3. Pemakaman

1.9K 240 10
                                    

Jessica mengikuti Krystal di dapur, ia tengah menyiapkan makan siang, karena Jessica akhir nya tidak masuk kerja, dan Krystal tidak ke kampus, gadis itu terjengkit kaget saat tengah menghidangkan masakan nya diatas meja makan.

"Soojung-ahh" Jessica langsung menghambur memeluk dongsaeng satu-satu nya itu.

"Maafkan unnie ne" ucap nya kembali meneteskan air mata nya.

"Kami berjanji akan selalu mendukung mu, jangan merasa sendiri ne, ada unnie, oppa dan Sinb bersama mu" tutur Jessica merasa bersalah karena reaksi nya yang berlebihan setelah mendengar pengakuan Krystal pagi tadi.

"Maafkan aku juga unnie" balas Krystal merasa sedikit lega.

"Percayalah, kita pasti bisa melalui masalah ini, oppa sedang mencari jalan keluar untuk kita" hibur Jessica.

"Ne unnie, gumawo" balas nya.

Di kantor Dry Stone, Rio nampak keluar dari lobby hendak menuju ke pelabuhan sektor C yang akan di kunjungi oleh pemilik perusahaan kapal pesiar, yang akan melakukan kerja sama untuk melakukan perawatan kapal mereka yang hendak berlayar.

Yaa, galangan kapal milik Rio memang bergerak di bidang perbaikan atau perawatan berkala untuk kapal jenis apa pun yang terbagi dalam beberapa sektor yang berbeda, sesuai jenis kapal yang mereka kerjakan.

Rio menyambut tuan Bae yang datang bersama sang putri.

"Selamat siang tuan Bae" sapa Rio menjabat tangan tamu.

"Tuan Rio, selamat siang, oh ya, kenalkan putri ku Bae Irene" balas tuan Bae, Rio pun mengulurkan tangan kanan nya pada sang gadis.

"Rio"

"Irene" sang gadis nampak tersipu, tapi Rio acuh.

"Mari tuan, saya perlihatkan bagaimana anak buah kami bekerja demi kepuasan klien kami" Rio kemudian berkeliling menjelaskan seluruh bagian yang akan bekerja memperbaiki dan merawat kapal pesiar Bae nanti, Irene tak mendengar pasti apa yang Rio katakan pada sang ayah, karena ia sibuk mencuri pandang pada pemuda itu dari belakang sang ayah.

"Menarik, tampan, mapan, cakap dalam bekerja" batin Irene kagum.

"Ya ya ya, aku tak salah pilih lagi" gumam tuan Bae puas, ia percaya dengan presentasi secara langsung yang Rio lakukan untuk nya.

"Saya setuju untuk melakukan kerja sama dengan perusahaan Dry Stone" ucap nya.

"Terima kasih tuan, secepat nya, kami akan mengirim surat kerjasama kita nanti" Rio menjabat tangan tuan Bae, setelah mengantar kepergian tuan Bae dan sang putri, Rio pun hendak kembali ke mobil nya, tapi ia menghentikan langkah nya.

"Joy"

"Ne tuan" Joy langsung mendekati sang boss.

"Hubungi Yuri hyung, untuk segera menyusun surat kerjasama dengan perusahaan Bae" interuksi Rio.

"Seul, antar Joy ke kantor, aku mau bertemu Jennie" lanjut Rio, Seulgi tak bisa menolak, jika Rio ingin mengunjungi makam Jennie, arti nya dia memang tengah merindukan sang tunangan.

Dengan menaiki taksi, Rio akhirnya tiba di tempat peristirahatan terakhir almarhum Jennie, ia turun lalu berjalan memasuki gerbang, tak sengaja ia berpapasan dengan dua orang wanita yang seperti nya tadi juga mengunjungi makam, tak lain dan tak bukan adalah Jessica dan Krystal, yang mengunjungi mendiang ayah dan ibu kandung mereka, karena tidak saling mengenal, mereka pun tak saling menyapa.

"Jennie-ahh, apa kabar mu disana?" Gumam Rio

"Apa kamu tidak merindukan ku? Sesekali, berkunjung lah ke dalam mimpi ku Jenn, aku kangen" lanjut nya sambil meletakan bunga mawar merah diatas pusara sang tunangan, hampir dua jam lama nya Rio terus berbicara di makan Jennie, sebelum akhir nya dering ponsel mampu mengalihkan perhatian nya.

"Hallo"

"Rio, kamu dimana? Aku mencari mu ke kantor"

"Aku sedang di luar"

"Sudah makan siang?"

"Belum"

"Temui aku di restaurant Itali"

"Baiklah"

Rupanya sang kembaran menelpon, Rose mengkhawatirkan Rio, setelah lulus kuliah, Rose bekerja di perusahaan sang ayah, saat makan siang ia memang lebih memilih untuk menemani Rio, biasanya itu menjadi tugas Jennie, tapi semenjak kepergian nya, Rose lah yang mengambil alih tugas itu.

Rio tiba di restauran Italia, ia pun masuk, dan mendapati Rose sudah duduk menunggu nya, Rio pun menghampiri sang saudara.

"Aku sudah memesankan makanan untuk mu" kata Rose, Rio pun duduk di hadapan nya.

"Dari mana?" Tanya Rose khawatir.

"Bertemu Jennie, sudah lima hari aku tak mengunjungi nya" jawab Rio.

"Tapi jangan sampai kamu melupakan makan siang mu, Jennie unnie pasti akan marah kalau kamu selalu terlambat makan begini" tegur Rose, Rio hanya menghela nafas.

Malam nya, Yuri menghadang Jongin di apartemen nya, dan yang di tunggu pun terlihat gugup mendapati oppa nya Krystal itu menatap nya nyalang.

"H-hyung" sapa nya ketakutan

Bugh

"Aawww. . . " Jongin mengerang kesakitan sambil memegangi rahang nya yang mendapat pukulan telak dari Yuri, ia sampai terhuyung.

Sret

Yuri menarik kerah baju Jongin dengan kasar.

"Jika kamu tak bertanggung jawab atas perbuatan mu pada Soojung, aku pastikan besok adalah terakhir kali nya kamu bisa menghirup udara segar, karena setelah itu, orang hanya bisa mengenang nama mu tanpa bisa melihat raga mu" ancam Yuri.

"B-baik hyung, atur saja bagaimana baik nya hyung, aku pasrah" jawab Jongin ketakutan.

Bruk

Yuri mendorong tubuh Jongin dengan wajah marah nya.

"Aku tak main-main dengan ucapanku, jika kamu ingkar, ke lubang semut sekalipun, aku tetap akan memburu mu" Jongin mengangguk dengan ancaman Yuri, karena ia tak berani melawan, sebab bisa dipastikan akan kalah.

#TBC

Affair WithTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang