[ Bab 22 ] Sisi lainnya?

84 5 0
                                    


" Sebenarnya perasaan ku ini untuk
siapa? "-

▪️💠▪️


Rasya menatap kearah vera yang sedang bercengkrama dengan seorang tukang sapu sekolah, ia mendekat, ingin tau apa yang dibicarakan oleh keduanya.

" Lain kali ibu jangan lupa sarapan ya "- tutur vera.

" Iya sekali lagi makasih ya nak "- ucp tukang sapu tersebut.

" iya bu, saya permisi dulu ya "- pamit vera berbalik, memilih kembali ke kelas.

" Lavera "- panggil rasya, vera menoleh pada rasya dengan tatapan kaget.

" Kamu "-

" Habis ngapain? "-

" Kepo ya "- kekeh vera. Rasya menatap vera dengan tatapan dingin, tentu itu membuat gadis tersebut malah tersenyum.

" Tadi ibu itu sakit perut, terus aku samperin,  katanya dia belum sarapan tadi,  mangkannya aku kasih roti buat ganjel perutnya "- jelas vera.

" Terus lo? "-

" Aku? Kenapa"-

" Kalo rotinya lo kasih ke tukang sapu itu terus lo makan apa? "-

" Nanti juga bisa beli lagi "-

" Hmm "-

" Udah ayo ke kelas "- ajak vera, mengamit tangan rasya menuju ke arah kelas keduanya. 

Vera terdiam, kenapa akhir - akhir ini ia sama sekali tak melihat keberadaan winda,  biasanya gadis itu akan berkeliaran di sekitar rasya.

" Kamu udah sarapan ga? "- tnya vera.

" Belum "-

" Kok belum sih,  kenapa? "- ucp vera hampir memekik.

" Gue gak biasa sarapan "- jawab rasya tanpa beban.

" Ish mulai sekarang harus dibiasain ya "- ungkap vera malah berbalik menuju kearah kantin. 

" Mau kemana "- pikir rasya.

" Kekantin "-

" Ngapain? "-

" kamu harus sarapan "-

" gaperlu "- elaknya cepat.

Vera menggeleng kuat,  tetap berusaha menarik rasya menuju kearah kantin dengan segera, ia tak mau jika lelaki itu harus kelaparan nantinya.

Keduanya sampai di kantin, mereka bahkan duduk dibagian paling ujung, vera langsung berjalan menuju ke salah satu stan untuk membeli makanan.

Beberapa menit ia kembali dengan membawa semangkuk bubur, berjalan menuju ke bangku paling ujung,  betapa terkejutnya ia saat melihat alzi sudah ada disana.

Rasya sudah beranjak akan pergi, namun sebelum itu vera menahannya.

" Mau kemana? "- tnya vera seraya mencekal pergelangan tangan rasya.

" Winda lagi sakit "- jawab rasya cepat, ia menepis tangan vera dan langsung berjalan pergi dari kantin tanpa memperdulikan gadis itu yang masih kebingungan dengan jawaban rasya.

" Ck, Sadar kalo posisi lo itu masih jauh dibawah winda "- tukas alzi. Vera terdiam, menoleh kearah alzi dengan tatapan datar.

Gadis itu berbalik,  berniat pergi namun alzi sudah lebih dulu mencekal pergelangan tangannya kuat.

Z A L E R A Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang