Rio membawa Sohee ke dalam ruangan nya, karena akhir nya wanita itu menerima tawaran Rio, dan mereka kini telah membicarakan apa yang Sohee dengar tentang pembicaraan Jongin dengan seseorang di telpon.
"Dia menghubungi nelayan setempat, dan mengajak mereka yang menjadi pengangguran untuk bekerja sama, di musim ini, hasil tangkapan ikan tak menentu, jadi mereka menerima tawaran Jongin, untuk menghadang kapal minyak Petromax di tengah laut, dan melubangi lambung kapal nya dari luar, dengan alat yang sudah di siapkan oleh pihak Jongin" jelas Sohee, Rio mendengar nya dengan serius.
"Dalam surat perjanjian kerja di perusahaan Petromax, jika memang terjadi kasus seperti ini, ganti rugi dari perusahaan asuransi memang akan dibagi dua, jadi Jongin akan mendapatkan banyak uang, tapi perusahaan masih menahan nya"
"Dan satu lagi, Jongin pernah bercerita jika sebenarnya harga minyak yang ia tawarkan pada perusahaan anda, itu bukan harga resmi dari Petromax"
"Aku benci saat tebakan ku ternyata benar" batin Rio mengerang emosi.
"Kamu mengatakan itu, tapi tidak ada bukti nya, bagaimana aku bisa menuntut nya jika begini?" Tanya Rio.
"Ini" Sohee meletakan sebuah USB diatas meja kerja Rio
"Itu berisi rekaman percakapan Jongin dengan nelayan itu" ujar Sohee.
"Jika kamu bisa memberiku bukti fisik, apa pun itu, aku akan memberi mu tambahan lima puluh juta ₩on" Sohee terbelalak, karena arti nya, ia akan menerima tujuh puluh lima juta ₩on jika memberi bukti tambahan untuk Rio.
"Baik, akan saya bawakan ke hadapan anda langsung nanti, beri saya waktu tiga hari" sesumbar Sohee.
Dua hari sudah Krystal pergi dari apartement Jongin, dan pria itu mulai kehilangan sosok wanita yang selalu menyiapkan makan untuk nya.
Tink tonk
Jongin menatap penuh tanya pada pintu apartemen nya karena ada yang menekan bell nya, ia lalu berdiri dan membuka nya.
Ceklek
"Sohee" kaget Jongin, wanita itu tersenyum manis.
Senyum yang selalu bisa melemahkan Jongin."Masuk lah" kata Jongin, ia yang tadi nya gelisah memikirkan Krystal pun kini kembali bersemangat dengan kehadiran Sohee di apartemen nya, wanita itu pun masuk sambil menenteng minuman beralkohol di tangan kanan nya.
"Aku rindu pada mu oppa, ayo kita berpesta malam ini" Sohee mengangkat botol minuman nya, Jongin tersenyum lebar, antusias, dia pun segera berlari menuju dapur untuk mengambil gelas.
Jongin tertidur diatas sofa depan tv dengan tubuh telanjang bulat, karena mabuk, ia juga bercinta dengan Sohee tadi, tapi wanita itu tidak ikut minum, karena rencana nya memang ingin mencari bukti untuk Rio di rumah Jongin, setelah memakai kembali baju nya, Sohee pun mengendap-endap ke kamar Jongin, mengobrak-abrik tas kerja pria itu untuk mencari apa yang ia butuhkan.
Tepat di hari ketiga, Sohee sudah duduk tenang di lobby kantor Rio, dan tak perlu berdebat lagi, karena Rio sudah memberi pengertian pada security kantor nya.
"Tuan Rio sudah datang, anda di minta untuk ke ruangan nya" beritahu seorang gadis pada Sohee yang kemudian berjalan menuju lift ke ruangan Rio.
"Sesuai janji saya" ujar Sohee percaya diri pada Rio yang sudah menunggu nya, ia meletakan map, diatas meja Rio, pria itu pun meraih nya, membuka dan membaca tiap lembar nya dengan serius.
"Tinggalkan nomor rekening mu di meja sekertaris ku" ujar Rio dingin, dalam hati ia merasa puas dengan apa yang di dapatkan oleh Sohee.
Keluar dari perusahaan Rio, Sohee pun buru-buru mengechek rekening nya lewat ponsel, ia terbelalak tak percaya, karena Rio mentransfer sebanyak tujuhpuluh lima juta ₩on, dan ini tak ia sia-siakan.
Malam nya, Rio pulang ke rumah Krystal, dan wanita itu duduk manis menunggu nya di depan tv, senyum merekah di bibir nya menatap Rio yang baru datang.
"Kemana Gi Eun?" Tanya Rio menghampiri Krystal
"Dia sudah tidur" jawab Krystal mendongak menatap Rio yang kian mendekat.
"Oppa sudah makan?" Tanya nya, Rio menggeleng.
"Aku ingin memakan mu lebih dulu" jawab nya menggoda, Krystal menggigit bibir bawah nya, dan Rio mulai membuka jas serta kemeja nya, mereka pun bercinta diatas sofa malam itu.
Puas bercinta, Krystal merebahkan kepalanya di dada Rio, tangan pemuda itu mengusap-usap punggung telanjang sang wanita.
"Oppa"
"Yaa?"
"Jika aku ingin bercerai dengan Jongin, siapa yang harus aku hubungi?" Tanya Krystal, Rio terkejut dengan pertanyaan itu.
"Krys. . ." Ia tak percaya dengan ucapan Krystal.
"Aku mencintai mu oppa, dan aku ingin hidup tenang bersama oppa sampai tua nanti" potong Krystal mendongak menatap Rio.
"Besok aku antar menemui pengacara Lee yang akan membantu mu" jawab Rio diakhiri kecupan di kening Krystal.
Dan di apartemen
Jongin kembali gelisah, Sohee tiba-tiba menghilang setelah kedatangan nya beberapa hari yang lalu, dia merasa telah di campakan oleh dua wanita sekaligus, pertama Krystal, dan kedua Sohee, tapi yang pertama lah yang paling membuat Jongin kacau, tak ada lagi yang menyiapkan makanan untuk nya, tak ada lagi yang mencuci dan mengurus pakaian nya, semua harus ia kerjakan sendiri sekarang.
Keesokan hari nya, Rio mendatangi kantor Lee and Partners, pengacara kondang di Korea Selatan, dan menitipkan Gi Eun pada Seulgi yang menunggu nya di parkiran mobil.
"Publik akan heboh dengan berita ini Rio-yaa" kekeh pengacara Lee.
"Tidak uncle, publik tidak akan tahu, karena aku tidak akan hadir disana" jawab Rio.
"Baiklah, akan ku usahakan semampu ku, dan nona, anda menginginkan apa dari suami anda?" Tanya pengacara Lee pada Krystal yang nampak gelisah.
"Saya ingin hak asuh atas Gi Eun, itu saja tuan pengacara" jawab Krystal.
"Gono gini? Santunan setiap bulan untuk putri anda?" Tanya pengacara Lee.
"Tidak" Krystal menggeleng.
"Anda terlalu baik" gumam pengacara Lee.
"Thats why I love her, uncle" kata Rio sambil menggenggam tangan Krystal dan menatap nya penuh cinta.
"Ya ya ya" kesal pengaca Lee, Krystal tersenyum salah tingkah.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Affair With
FanfictionRio, pemuda mapan yang patah hati, karena kematian kekasih nya, di pertemukan dengan seorang wanita mandiri, yang sudah bersuami, dan memiliki seorang putri.