[ Bab 54 ] Antara Alzi dan Rasya.

119 4 1
                                    

" Vera cuma minta itu aja pa, ma, setelah ini vera gak bakal minta apa - apa lagi kok, cuma itu "- ucpnya memohon.

" Hikss, vera cuma mau lihat semua orang yang vera sayang bahagia, vera juga mau bahagia "-

▪️💠▪️

" Ma-Aff in verr-aaahh, kalau selama ini vera gak bisa jadi anak yang terbaik bagi papa dan mama "- kata vera dengan nafas yang tersenggal, suara gadis itu pun hampir tak terdengar jelas.

" Hikss, janji sama vera kalau kalian bakal bahagia, biar vera juga ikut bahagia "- vera tersenyum sumringah, berharap jika apa yang diinginkan akan terpenuhi.

Vera seperti mengucapkan suatu kata, namun suaranya sama sekali tak terdengar, tentu itu membuat yang lainnya mulai khawatir.

" Kak vera, kakak ngomong apasih, kenapa suaranya gak kedengeran "- rengek reva dengan tangisan yang mulai pecah.

Lagi - lagi gadis itu tersenyum samar, menatap semua orang yang ada disini dengan mata sayu nya, hingga dalam hitungan ketiga, mata gadis itu benar - benar terpejam.

" VERAAA!!"- pekik alzi, segera mendekat kearah vera, menangkup kedua pipi gadis itu sayang.

" Veraa, gue gak bolehin lo kembali tidur,  veraaa!!"- pekik alzi kalang kabut, tolong jangan berikan kabar buruk lagi sekarang, ia hanya ingin melihat gadis nya bahagia, bukan lemah seperti ini.

" DOKTERRRRR!!!"- teriak alzi kalang kabut, lelaki itu benar - benar sangat panik, tentu ia tak ingin melihat gadis nya seperti ini lagi.

Tidak hanya alzi, semua yang ada disana pun ikut khawatir, mendoakan kesembuhan vera.

Tittttttttttttt.

Hingga suara alat rumah sakit yang menampakkan garis lurus, tanda jika nyawa gadis itu benar - benar sudah melayang.

" ENGGAKKK, GAK MUNGKINNN!!"- teriak alzi frustasi, ia memeluk erat tubuh lemah vera yang sudah dingin, pucat hingga membuat tangisan yang lainnya pun pecah seketika.

" gue gak mau kehilangan lo ra "- gumam alzi, lelaki itu menangis sekarang, merasa sangat takut jika terjadi sesuatu pada gadis nya.

Dokter datang, segera memeriksa keadaan vera, dan semua sudah terlambat, sang dokter hanya bisa menggeleng lemah, merasa jika pasien sudah tak bisa diselamatkan lagi.

" Maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin "- ucp dokter tersebut, berniat menutup wajah vera dengan kain, namun alzi sudah lebih dulu menahan sang dokter.

Dokter tersebut memilih pergi, memberikan jarak antar keluarga agar bisa menghabiskan waktu dengan pasien yang sudah meninggal tersebut.

Disisi lain rena memundurkan langkahnya, hampir saja tubuh wanita tersebut ambruk, namun senio sudah lebih dulu menahannya, dan langsung mengangkat tubuh mantan istrinya menuju ke ruang rawat lainnya.

Reva terdiam kaku, ia merasa jika semua nya terasa mengecewakan, gadis itu kembali menangis, meraung - raung, tidak ingin menerima kenyataan pahit ini.

" ENGGAK RAA, LO GAK BOLEHH MATII, GUE GAK TERIMAAA, BANGUNN VERAAAA!!"- murka alzi, mengguncang tubuh vera pelan, berharap akan ada keajaiban, namun semuanya percuma.

" Kak veraa gak boleh mati, enggakk, jangann, tolonggg, lebihh baikk tuhan ambil nyawa aku, tapi tolong jangan ambil nyawa kak veraaa "- tangisan reva semakin pecah, ia hancur sekarang, siapa yang akan mengembalikan moodnya nanti jika ia sedang sedih? Siapa juga yang akan membantunya dalam menghadapi semua masalah hidup ini? Siapa.

Disisi lain rasya hanya diam, wajahnya tetap datar, ia juga sama kehilangannya dengan yang lain, namun ekspresinya tetap bertahan, jika ia ikut sedih lalu siapa yang akan menguatkan lainnya, tentu vera akan ikut sedih jika melihat orang terdekatnya sedih.

Z A L E R A Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang