Jisoo menemui Rio, di kantor Dry Stone, membahas masalah pengiriman oli yang gagal karena terjadi nya kebocoran tabung di lambung kapal.
"Aku sudah meminta pihak yang menginvestigasi masalah ini untuk membawa kapal nya ke pelabuhan sektor B milik mu" beritahu Jisoo pada Rio.
"Baiklah, aku setuju, minggu depan semoga penyelidikan bisa segera di mulai" balas Rio, Jisoo terlihat stress dengan masalah ini.
"Tenang hyung, jika memang ada sabotase, semoga kita bisa segera menemukan orang nya" hibur Rio.
"Aku butuh bantuan mu Rio-yaa" melas Jisoo putus asa.
"Pasti hyung, aku tak akan membiarkan mu melalui ini sendirian"
Seminggu kemudian, Rio meminta Seulgi ke restauran sendirian, untuk makan siang, dan menemui Gi Eun, yang akan menggunakan mobil nya untuk tidur siang karena cuaca panas, ia sendiri ke tempat penggalangan kapal bersama Jisoo, menemani tim investigasi yang akan memeriksa merusakan yang terjadi di kapal.
Rio terlihat sangat lelah dan penat, pengiriman oli ke pelabuhan jadi terlambat, tapi Seulgi mengirimi nya foto Gi Eun yang tengah tertidur pulas di mobil nya, itu mampu menerbitkan seulas senyum di bibir, dan mampu memberi nya sedikit hiburan.
Kriiinngg. . .
Ponsel Rio berdering, dan mommy lah yang menghubungi nya.
"Hallo momm"
"Hallo boy, mommy mau minta tolong"
"Ya momm?"
"Tolong sebelum pulang, ambilkan tas pesanan mommy ne?"
"Yess momm"
"Gumawo boy"
Rio mengakhiri obrolan nya dengan sang ibu lewat sambungan telpon, ia lalu menyetop taxi dan minta di antar ke sebuah toko tas kenamaan di tengah kota Seoul, milik kenalan keluarga Im.
Rio pun memasuki toko, dan tanpa sengaja, ia melihat ada Jongin di sana, bersama seorang wanita bernama Sohee, wanita panggilan kelas atas yang hanya bermain dengan kalangan pebisnis, wanita yang sangat memabukan, pandai membuat pria tergila-gila pada nya, tapi setelah mendapat apa yang ia mau, ia akan mencampakan nya begitu saja.
"Jadi yang mana?" Tanya Jongin.
"Yang pertama tadi" jawab Sohee sedikit merengek.
"Tapi yang tadi terlalu mahal sayang" tolak Jongin.
"Jadi kamu tak mau membelikan nya untuk ku, kamu bilang minggu depan dana proyek rahasia mu cair" desak Sohee, ia merajuk.
"Sudah lah, aku meminta pada yang lain saja, jika kamu tak mampu" ancam nya, ia hendak pergi tapi Jongin menahan tangan nya.
"Tunggu. . ."
"Baiklah, kita beli yang tadi" lanjut Jongin menyerah, Sohee tersenyum puas, Rio pura-pura tak melihat Jongin karena tak ingin mencampuri urusan pria itu, padahal, Sohee terlihat kerap mencuri pandang pada Rio tanpa sepengetahuan Jongin.
Setelah mengambil tas pesanan sang ibu, Rio pun pergi dari toko, dan melanjutkan perjalanan menuju ke restauran tempat Krystal bekerja, Sohee mendekati seorang pelayan di toko tadi, sementara Jongin tengah melakukan pembayaran di kasir.
"Hi, aku ingin bertanya" sapa Sohee pada pelayan yang sempat berinteraksi dengan Rio tadi.
"Ya nona?" Jawab nya ramah.
"Pria tadi, Limario, apa apa kamu bisa membantuku untuk mendapatkan nomor ponsel nya? Ku perhatikan seperti nya dia adalah salah satu pelanggan tetap di sini?" Tanya Sohee.
"Yaa, dia memang pelanggan disini nona, karena kebetulan keluarga nya berteman akrab dengan sajangnim Choi, tapi maaf, kami tidak bisa memberi yang nona mau, karena itu menjadi privasi kami untuk tidak sembarangan menyebar nomor kontak pelanggan di toko kami" tolak sang pelayan halus.
"Ck" Sohee berdecak kesal.
"Sayang, ayo" ajak Jongin setelah menyelesaikan transaksi nya, Sohee tersenyum palsu menoleh pada pria yang memanggil nya tadi, mereka pun keluar, dan Sohee melirik punggung Jongin yang menggandeng tangan nya.
"Jika nanti aku berhasil menangkap seekor ikan besar, jangan tangisi aku saat meninggalkan mu, yang terlalu pelit pada ku" batin Sohee tersenyum sinis.
Rio pun sampai di restauran, ia berjalan mendekati mobil nya, dan menemukan Gi Eun masih tertidur disana, ia pun mencari keberadaan sang ibu nya.
"Seul" sapa Rio pada supir nya yang tengah minum di dekat ia memarkirkan mobil.
"Tuan" Seulgi buru-buru berdiri, menerima tas belanjaan dari Rio, untuk ia taruh di kursi penumpang depan.
"Kemana Krystal noona?" Tanya Rio.
"Dia sedang makan siang tuan" jawab Seulgi, Rio pun lantas melirik jam tangan mewah nya, yang menunjukan angka tiga.
"Jam segini? Makan siang? Yang benar saja" batin nya tak percaya.
"Tadi dia tak sempat makan tuan, saking banyak nya pesanan" jelas Seulgi, Rio pun hendak menghampiri wanita itu, dan ia berpapasan dengan Joseph yang hendak mengantar pesanan.
"Tuan" sapa nya membungkuk hormat, dan Rio hanya mengangguk membalas sapaan nya, pemuda itu terus menatap Rio sampai ia hilang dibalik dinding pembatas.
Deg
Rio terdiam melihat Krystal tengah makan, baju lengan pendek yang ia pakai tak mampu menutupi lengan nya yang memerah seperti bekas cengkeraman yang kuat.
"Wanita ini" batin Rio
"Oppa" Krystal menyadari kehadiran Rio, ia lalu berdiri sungkan.
"Lanjutkan saja makan mu, aku hanya ingin mengunjungi Gi Eun" potong Rio, ia lalu berbalik meninggalkan Krystal agar melanjutkan makan siang nya, dan di luar, ternyata sang bayi sudah terbangun.
"Hi, Gi Eun-ie" sapa Rio mengulurkan kedua tangan nya pada sang bayi yang berada di gendongan Seulgi.
"Sudah bangun ne?" Tanya Rio, yang di tanya malah menguap, sambil menggaruk-garuk kepala belakang nya.
"Tunggu ne, mommy mu sedang makan, Gi Eun haus kan" tutur Rio lagi.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Affair With
FanficRio, pemuda mapan yang patah hati, karena kematian kekasih nya, di pertemukan dengan seorang wanita mandiri, yang sudah bersuami, dan memiliki seorang putri.