Ternyata...
Dia bukan perempuan seperti yang dilihat saat berada di mallKelvin mengusap dadanya sambil berkata "Huftt, kirain"
"Halo semuanya, perkenalkan nama saya Rini Bintang Pratiwi, asal dari Bandung. Salam kenal semuanya"
"Halo Rini, perkenalkan saya Bu Susy, pengajar Matematika. Mulai hari ini kamu masuk di kelas X-C ya"
"Baik Bu"
"Kalau gitu kamu bisa duduk di kursi kosong di sana ya"
Kursi kosong ? iya tepat di sebelah Kelvin. Ada satu kursi kosong yang memang tidak ditempati oleh siapapun. Rini pun berjalan dan menghampiri kursi yang kosong itu.
"Hai" ucap Kelvin sembari menjulurkan tangannya
"Hai Juga"
"Nama aku Kelvin, kamu bisa panggil aku Vin"
Robi pun yang merasa ganteng serupa dengan Kelvin pun tak ingin kalah saing. Ia pun berjalan mendekatinya dan menjulurkan tangannya "Halo Rin, nama aku Robi.. aku sahabatnya Kelvin"
"Oh oke, salam kenal ya"
(Robi meringis tertawa senang)
"Oke anak-anak kita lanjutkan kembali ya materinya, Robi! Kamu kerjakan---"
Kring,kring,kring
Lonceng berbunyi menandakan berakhirnya pelajaran tersebut"Anak-anak kita lanjutkan minggu depan ya"
"Whuwwwww"
Ya, ekspresi riang tak terkendali, betapa senangnya Robi. Sepertinya keberuntungan sedang berpihak padanya.Pelajaran kedua pun dimulai
Kelas Sosiologi, kelas yang sedikit membosankan semuanya membahas tentang masyarakat, mulai dari aturan, norma, kaidah, dan perilaku.."Anak-anak Ibu ingin kalian membentuk sebuah kelompok, minimal 3 orang dalam setiap kelompok. Tugasnya kalian adalah meneliti tentang sebuah perilaku negatif masyarakat dalam menjalankan kewajibannya membuang sampah pada tempatnya, sampai sini kalian paham ?"
"Paham Bu"
"Vin, kita berdua ya"
"Iya tapi, satu lagi siapa ?"
"Itu gimana ?" sambil menunjuk ke arah Rini
"Kamu coba ajak Rob"
"Okeee"
Robi berjalan mendekati Rini
"Halo Rini, kamu sudah dapat kelompok ?"
"Belum nih Roby..."
"Mau masuk kelompok kita aja ?"
"Boleh, boleh"
"Oke"
Mereka akhirnya berembuk dan memutuskan untuk mengerjakan setelah jam pulang sekolah.
***
Pulang sekolah pun tiba, mereka berkumpul di taman sekolah untuk membahas tentang tugas yang baru saja diberikan.
"Oke, kita mulai yaa"
"Bentar, bentar Vin"
"Apa lagi Rob ? balas Kelvin dengan nada jengkel
"Gimana kalau kita dengar cerita dari Rini dulu, kenapa dia pindah ke Jakarta ?"
"Roby,Roby... ya udah deh, aku cerita ya kenapa aku pindah"
"Dulu waktu aku masih tinggal di Bandung, keluargaku kena musibah yang cukup berat. Utang yang terlilit-lilit, dan aku juga jadi bahan bullyan teman-teman di sekolah. Bukan hanya karena aku miskin, tapi fisikku yang tidak seperti perempuan lain. Sampai akhirnya ada yang nolongin keluarga aku, investor muda tapi kaya raya, namanya Bromo. Aku sudah lupa sih nama lengkapnya. Yang jelas ia yang bantuin keluarga aku sekarang, dan juga kasih pekerjaan buat keluarga aku"
"Ooo gitu Rin, iya deh makasih ya udah cerita"
"Iya Roby, sama-sama. Jadi sekarang kita kerjakan tugasnya ya?"
"Okee"
Mereka pun saling saling bekerja sama mengenai tugas yang diberi, mulai dari Kelvin yang mengarahkan Robi dan Rini dalam menjelajahi beberapa artikel di google, sampai akhirnya bercanda dan tertawa bareng. Tanpa terasa kini sudah pukul 15.40
"Gila ya, gak kerasa sudah jam segini" ucap Kelvin
"Iya, kayaknya kita jadi kelompok pertama deh yang selesai"
"Hahahaha" Robi tertawa
"Kalau gitu aku udah boleh pulang ?"
"Boleh Rini, kamu dijemput siapa ?" tanya Kelvin
"Oh aku dijemput sama Om ku sih, dia sudah di depan katanya. Kalau gitu aku duluan ya, babai" sembari pergi meninggalkan mereka
"Babai Rin"
"Habis ini mau ku antar pulang atau pulang sendiri Rob ?"
"Aku ke rumahmu aja boleh ga ? Orang tuaku hari ini gak ada di rumah lagi Vin, semenjak ada mall baru, sering banget meeting sampai malam"
"Sama Rob, orang tuaku juga sering meeting sampai pulangnya malam banget"
"Hmmm gimana kalau aku ke rumahmu nanti, mabar aja kita"
"Oke deh Rob, tak tunggu ya"
Kelvin dan Robi pun berpisah, Kelvin yang pulang dengan mobil kesayangannya, dan Robi yang pulang dengan mobil.... Iya, mobil yang ia pesan dari ojek online.
***
Tok,tok tok
"Vin"
"Iya sebentar" sembari membuka pintu depan rumahnya
Mereka bersama menuju kamar Kelvin di lantai dua. Sesampainya di kamar, kucing kesayangan Kelvin langsung menyambut hangat kedatangan Robi dengan meloncat ke pundak Robi.
"Ih Vinnnnnnnn"
"Lah takut kucing kah ?" sambil tertawa terbahak-bahak
"Bukan takut sih, tapi trauma. Dulu pernah digigit kucing, untungnya kucing belum numbuh gigi, jadinya masih nih jari. Coba kucingnya sudah tumbuh gigi, beh, ilang nih boss"
"Ngak lah, itu kucing pemberian mantan gua btw"
"NAH!"
"Nah apaan ?"
"Mumpung kamu bilang mantan, aku jadi inget waktu kita di mall kemarin, kamu bilang ada mantan Vin ? Cerita donk"
"Mau aku ceritain ?"
"Mau donk, aku di sini dengerin"
"Jadi........."
Pada kepo masa lalunya ya ? wkwk
Sabar ya, kita lanjut di next part
Thank You readers!
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa & Kata
Teen Fiction"Cinta itu soal rasa, bukan sekadar kata-kata!" Mungkin memang benar begitu, bahwa cinta bukanlah sekadar kata-kata dan janji manis, melainkan sebuah rasa yang nyata dan kemudian diimplementasikan Bagi Kelvin Alexandro, dirinya tidak berkilah periha...