" Terlihat lemah dihadapan orang lain itu bukan lah alasan untuk membuatmu membencinya " .
▪️💠▪️
Vera mengamati alzi dari depan pagar rumah lelaki itu, niat nya adalah mengembalikan barang alzi yang tertinggal, tapi ia malah tak sengaja melihat interaksi kedua lelaki berbeda umur.
Bisa ia lihat dengan jelas jika lelaki itu sedang dimarahi oleh papa nya, bahkan alzi hanya diam, tak berani melawan, sampai pada akhirnya dia melawan, berakhir dengan mendapatkan tamparan dari pria paruh baya tersebut. Ia merasa begitu iba saat melihat lelaki itu, masalah nya pun tak jauh berbeda dari masalah alzi, yang diinginkan orangtuanya hanya satu, menjadi orang yang selalu dinomor satukan dalam segala bidang.
" Ternyata lo juga punya nasib yang sama kayak gue "- gumam Vera. Berjalan menuju kearah alzi dan papanya, berniat untuk menyelamatkan lelaki itu dari kekejaman pria tersebut.
" Permisi om "- ujar Vera sopan, gadis itu tersenyum kearah Gibran, papa alzi.
" Ada apa Vera "- kaget gibran saat melihat kehadiran Vera.
" Maaf ya om, Vera mau balikin ini punya kak al "- terang Vera, ia membawa sebuah pensil milik alzi yang sengaja ditinggal dirumahnya.
Gibran menghela nafas panjang, ia memilih untuk berjalan masuk ke dalam rumah, meninggalkan alzi dan Vera di depan teras rumah.
" Wajah lo memar "- jelas Vera, alzi menatap gadis itu dengan tatapan dingin.
" Mau apa lo "- tantang alzi.
" Gue cuma mau balikin pensil lo, itu aja gak lebih, jangan salah paham "- tutur Vera.
" Ck, alasan, jangan pernah ngerasa kasihan sama gue! "- tegas alzi, berjalan masuk ke dalam rumah lalu menutup pintunya rapat - rapat.
Vera memejamkan mata, menghela nafas panjang, entah apa yang dipikirkan oleh lelaki itu, padahal niat nya baik. Ia memilih untuk segera kembali ke dalam rumah, hari ini semua terasa begitu melelahkan.
Langkahnya terasa begitu lambat menaiki tangga, kepalanya terasa begitu pening, ia menahan tubuhnya dengan cara memegang pegangan tangga, berusaha untuk tetap tegak.
" Akhh, kepala guee sakit bangett "- ringis nya sesekali memijat pelipisnya pelan.
" Tahan ra, tahan, tenang "- ucp nya menyemangati diri sendiri.
🦋🦋🦋
Prangggggg.
Gelas tersebut pecah tepat dihadapan alzi, lelaki itu lah pelakunya, dia melempar gelas tersebut dengan seenak jidatnya akibat terbakar emosi yang menggebu karna Vera mengetahui masalah yang ia hadapi, rasanya ia ingin memutar kembali waktu dan tak membiarkan gadis itu tau tentang hal ini, ia benci jika ada yang mengetahui masalahnya, Ia tak mau terlihat lemah dihadapan orang lain.
" Arghhhh, kenapa harus veraa! "- erang alzi kesetanan, lelaki itu sibuk mengacak - acak rambutnya, merasa begitu marah akan hal ini.
Sebelumnya ada orang yang mengetahui hal ini, dan orang tersebut berakhir dibully oleh alzi sampai tak berani berpapasan langsung dengan nya, tapi jika Vera yang tau tentang hal ini maka alzi pun akan melakukan hal yang sama pada gadis itu walau sebenarnya ia tak menginginkannya.
" Ash, sial, sial, sial "- umpat nya.
" Brengsek, kenapa harus Vera!! "- teriaknya.
Tiba - tiba ada yang mengetuk pintu balkonnya, reflek membuat alzi menoleh ke sumber suara dengan kernyitan didahi. Alzi memejamkan mata, menghela nafas panjang lalu membukakan pintu balkon, betapa terkejutnya ia saat melihat orang tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Z A L E R A
Fiksi Remaja" Masalahnya playboy itu jabatan yang udah melekat sama gue "- alzi menarik dagu Vera mendekat padanya hingga jarak keduanya terkikis. Vera mundur selangkah agar jarak keduanya tak begitu dekat, namun sebelum melakukan itu alzi sudah lebih dulu me...