[ Bab 8 ] Salah Paham.

110 6 0
                                    


" Aku tau jika diriku masih belum memiliki tempat dihatimu "- .



▪️💠▪️


" Vera "- nada dingin orang tersebut berhasil mengintrogasi nya, gadis itu reflek menghentikan langkah,  menoleh dan mendapati lelaki yang menjabat sebagai pacar nya, Rasya.

" Iyaa, kenapa? "-

" Tadi malem lo kemana? "-

" Tadi malem, Aku- " vera terdiam,  merasa begitu bingung harus menjawab apa sekarang.

" Kemana?  "- tnya rasya.

Rasya menunjukkan sebuah foto pada vera, di foto itu terlihat vera dan andra yang tengah saling berhadapan satu sama lain.

" Kamu bisa tenang dulu kan? Aku bisa jelasin "- tahan vera. " Jadi tadi malem aku- " ucp an nya terhenti karna seseorang.

" Aku gak nyangka ternyata kamu main nya ke tempat itu ya ve "- sahut winda yang entah sudah sejak kapan berada disana.

" Kalo emang lo pengen berduaan sama mantan lo ya gapapa sih, gue gak masalah "- jawab rasya begitu tenang, lelaki itu terlihat tak peduli.

" Kamu masih deket sama mantan kamu ya ve "- tebak winda.

Vera terdiam kaku, oh ayolah kenapa jadi seperti ini,  siapa yang dengan tega nya menyebarkan foto tersebut pada rasya, tapi jika hanya pada rasya lalu kenapa winda juga mengetahui hal itu, ia benar - benar bingung.

" Zaga dengerin aku dulu,  pliss aku mau jelasin semuanya, tolong jangan asal ambil keputusan "- mohon vera menatap rasya dengan kedua mata berkaca.

" Aku bakal jelasin, tapi kamu ikut aku dulu,  ini masalah kita berdua kan? Jadi aku cuma mau ngobrol empat mata sama kamu "- pinta vera.

" Kalau emang mau jelasin yaudah disini aja, lagipula winda juga boleh tau tentang hal ini "- tegas rasya.

" Ga, tapi ini kan masalah dalam hubungan kita "- cicit vera.

" Oke "-

Vera tersenyum cerah, menatap kearah winda yang masih tak bergerak pergi dari sini. 

" Em eh, aku pergi dulu, maaf ya kalo aku ganggu "- winda segera berjalan menjauh dari keduanya. 

" Jadi tadi mal- "

Brukkk.

Suara tersebut reflek membuat zaga dan vera menoleh ke sumber suara, mendapati tubuh winda sudah ambruk ke lantai.

" Winda"- pekik rasya segera berlari mendekat kearah winda, tanpa pikir panjang ia langsung menggendong tubuh winda dengan sangat cepat, membawa gadis itu menuju ke uks.

Vera tersenyum kecut, sepertinya ia harus sadar akan tempatnya di hati rasya, ia seakan tak memiliki tempat disana, lelaki itu benar - benar memperlihatkan rasa khawatir nya pada winda, apa jika ia yang pingsan rasya akan se khawatir itu padanya? Sepertinya tidak.

Ia meremas ujung rok nya saat merasakan pening di kepalanya, matanya terpejam kuat berusaha untuk menahan rasa sakit dibagian kepalanya.

Gadis itu mengatur nafas nya yang tertahan, kemudian kembali berjalan menghampiri winda dan rasya yang saat ini mungkin sedang berada di uks. Ia harus menyamping kan ego nya, tak boleh menanamkan sikap jahat, tentu jika ia ada diposisi rasya, mungkin vera juga akan melakukan hal yang sama. Tapi bukan itu masalahnya, semakin melihat kekhawatiran rasya pada winda maka semakin sakit pula hatinya.

Z A L E R A Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang