[ Bab 36 ] tiba - tiba suka?.

98 6 0
                                    

" Aku baru menyadari jika kau sangat berarti dalam hidupku "-.

▪️💠▪️

Semua orang sudah sampai tepat di Puncak gunung, mereka semua melihat kearah timur, dimana matahari akan kembali menampakkan dirinya. 

Perasaan bahagia bercampur rasa kagum menyelimuti hati beberapa orang, banyak keindahan alam yang belum dijelajahi, salah satunya adalah berdiri dipuncak gunung untuk melihat naiknya matahari.

" Ra, lo kenapa digendong sama alzi "- kaget anya saat melihat vera berada di gendongan lelaki itu, dengan rasya yang berada dibelakangnya.

" Kaki gue terkilir "- kata vera berniat turun dari gendongan alzi, namun lelaki itu masih enggan menjauh dari vera.

" Alzi turunin gue "- gemas vera.

Tanpa pikir panjang rasya menggendong tubuh vera, lalu menurunkan nya, ia sangat muak melihat alzi berdekatan dengan vera, entah kenapa ia jadi seperti ini. 

" Nanti turun nya gue gendong lagi "- kata alzi.

" Apaan sih, gausa, gue bisa turun sendiri "- jawab vera enteng.

" Gausa bawel "- gemas alzi, mengacak rambut vera pelan, lalu memilih pergi untuk berkumpul dengan para temannya. 

Rasya menatap kedua mata vera intensif, kemudian lelaki tersebut berjongkok, menyentuh kaki vera yang terkilir. 

" Lo ngapain? "- sentak vera.

" Diem dulu, gue bantu sembuhin "- kata rasya, dia memijit pelan kaki vera, menekannya kuat, berharap rasa sakitnya akan reda.

Vera terdiam, memejamkan matanya erat, sedikit meringis saat merasakan sakit dibagian kakinya.

" Ra, lo gapapa? "- tnya anya, menahan pergelangan tangan vera, berniat menjaga keseimbangan gadis itu. 

" Tahan ya "- pinta rasya.

" Lo gak perlu pura - pura peduli sama gue "- ucp vera sangat lirih.

Lelaki itu mendongak, menatap kedua mata vera yang seakan banyak menyembunyikan sesuatu hal.

" Gue gak butuh kepedulian palsu lo "- sinis vera.

" Awww! "- ringis vera, tanpa sadar rasya menekan kakinya dengan sangat kuat,  tapi setelah itu kaki nya jadi agak baikan.

Rasya membisikkan tepat di telinga vera,
" Gue emang peduli sama lo "- setelah mengatakan hal tersebut rasya langsung pergi begitu saja meninggalkan vera yang masih terdiam ditempat. 

" Gue rasa, rasya mulai ada perasaan sama lo "- goda anya.

" Apaan sih, yah enggak lah "- elak vera. 

" Dih salting "- timpal jihan.

" Ish mana ada sih, orang gue biasa aja "- cibir vera.

" Coba aja lagi, kali aja rasya emang pengen serius sama lo "- tutur anya.

" Udahlah, jangan bahas dia "- elak vera sesekali menggerakkan kakinya yang benar - benar membaik. 

" Kaki lo udah agak baikan itu kayaknya "- ucp anya.

Vera tersenyum samar, " Iya keknya "-

" Gilak, jago juga tuh si rasya "- kekeh jihan.

" Lo lihat gak tadi raut - raut penyesalan diwajah dia? Keknya dia tulus deh sama lo ra "- ujar anya.

" Jangan gampang luluh dulu, emang lo mau disakiti lagi sama rasya? "- tnya jihan.

" Ya jangan sampek lah "- timpal anya.

Z A L E R A Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang