Sepulang dari kantor Kim, Rio menaiki sepeda milik Krystal menuju ke The Horvejkul, ia tak sabar untuk segera bertemu dengan Gi Eun, guna menebus perasaan bersalah nya tadi pagi, setiba nya di sana, sang bayi rupa nya sudah bangun, tapi ia menolak turun dari mobil Rio, sang ibu terlihat merayu nya, tapi Gi Eun menolak, Rio memarkirkan sepeda nya, lalu mendekati Krystal yang berdiri di depan pintu mobil nya sambil berusaha membujuk sang putri, yang malah terlentang di jok belakang.
"Ada apa?" Tanya Rio mendekat
"Dia tidak mau turun, tuan" jawab Krystal tak enak.
"Biar aku saja" ujar Rio, tanpa sengaja siku nya berbenturan dengan lengan Krystal.
"Aaww. . ." Rintih nya kesakitan, Rio spontan menoleh.
"Maaf, aku tidak sengaja" kaget Rio, karena menurut nya benturan itu tidak terlalu keras, ia lalu memanggil Gi Eun.
"Gi Eun, kemari sayang" dan bayi itu pun menurut, mengulurkan tangan nya pada Rio, yang menggendong nya, untuk menghampiri Krystal, wanita itu terlihat membuka jaket nya di bangku dekat Rio memarkir sepeda tadi.
Krystal menggigit bibir bawah nya, menahan sakit, setelah tahu jika lengan kanan nya lebam bekas lemparan mug dari Jongin pagi tadi.
"Sampai seperti ini?" Kaget Rio tak percaya.
"Ku pikir benturan kita tadi. . ." Ia kaget karena menyangka lebam tadi di sebabkan oleh nya.
"Tidak tidak, bukan karen itu tuan, aku terjatuh di tangga rumah tadi pagi, ini karena benturan bukan karena anda" alasan Krystal menutupi kejadian yang sebenar nya.
"Seul" panggil Rio pada sang supir yang baru keluar dari restauran.
"Ya tuan" jawab nya patuh.
"Toling belikan saleb untuk luka lebam di apotik" ujar nya sambil menyerahkan beberapa lembar uang pada Seulgi.
"Baik tuan"
"Anda tak perlu melakukan ini tuan" sungkan Krystal, karena menurut nya Rio sudah terlalu baik pada nya.
"Bagaimana kamu bisa merawat Gi Eun jika tangan mu sakit?" Krystal terdiam dengan pertanyaan Rio yang ada benar nya, rasa sakit tentu akan menganggu aktifitas nya, meski ini tak seberapa di banding luka di hati nya.
Seulgi datang membawa obat yang Rio pesan tadi.
"Ayo, obati luka mu di mobil saja" ajak Rio, ia membiarkan Krystal mengoleskan salep nya sendiri, sementara Rio sibuk dengan baby Gi Eun yang berusaha mengorek saku kemeja Rio, mencari benda pipih yang tadi menampilkan film kartun dan lagu anak-anak.
"Gi Eun mencari ponsel ku, hm?" Tanya Rio menggoda.
"Baiklah, kita lihat apa yang bisa Gi Eun tonton" ujar Rio yang kemudian mengeluarkan ponsel nya dari kantong saku kemeja nya, Krystal menatap sang putri yang duduk tenang dipangkuan Rio, sesekali ia menjerit sambil mengangkat keatas kedua tangan nya, saking girang nya, Gi Eun memang tak memiliki hiburan apa-apa, mainan, atau tv pun tidak, karena sesampai di rumah sang ibu tentu sudah lelah, tak sempat mengajak nya bermain.
Singkat cerita, Rio menjadi sangat dekat dengan Gi Eun, ia sampai meluangkan waktu nya untuk bertemu dengan sang bayi setiap makan siang, dan membiarkan nya menonton kartun sampai puas di ponsel nya, padahal Rio biasanya sangat sulit dekat dengan anak-anak, karena dia kaku.
"Besok hari minggu kan, aku jemput kalian disini jam 9 pagi" ujar Rio pada Krystal, kini Gi Eun telah berusia sembilan bulan, sudah mulai bisa mengoceh tak jelas.
"Baik tuan" jawab Krystal.
"Jangan panggil tuan, aku bukan atasan mu" dingin Rio memasuki mobil nya, setelah menyerahkan Gi Eun pada sang ibu.
Dan benar, keesokan hari nya, Rio sudah di restauran The Horvejkul yang tutup saat hari minggu, menunggu Krystal dan putri nya muncul, padahal di tempat lain, Krystal nampak keluar dari apartemen Jongin dengan terburu-buru, sambil menggendong sang putri yang menangis kencang, ia tak memikirkan luka di sudut bibir nya karen ulah Jongin yang melarang Krystal keluar, tapi wanita itu nekat, hingga ia mendapatkan tamparan keras di pipi kiri nya.
"Mereka datang tuan" beritahu Seulgi, Krystal memakai jaket yang belum sempat ia kancingkan, hingga terlihat compang camping, Gi Eun selalu menoleh ke belakang seolah cemas jika Jongin mengejar nya, Rio pun keluar dari mobil dan menatap aneh kearah Krystal, ia bisa membaca raut wajah wanita itu yang seperti tertekan, dan tak fokus.
"Selamat pagi Gi Eun-ie" sapa Rio, sang bayi malah menangis hebat, Rio pun buru-buru mengambil nya dari gendongan Krystal.
"Kenapa menangis, hari ini aku akan mengajak mu jalan-jalan, harus nya Gi Eun senang bukan?" Tanya Rio sambil mengusap air mata Gi Eun yang seolah ia mengadu, jika seseorang telah melukai dia dan mommy nya, tapi Rio tidak paham akan itu.
"Tenang ya, jangan menangis, mau nonton kartun?" Tawar nya pada si kecil yang masih tak mau diam, mungkin Gi Eun trauma melihat sang ibu hampir setiap hari mengalami kekerasan fisik dan mental dari pria yang adalah ayah biologis nya.
"Nona. . ." Rio langsung terdiam saat ia hendak menanyakan apa Gi Eun lapar, sebab ia menangis terus, tapi melihat Krystal mengalami luka lagi di sudut bibir nya, membuat Rio urung bertanya akan hal itu.
Krystal mengerutkan kening nya karena tatapan aneh dari Rio padanya, ia pun mencoba meraba wajah nya sendiri, dan Rio memberi kode dengan menunjuk sudut bibir dia sendiri.
Deg
Krystal terhenyak saat sadar jika sudut bibir nya ternyata berdarah, ia bingung harus beralasan apalagi, karena tak mungkin ia akan bercerita pada orang asing tentang apa yang dialami nya, tapi Rio bukan lah orang bodoh.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Affair With
FanfictionRio, pemuda mapan yang patah hati, karena kematian kekasih nya, di pertemukan dengan seorang wanita mandiri, yang sudah bersuami, dan memiliki seorang putri.