[ Bab 17 ] Kebetulan macam apa?.

85 4 0
                                    

" Perasaan selalu berjalan tak sesuai dengan apa yang diinginkan "-.

▪️💠▪️


Semilir angin di pagi ini menyapu wajahnya, gadis itu memejamkan mata erat - erat, berusaha terbawa oleh suasana pagi hari yang menyejukkan.

Ia menatap buku dihadapannya dengan tatapan dingin, pagi ini ia lebih memilih menghabiskan waktu di taman, membaca semua materi yang akan diujikan besok.

Otak nya dipenuhi oleh pikiran - pikiran tentang materi yang akan keluar saat olimpiade besok, papa nya meminta ia untuk mengikuti olimpiade matematika, bagaimana tidak, tentu kemenangan lah yang akan menjadi tujuan nya.

" Permisi kak "- sapa seseorang reflek membuat gadis itu menoleh, mendapati seorang anak kecil yang menatapnya dengan senyuman.

" Eh iya kenapa cantik? "- sapa Vera balik.

" Kenapa kakak nya sendirian disini"- pikir anak kecil itu.

" Iya kakak lagi belajar "- Vera tersenyum.
" Kamu sama siapa disini? "-

" Aku sama kakak aku, dia lagi beli sesuatu "- jawab anak tersebut.

" Loh, kenapa kamu gak tungguin dia, nanti dia malah nyariin "- tukas vera. Bisa - bisa nya anak sekecil itu ditinggal sendirian.

" Iyaa juga sih "- kata anak itu.

" Yaudah kakak anterin ketemu kakak kamu ya "- tawar Vera.

" Boleh kak? "-

Vera tersenyum," Iya boleh dong "-

Keduanya segera berjalan menuju ketempat dimana anak tersebut menunggu. 
Gadis itu menoleh kekanan kiri, berusaha mencari keberadaan kakak anak kecil ini.

" Ciri - ciri kakak kamu kayak gimana? "- tnya Vera.

" Tinggi kak "-

" Terus? "-

" Ana, dari mana aja sih "- celetuk seseorang, reflek membuat keduanya menoleh ke sumber suara, mendapati seorang lelaki tinggi yang begitu familiar bagi Vera.

" Lo? "- seru orang tersebut, Vera sudah menduga jika lelaki itu mungkin kakak anak kecil ini,  jadi lebih baik ia pergi.

" Kakak Satria, kakak ini yang udah anterin aku ke sini "- ujar anak kecil tersebut,  ana namanya. Satria itu kakaknya,  ya benar, lelaki itu satu sekolah dengan Vera,  sekaligus anak basket.

Vera segera berbalik, berjalan dengan cepat meninggalkan Satria padahal kakinya masih sedikit terasa sakit, walau hanya sedikit. 

🦋🦋🦋

Rasya menatap lurus, pikirannya sedang dipenuhi oleh seseorang yang seharusnya ia lupakan, ini sulit menurut nya, tak bisa segampang itu untuk melupa. 

" Heh, lu ngelamun "- seru fikri, reflek membuat lelaki itu menatap tajam kearah nya.

" Weshh, santai pak "- kekeh fikri. 

Pagi ini suasana sekolah terasa begitu ramai,  tiap - tiap kelas dipenuhi oleh sorak riuh para murid yang kesenangan karna para guru sedang rapat,  jadi mereka semua bebas untuk bertindak. 

" lo mikirin apa sih ras "- pikir andri.

" Enggak ada "- jawab rasya enteng. 

" Oh iya, gue denger - denger bakal ada acara prom night, tapi ini pesta nya agak aneh, suruh bawa pasangan "- kata fikri begitu antusias.

" Lah, demi apa lo "- kaget Andri.

" Yah demikian "- kekeh fikri.

" Syalan banget lu "-

Z A L E R A Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang