[ Bab 31 ] Masih mengharap?

79 7 2
                                    

" Aku tau luka yang kau beri cukup dalam, namun tetap saja aku tak akan pernah bisa membencimu "-.

▪️💠▪️

Vera tersenyum sumringah, berjalan memasuki rumah dengan ekspresi bahagia, entah kenapa hari ini semua terasa sangat menggembirakan baginya, rasya pelan - pelan mulai memperhatikan nya, dan tentu itu membuat vera merasa senang. 

" Andra lo ngapain "- kaget vera saat melihat lelaki tersebut sudah berdiri tepat didepan pintu rumahnya.

" Gue kangen sama lo "- gumam andra.

" Bukannya kita tadi ketemu ya disekolah lo "- kata vera enteng.

" Gue gak suka saat lihat lo deket sama cowok lain "- gumam andra.

" Ndra plisss, berhenti, gue udah ada pacar, dan lo pun sama, jadi gue mohon sama lo jangan ganggu gue "- pinta vera.

" Gue udah usaha, tapi tetep gak bisa "- geram andra.

" Itu bukan urusan gue, mending lo pulang "- usir vera, lebih memilih berjalan memasuki rumah, namun sebelum itu andra sudah terlebih dulu mencekal pergelangan tangan vera.

Gadis itu menghela nafas panjang, berbalik menatap andra.

" Uhukk, Uhukkk "- andra terbatuk hingga membuat vera sedikit kasihan akan kondisi andra yang terlihat sedang tak baik. 

" Pasti lo banyak ngerokok lagi "- gemas vera.

" Hm, Hidup gue jadi berantakan saat lo pergi "- kata andra tersenyum miris.

" Kenapa lo ngomong gitu "- geram vera.

" Pada kenyataannya emang kayak gini "- andra menatap kedua mata vera dalam - dalam, ia sangat merindukan gadis nya yang dulu, sekarang saat kehilangan, ia baru sadar jika vera sangatlah berharga dihidup nya. 

" Udahlah, lagipula semua udah berakhir, gue udah punya jalan gue sendiri "- ucp vera.

" Ayo masuk, gue kasih obat buat lo "- kata vera berjalan masuk ke dalam rumah diikuti andra dibelakang nya.

Vera juga masih memiliki rasa kasihan pada lelaki itu, lagipula dia juga lelaki yang pernah ada dalam hidupnya, jadi tak mungkin jika ia sejahat itu.

🦋🦋🦋

Alzi menggeram emosi, menatap foto gadis dihadapannya dengan tatapan dingin, poster foto gadis itu terpasang jelas dibalik pintu kamarnya, senyuman nya tampak sangat menawan, tentu itu berhasil memikat hati para lelaki yang menatapnya. 

" Lo selalu bikin gue, arghh sial "- geram alzi, tak mampu lagi membayangkannya. 

" Kenapa harus lo "-

Lelaki itu memilih mendudukkan dirinya diatas nakas, meregangkan otot-otot nya, pertandingan basket tadi tentu membuat ia merasa sangat kesal karna tak berhasil membawa kemenangan untuk sma nya.

Ia juga ingat dengan jelas saat gadis itu terluka akibat terlalu berambisi untuk menang, tapi pada kenyataannya sifat gadis itu memang selalu seperti itu. 

" Siapin mental lo, gue bakal bikin lo sengsara "- ujar alzi kembali melirik poster gadis itu sesaat.

" Cewek kayak lo harus dikasih pelajaran biar gak macem - macem sama gue "- geram alzi.

🦋🦋🦋

Vera berjalan mendekat kearah mading sekolah, berharap jika kali ini ia lah yang akan berada diperingkat satu, sudah cukup mama dan adik nya sengsara.

Z A L E R A Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang