahan sendiri selama ini, Rio pun membalas pelukan nya dengan erat, sambil menciumi kepala Krystal.
"Ada aku, jangan menangis" bisik nya
Setelah tangis nya mulai sedikit mereda, Rio membawa Krystal memasuki mobil nya, menaruh barang-barang nya di bagasi belakang, serta sepeda nya pada braket di pintu mobil paling belakang, Rio membawa Krystal ke hotel sederhana di pinggiran kota, karena tak mungkin membawa nya ke rumah, dan disana tak ada paparazi atau orang yang mungkin mengenali Rio.
Rio mengambil alih Gi Eun dari gendongan sang ibu, untuk ia baringkan di atas kasur, Krystal terlihat melamun menatap sang putri sambil duduk di sofa, Rio pun menghampiri nya.
"Kemarilah, dan beristirahat" ujar Rio menepuk pangkuan nya, Krystal lalu merebahkan kepala nya di atas paha Rio, dan mulai terlelap karena merasa aman sekarang sebab ada Rio di sisi nya.
Pagi datang, Krystal yang terbiasa bangun awal pun mulai terjaga dan mendapati tubuh nya diselimuti dengan jaket milik Rio, dan pria itu tertidur sambil duduk karena paha nya menjadi bantalan untuk Krystal.
"Aku semakin yakin dengan rasa cintaku pada mu" batin Krystal, ia mengecup pipi Rio yang masih terlelap.
"Mamm. . . Mamm. . ." Gumam Gi Eun merengek karena terbangun di tempat asing tanpa sang mommy, Rio terhenyak, ia lalu terbangun.
"Hi, morning Gi Eun-ie" sapa nya menyusul si kecil ke atas kasur.
"Mama sedang di kamar mandi" jelas Rio, ia memeluk Gi Eun dan mendekap nya ke dalam dada, gadis itu terdiam dan menunggu sang ibu selesai dengan urusan nya.
"Gi Eun haus ya?" Tanya Rio, ia lalu menggendong sang bayi untuk mencari dot susu nya di dalam tas Krystal, dan membuatkan nya di pantry, kamar mereka memang memiliki dapur bersih yang menyediakan air panas, aneka minuman yang bisa dibuat sendiri, dan roti tawar.
Krystal menatap terharu pada Rio yang sibuk menggendong Gi Eun sambil menyiapkan susu untuk sang putri yang terlihat tenang bersama Rio, yang kemudian memberikan botol nya pada si kecil.
"Hey" sapa Krystal membuat Rio menoleh.
"Hey, aku pesan kan sarapan ya?" Tanya Rio, Krystal mengangguk.
"Nanti berangkat lah bekerja seperti biasa, dan berpamitan pada Vic noona, aku ke kantor, dan mencari rumah untuk kita, pulang nya nanti aku jemput" pesan Rio pada Krystal, wanita itu mengangguk patuh pada setiap interuksi yang keluar dari mulut Rio.
Sementara di apartement Jongin
Pria itu bangun, dan bersiap hendak ke kantor, tapi ia merasa ada yang aneh dengan suasana di dalam apartement nya yang tak biasa.
"Krys!" Teriak nya, tapi tak ada jawaban
Kruuukk. . .
Karena mulai lapar, Jongin yang sudah rapi pun segera menuju ke meja makan, tapi nihil, ia tak mendapati makanan apa-apa yang biasa di siapkan oleh Krystal untuk sarapan nya, ia pun emosi, dan menghampiri kamar sang istri.
"KRYSTAL!" teriak nya sambil membuka pintu kamar dengan kasar.
Brak
Kosong, tak ada siapa-siapa di dalam sana, Jongin pun mengerang kesal.
"Dasar wanita tak berguna, lihat saja nanti, aku akan menghukum mu" gumam Jongin mengancam, dia masih belum sadar, jika Krystal dan Gi Eun telah pergi dari apartement nya.
Dan Krystal, ia berpamitan pada Victoria, dan Nickhun, tapi tak mengatakan alasan nya.
"Terima kasih pada unnie dan oppa yang sudah memberi ku kesempatan" ucap Krystal penuh haru, Victoria pun memeluk nya.
"Kami sudah menganggap mu seperti dongsaeng sendiri Krys, jangan sungkan, jika suatu hari kamu kembali membutuhkan pekerjaan, datang lah pada kami" pesan nya.
"Betul Krys, kami sangat kehilangan mu, tapi jika ini yang terbaik buat mu dan Gi Eun, kami mendukung mu" imbuh Nickhun, Krystal kemudian berpamitan pada Luna, Joseph dan Mingyu, mereka semua terkejut dengan keputusan Krystal yang mendadak.
"Terima kasih atas kebaikan kalian selama ini" pamit Krystal, ia memeluk satu per satu sahabat-sahabat nya itu, Luna meneteskan air matanya karena hendak berpisah dengan Gi Eun dan Krystal.
"Jangan lupa kunjungi kami nanti ne" pesan Luna sambil menciumi Gi Eun.
"Dia sudah datang, bye semua" pamit Krystal begitu mendengar suara Rio di luar sedang berbasa basi dengan Victoria dan Nickhun.
Joseph langsung menangis, setelah mobil Rio pergi, rasa nya ia tak rela kehilangan, tapi ia juga tak mampu berbuat sesuatu untuk Krystal dan Gi Eun, sementara Mingyu tertunduk lesu dengan air mata yang menetes, ia menangkap luka yang tersirat dari tatapan Krystal tadi, itu yang membuat nya ikut sedih dan sakit.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Affair With
Fiksi PenggemarRio, pemuda mapan yang patah hati, karena kematian kekasih nya, di pertemukan dengan seorang wanita mandiri, yang sudah bersuami, dan memiliki seorang putri.