Beberapa tahun kemudian, Gi Eun telah berusia sepuluh tahun, dia memiliki dongsaeng laki-laki berusia dua tahun bernama Im Darrel.
Krystal sibuk mengurus keluarga nya di rumah, sementara Rio sibuk bekerja, Gi Eun akan ke sekolah bersama dengan para bodyguard nya, dan Yuri sekarang diangkat menjadi kepala bagian keuangan.
Gi Eun berada di dalam mobil nya, dengan Stefano yang mengemudikan nya, dan Nicholas yang duduk di depan mengawal nona kecil nya, saat di lampu merah, Gi Eun melihat pria yang dulu ia ingat sering memukuli dan meneriaki mama nya, gadis itu pun ketakutan, ia langsung bersembunyi di belakang kursi kemudi sambil menutupi kedua telinga nya, menangis ketakutan.
"Nona, ada apa?" Tanya Nicholas waspada, tapi Gi Eun tidak menjawab, begitu lampu menyala hijau, Stefano langsung tancap gas, mereka takut dengan tangis Gi Eun yang tak biasa, yaa, dia melihat Jongin yang kini menjadi gelandangan, karena semua properti nya terjual sebab ia kalah gugatan melawan Petromax, perusahaan itu juga sekarang mengalami kebangkrutan, tak ada lagi perusahaan yang mau bekerja sama dengan Petromax.
"Nyonya, nona Gi Eun menangis dan tidak mau keluar dari mobil" lapor Nicholas pada Krystal yang tengah bermain bersama Darrel dan Rio yang baru pulang dari kantor, sang ayah langsung menyerahkan Darrel pada mama nya, mereka pun keluar dengan terburu-buru.
Rio membuka pintu belakang kemudi.
Bruk
"Papa, Gi Eun takut" sang putri mengadu dan langsung memeluk ayah nya sambil menangis, Rio pun menggendong nya, masuk ke dalam rumah.
"Gi Eun takut apa? Ada uncle Stefano dan Uncle Nicholas kan" tanya Rio sambil mengusap-usap punggung nya, Krystal menatap cemas, bagitu juga dengan Darrel.
"Katakan, Gi Eun takut apa?" Rayu Rio
"Gi Eun bertemu dengan pria jahat itu" jawab nya polos.
"Pria jahat?" Ulang Rio.
"Yaa, pria yang dulu sering memukul dan meneriaki mama" balas Gi Eun, Krystal terbelalak, Rio menatap bingung pada sang istri.
"Jongin" beritahu Krystal dengan gerakan bibir nya.
"Dia tidak melukai Gi Eun kan?" Tanya Rio sedikit panik setelah tahu apa yang terjadi dengan Gi Eun, sang putri menggeleng.
"Besok papa yang akan mengantar dan menjemput Gi Eun, jadi jangan takut ne" hibur Rio, sang putri mengangguk lirih.
Dan Rio menambah satu lagi bodyguard untuk menjaga Gi Eun selama ia bersekolah, Alex nama nya, mereka bertiga waspada, saat Gi Eun keluar dari mobil sang ayah, Rio mengecup kening sang putri sebelum melaju ke kantor.
"Jadi dia anak pelacur itu" batin Jongin yang kebetulan berjalan melewati sekolah Gi Eun, tanpa sengaja ia melihat Rio sendiri yang mengantar sang putri ke sekolah, senyum miring pun tercetak jelas di wajah Jongin, yang kini hanya bisa menggantungkan hidup nya dari jaminan pemerintah.
Berhari-hari Jongin mengawasi aktivitas Rio di sekolah Gi Eun, jam ia menjemput dan mengantar nya.
Dan suatu hari
Rio nampak menunggu sang putri di depan pintu gerbang sekolah, tapi sampai seluruh murid keluar, Gi Eun tak kunjung muncul, merasa ada yang tak beres, Rio pun masuk ke gedung sekolah.
"Tadi ada pria yang mengaku sebagai ayah kandung nya, datang untuk menjemput Gi Eun" jawab guru kelas Gi Eun yang baru.
"Sial" batin Rio panik, ia berlari keluar.
"Jongin menculik Gi Eun, kalian menyebar, cari dia sampai dapat" perintah Rio murka, dia marah karena menganggap sekolah lalai dalam menjaga murid nya.
"Seul, kamu ikut aku" perintah Rio.
Krystal sendiri sudah panik di rumah, karena Rio dan putri nya belum juga datang, padahal ini sudah lewat dua jam dari waktu biasanya mereka pulang.
"Diam! Jangan menangis, aku ayah kandung mu, apa aku semenakutkan itu sampai melihat ku saja kamu menangis?!" Hardik Jongin menyeret tangan Gi Eun menyusuri gang sempit diantara gedung-gedung pencakar langit.
"Kamu akan membawa ku kembali pada kejayaan" kekeh Jongin percaya diri.
"Tuan, saya melihat mereka di gedung Twin building" lapor Nicholas.
"Alex, hadang dia di gedung Assy" interuksi Rio lewat ponsel.
"Hubungi polisi Seul" perintah Rio pada sang asisten juga supir nya itu.
"Rose, tolong temani Krystal di rumah" Rio menghubungi kembaran nya itu.
"Ada apa?" Tanya Rose penasaran.
"Jongin menculik Gi Eun" jawab Rio, Rose pun panik, ia menghubungi Jisoo sang suami, mereka sudah menikah, tapi belum di karunia momongan.
Keluarga Im pun menuju ke rumah Rio, dan polisi sudah berada di sana, beserta para wartawan.
"Krys" sapa Seo mommy langsung memeluk sang menantu, yang mengetahui kabar penculikan justru bukan dari sang suami, Jessica dan Yuri serta Sinb yang kini beranjak dewasa pun juga datang untuk memberi dukungan pada Krystal, Darrel sendiri kini berada di gendongan grandpa Yoong.
"Polisi pasti akan menemukan Gi Eun, percayalah" hibur Jessica, tangis Krystal tak kunjung mereda.
"Ini yang aku takutkan dulu, tapi bagaimana pun, kami sudah terlanjur menyayangi Gi Eun" batin Seo mommy.
"Rio pasti tak akan membiarkan Jongin lolos, yakin lah unnie" tutur Rose, Krystal rasa nya sudah hampir pingsan, memikirkan putri dan suami nya yang belum ada kabar sampai sekarang.
Rio dan Seulgi menunggu Jongin di gedung gang seberang gedung Twin Bulding, sedangkan Alex menghadang di gang gedung Assy, sementara Nicholas dan Stefano mengejar Jongin dari belakang.
Suara sirine polisi terdengar memecah keramaian di jalanan pusat kota Seoul, Jongin yang tahu jika ia kini menjadi buruan pun mulai panik, dan terus berlari menyeret tangan mungil Gi Eun yang masih menangis ketakutan.
"Papa" batin Gi Eun memanggil sang ayah, yaitu Rio, berharap dia akan datang untuk menyelamatkan nya.
#TBC
Satu chap lagi tamat
KAMU SEDANG MEMBACA
Affair With
Fiksi PenggemarRio, pemuda mapan yang patah hati, karena kematian kekasih nya, di pertemukan dengan seorang wanita mandiri, yang sudah bersuami, dan memiliki seorang putri.