Tepat di depan gerbang utama sekolah, Reina telat masuk sekolah
"Pak, ini ga sampai 5 detik saya telat, please kasih saya masuk Pak."
"Ga boleh ya, sekali telat ya tetap telat!"
"Pak, tapi saya cuman telat sepersekian detik aja Pak"
"Intinya kamu telat" ucap Satpam dengan lantang dan kemudian tidak menghiraukan ucapan-ucapan Reina yang terus merengek.Mau gak mau? apa yang bisa dilakukan? berdiam dan menunggu arahan selanjutnya adalah jawabannya
Kira-kira 30 menit lamanya Reina menunggu, akhirnya Satpam membukakan pintu gerbang itu. Reina dengan teman-teman geng terlambat itu mulai masuk dengan muka lesu, letih, takut dsb. Pertanyaan besar yang tidak mungkin tidak terpikirkan oleh mereka "Hukuman apa lagi nih." Ya, ada pelanggaran ada sanksi, dan sanksi mereka adalah....
"Kalian, terlambat aja taunya! Cepat menuju AULA dan bersihkan AULA itu sampai bersih, harum, dan rapi. CEPAT!!!!"
Dengan lapang dada mereka semua harus menerima semua itu.
***
"Reina Angelica Putri, maukah kamu jadi pacarku ?"
"Iya, mau"
------
"VIN" panggil Robi dengan lantang dan menendang kursi yang diduduki Kelvin"Eh napa sih, masih enak tidur juga." balas Kelvin sambil menggerutu
"Mimpi apaan memang, sampai maukah kamu jadi pacarku segala." ucapnya dengan nada mengejek dan tertawa
"EH, KOK TAU?!?!"
"Vin, Vin jelas-jelas tadi kamu ngomong secara nyaring, kalau gak percaya tanya yang lain deh." sembari menunjuk beberapa murid yang ada di kelas.
"HAH, APA ?!?! berarti..."
Iya bukan hanya Robi yang secara langsung dan jelas mendengarkan itu, Rini pun juga mendengar hal itu secara jelas. Beruntung hal itu terjadi pada saat jam istirahat, kelas cukup sepi, dan hanya ada beberapa murid.
Dengan tertawa dan terheran Rini bertanya "Kamu mau nembak siapa memang Vin?"
Dengan tergagap-gagap Kelvin membalas "Oh enggak, tadi aku latian puisi aja... kalian lupa tugas Bahasa Indonesia besok tentang puisi? jadi aku sekarang latihan membaca puisi, gitu."
"Sakarepmu toh Vin, tugas ae ngono" balas Robi
"Ya sudah, kamu cuci muka dulu sana Vin, daripada gak fokus nanti kelas." ucap Rini dengan sangat perhatian dan lembut."Iya, aku ke toilet dulu ya." Sembari pergi meninggalkan mereka
Situasi yang baik sekarang, Robi dan Rini serasa dekat, bahkan sangat dekat. Apakah ini waktu yang tepat untuk melaksanakan aksinya, mungkin iya.
"Rin, aku boleh tanya gak?" ucap Robi dengan sedikit gugup
Rini terheran melihat Robi yang bertanya sambil terlihat gugup. "Mau tanya apa Rob sampai gugup gitu?"
"Ooh, ini Rei, aa aku---"
Belum sempat Robi melanjutkan pertanyaannya,tiba-tiba Kelvin datang dari belakang dan langsung memotong pertanyaan tersebut. "Dia mau minta nomor Whatsapp mu Rin."
"Astaga hahahaha" sembari kaget dan tertawa kecil, "kalau mau minta, ya langsung minta aja Robi, gak usah pake gugup segala wkwkw"
Perasaan malu tak terelakkan. Rasanya, ia ingin menyentil ginjalnya Kelvin karena telah berbicara dengan lantang seperti demikian, seolah-olah telah dipermalukan di depan cewek yang sedang ia sukai sekarang.
"Nih Rob, ntar di save ya nomorku." sembari memberikan catatan kecil berisi nomor Whatsappnya kepada Robi.
"Makasih ya Rin" kemudian ia pergi meninggalkan mereka "awas ya Vin, tak balas nanti." ucapnya dalam hati sambil mencelengi Kelvin dengan tatapan tajam bak singa yang sedang lapar dan marah.
***
Kring, kring, kring
Jam istirahat pun tiba, Kelvin ingin mengajak Rini ke sebuah taman yang cantik nan indah yang sangat dibangga-banggkan oleh sekolah Cipta Negara.
"Rin, ini jam istirahat mau ngapain ?"
"Hm, gak ngapa-ngapain sih, paling baca buku aja.""Oooh, mau ke taman sekolah ?"
"Ngapain ?"
"Enggak, jalan-jalan aja biar kenal juga sama sekolah ini."
"Hm, boleh deh"
"Kuy"
Setibanya mereka di taman, Rini cukup terkesima dengan keindahan dan kecantikan taman itu.
"Wah, cantik banget taman ini, indah banget banyak bunga mawar." ucap Rini dengan sangat bahagia.
"Iya, ini adalah salah satu taman terbaik di Jakarta yang letaknya ada di dalam lingkungan sekolah."
"Wah, keren banget sih ini, belum pernah lihat ada taman seindah ini di lingkungan sekolah."
"Iya" jawab Kelvin sambil menyimpan kedua tangannya di dalam kantong celananya.
"Duduk di situ yuk." sembari menunjuk ke arah satu bangku yang dibuat khusus untuk dua orang.
"Ayo-ayo"
"Haus gak ?" tanya Kelvin
"Lumayan sih, tapi gapapa, ntar waktu di kelas aja baru minum lagi."
"Nih" sambil mengeluarkan aqua gelas dari kantong celananya, dan memberikannya kepada Rini.
Dengan balasan senyuman, Rini mengambil Aqua gelas tersebut dan langsung meminumnya "Makasih ya."
"Iya, sama-sama"
"Oh ya Vin, mau tanya boleh ?"
"Bebas, silahkan Rin"
"Biasanya kalau lagi ngomong, suka pakai gue-lo atau aku-kamu?"
"Oalah, biasa pakai aku-kamu cuman sama Robi aja, cuman akhir-akhir ini kebawa sampai ke kamu. Kenapa gak nyaman pakai aku-kamu?"
"Sebenarnya bukan gak nyaman sih, cuman kebiasaanya aja. Dulu waktu masih di Bandung, rata-rata semuanya pake gue-lo. Jadinya agak kaget aja."
"Ooh, gapapa. Kalau gitu sekarang pake gue-lo ya"
Rini tersenyum kepada Kelvin "Makasih ya"
"Sebenarnya ada yang ingin gue tanyakan sih sama lo"
"Apaan Vin ?"
Hayo Kepo ya, cukup panjang yang part ini
Kita lanjut di part berikutnya
Bbaiiii
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa & Kata
Teen Fiction"Cinta itu soal rasa, bukan sekadar kata-kata!" Mungkin memang benar begitu, bahwa cinta bukanlah sekadar kata-kata dan janji manis, melainkan sebuah rasa yang nyata dan kemudian diimplementasikan Bagi Kelvin Alexandro, dirinya tidak berkilah periha...