"Semua sudah menjadi kenangan sekarang, ini hanya tentang aku dan kau yang tak mungkin bersama seperti semula "-
▪️💠▪️
Alzi berdiri di atas balkon kamarnya, menatap balkon yang ada tepat disamping balkonnya dengan tatapan nanar, banyak kenangan terukir disana, menyesakkan sekali jika mengingat gadis nya sudah benar-benar pergi.
" Akhhhhh, Gue gak siappp raaa!! "- teriak alzi parau, ia membenturkan kepala nya di ujung pagar pembatas balkon dengan kuat, rasanya ia ingin menghilang dan menyusul vera saja jika seperti ini.
" Gue gak bisa, lo penyemangat terbaik buat gue "-
" Gue belum sempet bikin hidup lo bahagia, tapi kenapa lo udah pergi aja raa, kenapa lo egois, ninggalin gue disini "-
Bughhhhh.
Alzi meninju dinding yang ada didekat sana dengan kuat, tanpa memikirkan bagaimana keadaan tangannya saat ini.
" Maaf karna gue selalu bikin lo sedih, maaf karna gue selalu bikin hidup lo tersiksa, "- lirih alzi, mengusap kasar air matanya saat melihat pintu balkon kamar vera terbuka.
Lelaki itu tersenyum bahagia, berharap jika yang keluar adalah gadis itu, berharap jika kenyataan bila gadis itu telah meninggal hanyalah mimpi buruk.
" Vera itu lo kan "- kata alzi, namun pupus sudah harapan alzi, ternyata yang keluar hanya reva, adik vera, tentu itu membuatnya menghela nafas kecewa.
Alzi berbalik ingin masuk ke dalam kamar,
" Kak alzi, tunggu "- tahan reva, reflek membuat alzi menoleh, menatap reva dengan tatapan dingin.
" Ini, surat dari kak vera "- ujar reva.
" Hah? Lo dapet dari mana? Berarti vera masih hidup kan? Dia masih hidup kan?? "- ungkap alzi serius.
" Ini surat yang ditulis di buku diary nya, aku gak sengaja baca buku kak vera, dan ada surat buat kakak, mungkin ini bisa bikin kak alzi jadi ngerasa ikhlas akan kepergian kakak aku "- tutur reva menyodorkan surat tersebut pada alzi, tentu itu membuat lelaki tersebut langsung menerima suratnya dengan helaan nafas kasar.
" Thanks "- suara serak alzi menutup perbincangan keduanya, lelaki itu masuk ke dalam kamar, tak lupa mengunci pintu balkonnya, meninggalkan reva yang masih terdiam ditempat.
Gadis itu menatap punggung alzi yang berjalan menjauh dengan surat tersebut, kemudian memalingkan wajahnya kearah jalanan.
" Kenapa kakak ninggalin aku kayak gini sih "- ucp reva gemetar, menatap buku diary milik vera dengan senyuman miris.
" Ada kabar baik buat kakak, mama sama papa bakal memikirkan saran kakak, dan aku harap mama sama papa bakal balik lagi kayak sebelumnya, kakak pasti juga bahagia kalau tau mereka berdua balik kayak semula kan? "- tnya reva sambil menatap Bintang yang ada dilangit.
" Hiksss, masih gak rela kalau kakak harus pergi secepet ini, kenapa sih kak, banyak hal yang mau aku ceritain sama kakak "-
" Siapa yang bakal ngelindungin aku sekarang? "-
" Aku kangen sama kakak "- gumamnya mengusap kasar air mata yang membanjiri kedua pipi nya.
🦋🦋🦋
Rasya menatap lurus, duduk dengan tenang, hari ini ia sedang tak baik - baik saja, separuh hatinya tengah hilang, tidak utuh lagi seperti semula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Z A L E R A
Teen Fiction" Masalahnya playboy itu jabatan yang udah melekat sama gue "- alzi menarik dagu Vera mendekat padanya hingga jarak keduanya terkikis. Vera mundur selangkah agar jarak keduanya tak begitu dekat, namun sebelum melakukan itu alzi sudah lebih dulu me...