[ Bab 16 ] Rintik Hujan.

87 5 0
                                    

" Hujan tau kapan akan berhenti, tapi aku? Entah kapan harus berhenti mencintai
mu "-.

▪️💠▪️

Hujan disore hari mampu membuat sebagian siswa - siswi sma satya harus menunggu di sekolah sampai hujan nya reda, beberapa orang ada yang menunggu di kelas, di koridor bahkan ada yang sibuk bermain air hujan, salah satunya vera, gadis itu tengah bermain air hujan.

" Ra, jangan, ntar lo masuk angin "- ujar anya.

" Enggak, ini seru banget loh "- kata vera. Tubuhnya berteduh, namun tangannya ia biarkan terkena air hujan, walau begitu tak jarang air tersebut terciprat kearah seragam nya, beberapa orang yang ada disekitar sana menatap vera dengan tatapan bermacam - macam.

Gadis itu mengedarkan pandangannya, melihat dengan jelas jika seorang lelaki tinggi sedang berjalan mendekat padanya, tentu itu membuat vera tersenyum cerah kearah lelaki tersebut.

" Hai zaga "- sapa vera saat lelaki itu sudah sampai di depan nya.

Rasya kemari bukan karna keinginan nya sendiri, tapi ia kemari karna memang vera lah yang mengirimi nya pesan, meminta untuk pulang bersama karna sebelum - sebelumnya ia belum sempat pulang bersama rasya.

" Jangan main ujan "- tutur rasya.

" Ini seru banget tau "- kekeh vera.

Kedua teman vera yang ada didekat sana hanya bisa menahan senyuman saat melihat salah satu temannya akhirnya memiliki waktu berdua an bersama orang yang memang diinginkan. 

" Vera kita balik duluan ya "- pamit jihan bersama anya, vera menoleh kearah kedua temannya lalu mengangguk dan tersenyum.

Daerah sekitar sini sedikit sepi, hujan masih turun, bukannya reda malah semakin deras, tentu vera merasa semakin bersemangat.

Gadis itu tiba - tiba berlari menghampiri hujan, membiarkan tubuh nya terguyur air hujan dengan bebas, tentu rasya yang melihat itu reflek mendekati vera lalu menarik gadis itu untuk kembali berteduh.

" Aduh zaga, seru banget tau, coba deh "- ujar vera.

" Ntar masuk angin la "- gemas rasya.

" Ga, hujan gak bikin masuk angin kalau nanti kita langsung mandi, lagipula kekebalan tubuh aku gak se lemah itu "- ungkap vera.

" Tetep aja "-

" Ayo, coba deh "- seru vera, berlari dengan sedikit terpincang sambil menggandeng tangan rasya menuju ke arah hujan.

Gadis itu terkekeh saat melihat rasya hanya diam, ikut menikmati air hujan yang membasahi tubuh, seketika keduanya saling bertatapan sedetik kemudian mereka tertawa sangat lepas. Berlarian kesana kemari, saling melempar air hujan satu sama lain. Terlihat begitu bahagia. 

" Ayo kita pulang "- seru vera. " sambil main ujan - ujan di jalan, karna kalo gak langsung pulang nanti masuk angin "-.

Rasya hanya mengangguk mengerti, keduanya berjalan dengan saling bergandengan, beberapa siswa - siswi yang melihat itupun sedikit terkejut.

" Winda lo ngapain? "- tnya rasya yang melihat jika winda berdiri diujung koridor dengan melamun.

Vera terdiam, ikut menoleh kearah winda, menatap gadis itu yang terlihat seperti habis menangis, bahkan tubuh winda juga sama basah nya seperti vera dan rasya.

" Rasya "- winda memeluk rasya dengan sangat erat, kembali menangis.

" Lo kenapa "- rasya melepas pelukannya, menatap wajah winda dengan seksama, gadis itu terlihat sangat sedih.

Z A L E R A Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang