Part 26 : Ancaman

5 2 0
                                    

HALLO READERS-READERS SEMUA, BAGAIMANA KABAR KALIAN?
SUDAH NGGAK SABAR MAU BACA LANJUTANNYA?

KALAU SUDAH GAK SABAR, BOLEH KALI YA MINTA BANTUANNYA UNTUK
LIKE, VOTE, & COMMENT  YA!

OH YA, JANGAN LUPA JUGA NYALAIN NOTIFIKASI YA!
SUPAYA KALAU ADA UPDATE TERBARU, KALIAN BISA JADI YANG PERTAMA MEMBACANYA!

KITA LANGSUNG MULAI AJA GIMANA?
SUDAH SIAP?

MARI KITA MULAI YA!

--- ENJOY---

Selepas serangan jantung yang terjadi pada Ibunya Rini. Sekarang semua orang di rumahnya menjadi aware dengan kondisi Ibunya Rini. Termasuk Rini yang setelah pulang sekolah selalu membantu mengerjakan pekerjaan ibunya. Mulai dari membersihkan rumah, mencuci piring, dan memasak.

Malam ini, suasana sangat hangat di keluarga Rini. Ditambah hari ini Rini memasak makanan special kesukaan Ibunya tercinta, cah kangkung.

"Nih Bu, aku masakin makanan kesukaan Ibu. Cah kangkung," ucap Rini sembari meletakkan piring saji di tengah meja makan.

"Wah, makasih ya Nak."

Rini tersenyum senang. Inilah yang dapat dia lakukan agar pekerjaan Ibunya menjadi ringan dan juga agar Ibunya tidak kecapean dan sakit.

"Ya sudah, ayok makan Bu, Pak keburu dingin ntar."

Mereka pun mulai mengambil dan memakannya. Ditemani dengan alunan lagu yang berputar dari sebuah radio tua. Sungguh malam yang indah bagi keluarga ini.

Di tengah-tengah makan mereka, tiba-tiba Ibunya Rini merasakan sesuatu yang membuatnya langsung memegang kepalanya. Hal itu pun dilihat oleh Rini dan Ayahnya.

"Ibu, Ibu gpp?" Tanya Rini cemas

"Ibu gpp nak, mungkin hanya sakit kepala biasa," jawabnya sambil tersenyum

"Ibu kalau sakit bilang ya. Jadi kita periksa ke dokter."

"Sudah-sudah Ibu gpp, kamu jangan kuatir ya,"

Ada sebuah rasa sakit yang disembunyikan oleh Ibunya, rasa sakit yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Namun, ia memilih untuk menyimpan dan tidak memberitahukannya kepada anaknya.

Kini waktu menunjukkan pukul 12.00, Rini dan Suaminya telah tidur. Ibunya pun dengan perlahan-lahan berjalan menuju cermin yang berada di depan kamar mandi. Di depan cermin ia mulai melihat daerah sekitar kepala dan rambut. Pandangannya terhenti pada sebuah benjolan yang terlihat di sekitar kepala bagian kiri. Ibunya menelan salivanya, pertanda apakah ini. Ia pun memperbaiki rambutnya, menutup benjolan itu dan kembali menuju kamarnya untuk kembali tidur. Tak ada yang tahu akan hal ini, hanya Ibunya yang tahu.

Hari-hari dilewati dengan rahasia yang hanya ia sendiri ketahui. Anaknya Rini dan suaminya pun tidak ada yang menyadarinya. Syukurlah, jika Rini mengetahui akan hal ini, ia pasti akan sangat cemas dan seketika melupakan sekolahnya.

***

"Ini semua gara-gara kamu!" Bentak Bromo pada bawahannya

"Maafkan saya Pak, saya juga tidak mengetahui kalau pacar Bapak akan datang pada hari itu." Jawab perempuan itu memberi alasan.

"Lagian kenapa kamu gak pegang gelas itu dengan baik. Kenapa bisa tumpah ke ke dasi saya. Pegang gelas aja gak becus!"

"Maaf Pak bukan seperti itu, heels saya kemarin---

Rasa & KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang