[ Bab 45 ] Semena - mena.

78 3 0
                                    



" Sebisa mungkin aku tetap sabar walau sebenarnya aku tak mampu "-

▪️💠▪️


Gadis itu berjalan keluar dari rumah dengan pakaian super lengkap, ia menatap kearah reva yang sibuk mencuci dua motor sekaligus, dan tentu itu membuat emosi vera semakin memanas.

" Ngapain nyuci motor "- pikir Vera mendekat kearah reva.

" Papa Yang nyuruh kak, trus ini tadi kak alzi juga suruh aku cuciin motornya juga, katanya disuruh papa "- cicit reva.

" Kenapa mau sih, mending sekarang kmu masuk aja ke kamar, kakak bakal lanjutin ini "- tukas vera.

" Gausa kak, kakak harus belajar kan,  kakak belajar aja, aku yang bakal lanjutin ini "- ungkap reva serius.

" Gak dek, udah cepet kamu masuk ke kamar "- tegas vera. Mau tak mau reva memilih langsung masuk ke dalam, itu juga karna perintah kakaknya.

Vera menghela nafas kasar, percuma ia protes pada papanya, karna senio pun tak akan pernah peduli, pria tersebut hanya memikirkan ego nya saja.

" Huhhh "- helaan nafas panjang terdengar sangat berat. Tanpa pikir panjang lagi ia melipat lengan kaos nya, mulai membersihkan dua motor tersebut dengan cepat, berharap pekerjaan nya akan segera selesai dan vera bisa kembali belajar untuk mempersiapkan ujian nya.

" Kenapa jadi lo yang nyuci motor gue "- ucp seseorang reflek membuat vera menoleh,  mendapati alzi tengah menatapnya dengan tatapan dingin.

Gadis itu sama sekali tak memperdulikan kehadiran alzi, dia lebih memilih melanjutkan aktifitas nya dari pada menimpali lelaki tersebut.

" Budek lo "- sindir alzi, tapi tetap saja vera hanya diam, sama sekali tak merespon ucapan lelaki itu.

" Sialan"- umpat alzi, menarik pergelangan tangan vera kuat hingga gadis tersebut menabrak dada bidang nya.

" Apaan sih"- geram Vera berusaha menjauh Dari tubuh alzi, namun lelaki tersebut malah menarik pinggangnya, mengunci seluruh pergerakan gadis itu dengan memeluk pinggang nya erat.

" Mulai berani ya sama gue "- sinis alzi.

" Lo manusia, ngapain juga gue takut sama lo "- balas vera ketus.

" Ohh mau cari gara - gara sama gue "- tantang alzi, mengambil ember berisi air, lalu menyiramkan nya ketubuh vera hingga gadis tersebut basah kuyup, bahkan tubuh alzi pun ikut basah.

" Maksud lo apa sih"- pekik vera,  mendorong tubuh alzi agar menjauh darinya, namun itu tak semudah yang ia bayangkan. 

" Ngelihat lo kayak gini bikin gue makin bernafsu tau gak "- gumam alzi begitu lirih seraya mengusap bibir vera dengan sensual.

" Jangan kurang ajar lo! "- vera mendorong tubuh alzi kuat hingga membuat lelaki tersebut melepas pelukannya lalu tersenyum jahat.

" Gausa kepede an, mentang - mentang rasya udah peduli sama lo bukan berarti dia beneran sayang sama lo "- ungkap alzi. 

" Lo gak perlu sok tau "-

" Ck, gue yakin kalo rasya masih lebih sayang sama winda "-

Vera kembali diam, lelaki itu hanya sibuk mempermainkan emosinya saja, jadi lebih baik ia tetap diam.

" Dimana adek lo? Kenapa bukan adek lo aja yang nyuci ni motor "- sindir alzi.

" Asal lo tau, lo gak bisa asal nyuruh adek gue buat nyuci motor lo, harusnya lo bisa nyuci motor sendiri"- gemas vera menatap alzi tajam.

Z A L E R A Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang