11. Terbayang

1.5K 212 25
                                    

Rose terlihat bosan menemani Rio yang tengah menikmati sarapan nya di cafe tempat ia menolong Krystal kecelakaan tempo hari, karena kembaran nya itu hanya diam memperhatikan persimpangan jalan di depan mereka.

"Jadi bagaimana dengan kencan mu semalam?" Tanya Rose untuk mengalihkan fokus sang dongsaeng.

"Aku malas membicarakan gadis tidak sopan itu" jawab Rio acuh, Rose terbahak.

"Ya sudah, berarti mungkin Bae Irene yang cocok dengan mu" goda Rose.

"Kalian pernah di isu kan berkencan bukan, jadi mungkin makan malam mu nanti akan kembali memicu rumor itu" Rose memberi peringatan pada Rio.

"Aku sejujur nya belum ingin membuka hati" ungkap Rio.

"Tapi kamu harus melakukan nya Rio" bujuk Rose

"Jika aku menemukan wanita yang seperti Jennie lagi, aku akan melakukan nya" jawab Rio.

"Kamu butuh pendamping, kita tidak bisa hidup sendiri Rio-yaa" kata Rose lagi.

"Lalu apa guna nya kamu sebagai kembaran ku?" canda Rio.

"Yak, kamu pikir aku pengasuh mu" protes Rose kesal, ia berusaha akan menggigit kembaran nya itu.

Malam nya, Rio datang dengan menyamar ke sebuah restauran, untuk bertemu dengan Irene lagi, tapi kali ini tidak untuk membahas tentang pekerjaan, melainkan tentang hubungan kedua nya nanti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam nya, Rio datang dengan menyamar ke sebuah restauran, untuk bertemu dengan Irene lagi, tapi kali ini tidak untuk membahas tentang pekerjaan, melainkan tentang hubungan kedua nya nanti.

Malam nya, Rio datang dengan menyamar ke sebuah restauran, untuk bertemu dengan Irene lagi, tapi kali ini tidak untuk membahas tentang pekerjaan, melainkan tentang hubungan kedua nya nanti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terima kasih sudah bersedia datang" sambut Irene menyalami Rio yang baru datang.

"Apa aku terlambat?" Tanya Rio menyambut uluran tangan kanan Irene, ia merasa tak enak karena gadis itu sudah datang lebih dulu.

"Tidak, aku lah yang datang terlalu awal" jawab Irene.

"Silakan duduk"

"Terima kasih" Rio lalu membuka masker dan topi nya, dan Irene tertegun, baju casual yang dipakai Rio membuat ia terlihat berbeda dan mempesona.

Pelayan kemudian datang membawakan buku menu untuk mereka, dan Rio mempersilakan Irene memesan nya lebih dulu, kemudian mereka pun melanjutkan pembicaraan.

"Aku sebenar nya merasa tak enak, karena appa pasti sudah memaksakan kehendak nya pada tuan Im" sungkan Irene yang tahu seperti apa sosok sang ayah.

"Aku tidak tahu secara pasti, tapi tidak ada salah nya juga kita makan malam bersama bukan? meski dalam situasi yang berbeda" balas Rio, Irene paham dan tahu betul jika dari awal, Rio tidak menaruh ketertarikan dengan nya sama sekali, dan masih belum bisa berpaling dari Jennie.

"Yaa, tapi apa kamu tidak repot jika harus  menyamar seperti ini?"

"Oh, maaf, nanti aku akan jelaskan pada publik tentang makan malam ini" jawab Rio.


"Tidak masalah, aku mengerti kenapa kamu harus menyamar" kata Irene

"Jangan, aku merasa tidak sopan dengan begini, sekali lagi aku minta maaf" tutur Rio yang kemudian mengantongi masker nya.

Makan malam pun tercipta dengan suasana santai dan obrolan ringan yang mengalir begitu saja, tanpa membahas tentang perjodohan, dan mereka pun keluar dari restauran, beberapa wartawan sudah datang menghadang langkah Rio dan Irene

"Kami hanya berteman, jangan menulis berita yang tidak-tidak" belum sempat wartawan bertanya, Rio sudah lebih dulu mengeluarkan statment nya, Irene menahan senyum dengan reaksi Rio yang membuat para wartawan mati kutu, ia lalu mengantar sang gadis...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kami hanya berteman, jangan menulis berita yang tidak-tidak" belum sempat wartawan bertanya, Rio sudah lebih dulu mengeluarkan statment nya, Irene menahan senyum dengan reaksi Rio yang membuat para wartawan mati kutu, ia lalu mengantar sang gadis ke mobil nya.

"Kita masih bisa berteman kan?" Tanya Irene saat Rio membuka kan pintu mobil untuk nya.

"Tentu" jawab Rio mengiyakan.

Setiba di rumah, Rio tak bisa tidur, bukan karena Irene, tapi bayangan wajah polos Gi Eun lah yang mengusik nya, dan sudah dua hari ia menunggu tapi Krystal tak melewati jalan itu lagi.

Keesokan hari nya

"Seul, carikan sepeda untuk nona waktu itu" perintah Rio.


"Krystal?" Tanya Seulgi untuk memastikan.

"Iya, seperti nya dia tidak bekerja karena sepeda nya rusak" Rio hanya menebak-nebak.

"Baik tuan" jawab Seulgi, yang langsung menjalankan perintah sang boss.


Di apartement Jongin, Krystal berjalan tertatih, ia hendak bersiap untuk berangkat kerja, badan nya masih sedikit terasa sakit karena benturan dengan aspal waktu itu.

"KRYSTAL!" teriak Jongin, baby Gi Eun terjengkit kaget, ia lalu menangis sambil memeluk sang ibu yang tengah memakaikan nya celana.

"Dimana sarapan ku?!" Teriak Jongin lagi tak sabar, tapi Krystal acuh, ia lebih memilih untuk mendandani sang putri.

Set

"Aawww. . . " Krystal meringis kesakitan karena Jongin yang menyusul ke kamar tiba-tiba menjambak rambut nya dan menarik nya ke dapur, Gi Eun semakin ketakuatan, ia menangis histeris di kamar sendirian.

"Ambil sendiri, bukan kah kamu punya tangan dan kaki!" Teriak Krystal, tangan nya berusaha menahan tangan Jongin yang menarik rambut nya dengan kasar.

"Berani kamu membantah?!" Hardik Jongin, ia menlepas jambakan nya lalu. . .

Bugh

Ia meninju wajah Krystal karena berani membantah kata-kata nya, dan setelah meluapkan amarah nya, Jongin pun pergi ke kantor sambil membanting pintu, apa Krystal menangis? Tidak, ia lalu berlari ke kamar untuk mengechek sang putri yang masih menangis histeris, demi Gi Eun, ia tak boleh menangis, ia tak ingin sang putri melihat nya meneteskan air mata.

"Diam ne, orang jahat itu sudah pergi, ada mama disini jangan takut ne" hibur nya sambil menimang Gi Eun yang masih sesenggukan, setelah sang putri tenang ia pun bersiap untuk bekerja, ia tak sadar pukulan Jongin meninggalkan bekas di bawah mata sebelah kanan nya.


Siang nya

Rio mengechek sepeda yang akan ia berikan pada Krystal, setelah merasa puas dengan pilihan Seulgi, Rio pun mengajak nya ke The Horvejkul, sekalian untuk makan siang di sana.



#TBC

Affair WithTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang