[ Bab 13 ] Tak waras.

109 8 0
                                    



" Aku hanya manusia biasa, tentu aku juga menginginkan kebahagiaan "-.



▪️  💠▪️


Vera melangkah masuk, membuka pintu kamarnya, Dan betapa terkejutnya ia saat melihat keadaan kamarnya Yang berantakan, buku - buku novel nya sobek, semua berserakan, alat make up nya sudah pecah Dan terjatuh dilantai, kamarnya mirip seperti kapal pecah.

Gadis itu terduduk kaku, menatap semua barang kesayangannya dengan tatapan miris, selalu seperti ini,  vera membeli semua ini dengan susah paya, Dan dengan seenaknya senio merusak semua barang milik vera.

" Harusnya gue gak kalah lomba basket tadi! "- pekik vera begitu kuat, ia menatap kakinya Yang diperban dengan tatapan kesal. 

" Kenapa juga Lo harus kena pecahan kaca sihh!! "- teriaknya penuh emosi,  gadis itu menjambak rambutnya kuat - kuat,  berusaha menyalurkan semua rasa marah nya pada diri sendiri. 

" Hiksss,  kenapa harus selalu sempurna, kenapaa? gue juga pengen hidup sesuai dengan apa Yang gue mau "- ringisnya saat merasakan sakit di kepalanya, pening kembali menyerang, ia mencengkram rambutnya kuat - kuat saat rasa sakit mulai datang di area kepalanya. 

Gadis itu berdiri, berusaha berpegangan pada ujung tembok,  berjalan menuju kearah ranjang, ia menatap kakinya, merasa sangat emosi, ia jadi lebih lamban dalam berjalan karna masalah pada kakinya. 

" Akhhhh!! "- pekiknya kuat, seraya mencengkram sprei,  mengambil nafas sebanyak mungkin lalu kembali menangis dalam diam, tubuh nya kembali merosot kelantai, tangisannya berhenti, sisa - sisa air mata di pipinya sampai mengering. 



🦋🦋🦋


Alzi Memasuki kamarnya, berjalan dengan langkah pasti, membanting diri kearah ranjang, ia memijit pelipisnya yang terasa pening akibat begitu banyak hal yang terjadi hari ini. 

Pintu kamar nya diketuk, beruntung karna alzi belum menutup pintunya,  jadi ia tak perlu membukanya lagi. 

" Den alzi, permisi den, dipanggil sama tuan besar di ruang makan "- ujar sang art.

" Ada apa lagi? "- tnya alzi masih berusaha menahan emosinya.

" Katanya ada hal penting yang mau disampaikan "-

" Huhh "- alzi beranjak, menuruni tangga dengan langkah pasti, berjalan menuju kearah ruang makan, disana sudah ada kedua orang tuanya.

" Papa mau ngomong apa? "- tnya alzi.

" Nanti malem, mau gak mau kamu harus ikut ke acara itu "- tegas gibran.

" Kenapa harus alzi "- geram nya.

" Semua anak pengusaha bakal dateng ke acara itu, karna emang acara itu khusus buat para anak pengusaha "- jelas gibran.

" Udah lah alzi, kamu berangkat aja, nanti winda juga bakal dateng, mama minta nanti kamu jemput dia ya "- pinta gena.

" Males banget "- tolak alzi.

" Kamu bisa nurut kan sama mama kamu, turutin aja, atau semua akses kamu papa sita "- tegas gibran.

" Ck, sial "- umpat alzi sepelan mungkin, untunglah kedua orang tuanya tak dengar. Alzi terdiam sejenak,  berfikir apa yang harus ia lakukan sekarang.

" Oke, alzi jemput winda, tapi alzi bakal ajak vera "- tawar alzi.

" Vera? Dia memang diundang, tapi kan mama maunya kamu ngehabisin waktu berdua sama winda, bukannya sama vera "- kata gena. 

Z A L E R A Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang