[ Bab 38 ] Masih peduli?.

93 5 2
                                    

" Aku harap perasaan mu padaku memang sedang tumbuh "-.

▪️💠▪️

Vera menatap kearah pintu rumah sakit tersebut, membukanya perlahan, melihat dengan jelas jika ada seorang lelaki yang terbaring disana, ditemani seorang wanita paruh baya yang sangat ia kenal.

" Tante "- sapa vera, wanita tersebut menoleh, tersenyum ramah pada vera yang datang kemari sesuai dengan harapan nya.

" Akhirnya kamu datang "- wanita itu tersenyum senang.

" Gimana keadaan andra? "- tnya vera.

" Dia masih lagi istirahat nak "- jawab Dara, mama andra.

Ia datang kesini karna dara lah yang memintanya, ia mengatakan jika andra tengah merindukannya, hingga membuat dara langsung menghubungi vera, tentu mau tak mau ia datang.

" Kamu jagain andra bentar ya nak, tante mau beliin makan dulu "- ujar dara.

" Eh gausa Tan, biar aku aja yang beliin makan "- tawar vera.

" Jangan, kamu disini aja, tunggu andra bangun, dia butuh kamu, tante yakin dia bakal seneng banget kalo lihat kamu ada disini "- kata dara serius.

" Hm, yaudah Tan oke "-

" Tadi juga tante udah ijinin ke papa kamu, jadi semua aman "- tutur dara, reflek membuat vera tersenyum dan mengangguk mengerti.

" Titip andra bentar ya "- dara menepuk pundak vera pelan lalu bergegas keluar dari sini.

Sedangkan vera masih terdiam, ia merasa begitu iba akan kondisi andra yang sedang dalam keadaan yang tidak baik.
Gadis itu memilih duduk di kursi yang ada disamping brankar.

" Andra, maafin gue ya "- gumam vera begitu lirih.

" Walaupun lo udah ngecewain gue, tapi gue gak pernah bisa benci sama lo, karna lo juga orang yang berarti dalam hidup gue "- vera mengusap Puncak kepala andra pelan.

" Enghh "- lelaki itu melenguh, membuka matanya perlahan kala menangkap wajah vera yang terlebih dulu menyapa nya.

" Vera "- gumam andra.

" Syukurlah lo udah siuman "- vera tersenyum manis.

" Kok bisa ada disini? "- tnya andra yang langsung mendapat kesadaran nya.

" Gue mau jengukin lo "- ujar vera.

" Gue seneng karna lo ada disini, kenapa gue ngerasa langsung sehat saat ngelihat lo disini "- goda andra.

" Huh, Sa ae lo "- ejek vera.

" Kalo kayak gini gue mau deh sakit terus biar di jengukin sama lo "- Andra tersenyum miris.

" Jaga omongan lo, jangan ngomong gitu "- geram vera.

" emang gue rela walaupun harus kayak gini juga "- sahut andra.

" Udah, mending gausa ngomong yang aneh - aneh dulu, Emm lo mau buah gak? "- tawar vera.

" Boleh, asalkan lo yang nyuapin "- jawab andra.

" okey "- vera mulai mengupaskan salah satu buah untuk andra, bahkan disaat seperti ini pun lelaki itu masih saja sibuk memperhatikan vera.

" Lo makin cantik ya "- celetuk andra, reflek membuat vera menatap andra tajam.

" Dari dulu, ya lo nya aja yang kurang bersyukur "- vera tersenyum miris.

" Iya, gue nyesel, gue emang bodoh karna gak pernah sadar dengan apa yang udah gue punya "- sesal andra.

Z A L E R A Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang