Hallo sobat readers semua. Apa kabar!
Sekali lagi, Author minta maaf ya, kalau updatenya lewat dari jadwal :(Lagi sibuk banget buat persiapan UAS dan beberapa agenda lain
Tapi, semoga kalian tetap semangat nunggu cerita Kelvin dan Reina ini ya!
-Rasa & Kata-KITA LANGSUNG LANJUT AJA YA!
(selamat menikmati)-----------------------------------------------------------------------
Ini sudah hari ke-3 sejak Reina benar-benar tinggal dan menetap di Jakarta. Pagi itu matahari masih malu untuk menampakkan wajahnya.
"Halo matahari, ayo tunjukan wajahmu." Ucap Reina di depan jendela tembus pandang sambil menatap hari yang penuh dengan kebahagiaan. Reina bahagia, hari ini sudah ia set, bahwa hari ini ia ingin membawakan Bromo bekal untuk makan siang. Reina masih ingat betapa lugunya Bromo saat memberikan kode untuk dibuatkan makan siang oleh pacarnya.
Ia turun dan mulai menuju ke dapur. Di sana ada banyak sekali bahan-bahan makanan. Reina mengambil dan mulai mengolah semua itu. Dari arah samping, mamanya Reina datang dan menghampiri anaknya yang pagi-pagi buta sedang mempersiapkan sesuatu.
"Anak Mama pagi-pagi sudah bangun. Mau buat apa sih?"
"Ini Ma, mau buat makan siang untuk Bromo. Masa kemarin pake kode-kode untuk dibuatkan makanan." Reina tersipu dan tertawa. Entah ketika mengingat itu, Reina masih saja ingin tertawa terbahak-bahak. Kenapa Bromo yang jabatannya adalah head office masih tidak berani menyampaikan langsung dan harus menyampaikannya lewat kode. Ada-ada saja Bromo.
"Ya sudah, kamu masak yang bener ya. Mama mau lanjut kerja di atas dulu."
"Iya, Ma."
Reina kembali melanjutkan proses masak-memasaknya. Ia ingin membuatkan Bromo sebuah nasi goreng yang pastinya spesial dan beda dari yang lain. Berjalannya waktu, ia telah selesai memasak nasi goreng itu.
"Ma, Mama." Teriak Reina dengan keras, memanggil mamanya dari dapur
"Iya, Reina kenapa?"
"Sini deh Ma. Reina sudah selesai masak, cobain nih."
"Enak gak nih?" Tanya mamanya Reina dengan gurau
"Enak donk Ma. Iya kali Reina bikin masakan yang gak enak."
"Ya, kan kamu baru pertama kali masak."
Reina terdiam. Apa yang dikatakan Mamanya memang sebuah fakta. Reina baru pertama kali masak. Hari ini dan detik ini...
"Udah ah Ma, cobain aja dulu." Jawab Reina sambil merengek seperti anak kecil.
"Ya udah, Mama cobain ya." Sendok mulai dilayangkan, Mamanya Reina mulai menyendok makanan itu. Dan segera untuk melahapanya. Seketika suasana menjadi hening. Reina cemas, ini reaksi apa? Enak atau tidak enak, setidaknya kalau memang tidak enak, kan tinggal bilang saja.
"Gak enak ya Ma?" Tanya Reina dengan pasrah.
"INI NASI GORENG TER-ENAK YANG PERNAH MAMA MAKAN."
Reina heran, ini adalah kali pertama ia memasak. Kenapa bisa dibilang ini adalah makanan yang ter-enak? Mamanya Reina pun juga begitu, dia heran, anaknya baru saja untuk pertama kalinya memasak hari ini. Kenapa bisa seenak ini? Sudahlah.
"Kamu belajar dari mana Reina. Kok bisa bikin se-enak ini?"
"Aku belajar dari YouTube Ma. Kebetulan ini resep yang paling simple, ya jadinya diikutin deh."
"Mama yakin 100 persen. Pasti Bromo suka sama ini."
"Doain ya Ma." Kalau gitu Reina berangkat ke kantornya Bromo dulu ya Ma."
"Iya. Kamu hati-hati ya. Jangan kelamaan di sana okei?"
"Iya, Ma."
Reina segera mempersiapkannya, memasukkannya kepada one set lunch box. Reina pun segera memesan ojek online untuk mengunjungi Bromo di kantornya. Tin, tin bunyi klakson mobil dari ojek online yang sudah ia pesan.
"Ma. Reina berangkat ya." Sambil mencium tangan Mamanya
"Iya, hati-hati ya. Jangan pulang lama-lama."
"Aman kok Ma."
Reina segera pergi meninggalkan mamanya dan segera menuju mobil pesanan ojek online yang telah menunggu di depan rumahnya Reina, Ia pun membuka pintu mobil dan segera menaikinya.
Mobil pun berjalan. Butuh waktu sekitar 10 - 15 menit untuk sampai di kantornya Bromo, mungkin bisa lebih lama kalau terjadi kemacetan, apalagi letaknya yang strategis, di pusat kota. Beruntung, hari ini tidak macet sama sekali, jadi hanya butuh waktu sekitar 10 menit untuk tiba di kantor Bromo.
Reina membuka pintu dan segera keluar dari mobil itu. "Berapa Pak?"
"20 ribu rupiah." Jawab driver ojek itu.
Reina membuka dompetnya kemudian dan segera membayarnya. "Ini ya Pak."
"Makasih ya." Ucap driver itu dan segera pergi meninggalkan Reina.
Reina kembali terpukau melihat kemegahan dari kantor yang sekarang sedang dijalankan oleh pacarnya sendiri. Serasa mimpi, namun ini real. Ia segera masuk lewat pintu depan, ketika mendorong pintu utama dari kantor tersebut. Reina sangat disambut hangat oleh karyawan-karyawan yang bekerja di sana.
"Selamat pagi, semoga harimu menyenangkan." Ucap salah seorang karyawan yang bekerja di sana.
Reina tersenyum kepada mereka, Ini kedua kalinya Reina menerima sambutan hangat dari karyawan-karyawan yang bekerja di sana. Ia pun segera berjalan menuju ruangan Bromo, senyuman yang tiada berhenti terus terpancar ketika Reina berjalan menuju ruangan Bromo. "Semoga kamu suka ya." Ucap Reina dalam hati, ia sangat-sangat tidak sabar melihat reaksi Bromo. Apakah ia akan kaget setengah mati, atau bagaimana? Entah, mari kita lihat..
Kini, Reina sudah berada di depan ruangan Bromo, senyuman yang indah masih terpancar olehnya. Ia memegang gagang pintu itu, dan perlahan mulai mendorongnya. Pintu itu mulai terbuka dan.
PLAK
Bunyi dari kotak makan yang terjatuh. Tepat di depan mata kepalanya sendiri, ia melihat perempuan lain sedang bermesraan dengan Bromo. Perempuan itu sedang memasangkan dasi kepada Bromo, mereka sangat-sangat dekat saat ini, bahkan Reina dan Bromo belum pernah seperti itu, kenapa ada perempuan lain yang dengan seenaknya seperti ini.
Reina terdiam seribu bahasa, air matanya hampir menetes melihat kedekatan perempuan lain itu dengan Bromo. Ia pun segera memalingkan diri dan berjalan meninggalkan mereka, diliputi sakit yang amat dalam, air mata Reina sudah tidak dapat terbendung. Bromo yang melihat hal itu langsung mengejar Reina yang tengah berjalan meninggalkan mereka.
"REINA!, REINA!" teriak Bromo dengan nyaring, sampai-sampai dilihat oleh beberapa karyawan di sana.
Bromo mempercepat langkahnya, berusaha menggapai tangan Reina dari belakang.
"Rei, please dengerin gue dulu."
"APA! Apa yang harus dijelasin, ternyata kamu itu sama aja ya!" Sambil berusaha menghempas genggaman tangan Bromo dan segera pergi membawa luka yang baru saja diukir.
"Mulai detik ini, kita PUTUS!" Ucap Reina dengan lantang, dan dengan air mata yang berlinang di pipi."
"Aku bisa jelasin." Jawab Bromo sekali lagi, namun Reina sudah pergi dan tidak menghiraukannya lagi, sama sekali.
Bromo kesal, ia mulai panas, kenapa waktunya seperti ini. Kenapa ketika kebahagiaan datang, kepedihan dan kesakitan seakan-akan berlomba untuk menjatuhkan kebahagiaan?
Di depan kantor, Reina masih menangis. Ia masih tidak menyangka bahwa Bromo begitu jahat kepadanya. Kali ini sakitnya benar-benar sakit, ketika ia dengan jelas melihat pacarnya sendiri tengah bermesraan dengan perempuan lain. Hancur, sakit kembali ia rasakan, untuk yang kedua kalinya...
REINA YANG SABARRRRR!
YANG SAYANG SAMA REINA BOLEH COMMENT...
YANG BENCI SAMA BROMO COMMENT JUGAA...Baru aja diangkat setinggi langit, sekarang dihempas begitu jauh...
hufft....LANJUT PART SELANJUTNYA YA
(Jan sakit hati mulu)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa & Kata
Teen Fiction"Cinta itu soal rasa, bukan sekadar kata-kata!" Mungkin memang benar begitu, bahwa cinta bukanlah sekadar kata-kata dan janji manis, melainkan sebuah rasa yang nyata dan kemudian diimplementasikan Bagi Kelvin Alexandro, dirinya tidak berkilah periha...