HALLO SEMUANYA, APA KABARNYA?
KALI INI AKU MAU UPDATE LAGI NIH CERITA AKUU!
WAH, BENER-BENER NGGAK KERASA YA, SUDAH SATU TAHUN LEBIH BERJALAN!
SEMOGA KALIAN TETAP SETIAP MEMBACA CERITA INI YA
JANGAN LUPA JUGA BAGIKAN KE TEMAN-TEMAN YANG LAIN...
BUAT YANG BELUM FOLLOW, YUK FOLLOW!
JANGAN LUPA JUGA VOTE DAN COMMENT YAA.
Enjoy!
***************************************************
FACAS sangat riweh hari ini. Setiap bidang tengah melakukan presentasi di rapat besar hari ini. Membahasa terkait rancangan pembangunan kantor FACAS yang ketiga, yang nantinya akan bertempat di Surabaya. Semua bagian sibuk memberikan masukan, menghitung dan merancangkan biaya anggaran, bahkan sampai mencari letak strategis yang memungkinkan FACAS akan jadi icon terkenal di sana.
"Ya, rapat hari ini kita sudahi. Semuanya silakan beristirahat." Ucap Bromo yang menjadi pimpinan rapat. Semua pegawai FACAS segera membereskan barang-barangnya, kemudian keluar dari ruang rapat.
"Bu Esther, Pak Rudy." Panggil Bromo sesaat sebelum mereka keluar dari ruangan. Pak Rudi dan Bu Esther langsung membalikan badan, kembali menghadap Bromo yang masih di meja depan.
"Iya Pak?" ucap keduanya bersamaan.
"Nanti pulangan, tolong datang ke ruangan saya. Ada yang ingin saya sampaikan."
Pak Rudy dan Bu Esther mengangguk paham, "baik Pak
"Kalau begitu kami permisi dulu." Ucap bu Esher dan kemudian dirinya beserta suaminya langsung pergi meninggalkan mereka. Bromo menatap kepergian mereka, ada sediikit senyuman penuh kejahatan yang tersungging di bibirnya.
Bromo pun memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya, dan segera pergi meninggalkan ruangan rapat dengan santai, dan masih dengan senyuman penuh kejahatan.
Sesaat setelah Bromo meningalkan ruangan itu, perempuan suruhan Bromo ternyata masih ada di dalam ruangan itu. Sesaat setelah rapat selesai, ia keluar paling pertama. Namun, saat mendengar nama Bu Esther dan Pak Rudi dipanggill, ia mengurungkan niatnya untuk pergi. Ia ingin mengetahui, apa rencana Bromo selanjutnya. Remcana apalagi yang Bromo rancang.
***
Waktu berjalan begitu cepat. Tidak terasa ini sudah waktu untuk pulang bekerja. Bu Esther dan Pak Rudy segera membereskan berbagai macam barang-barangnya. Setelahnya, mereka ingat akan perintah Bromo tadi, keduanya disuruh untuk menemuinya di ruangannya.
Mereka bergegas untuk pergi ke ruangan Bromo.
Tok, tok tok. Bu Esther mengetuk pintu
"Masuk," balas Bromo dari dalam
Keduanya pun masuk ke dalam ruangan Bromo. Kali ini ruangan Bromo tidak seperti kemarin, ruangaannya sudah lebih rapi dan tidak seperti kapal pecah.
"Silakan duduk Pak, Bu." Ucap Brom dengan senyuman palsu yang dia pampang.
Pak Rudy dan Bu Esther menarik kursi itu, dan segera duduk di sana. Sebenarnya, ini bukan kali pertama mereka seperti ini. Dulu-dulu pun sudah pernah waktu mereka mempresentasikan laporan evaluasi
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa & Kata
Teen Fiction"Cinta itu soal rasa, bukan sekadar kata-kata!" Mungkin memang benar begitu, bahwa cinta bukanlah sekadar kata-kata dan janji manis, melainkan sebuah rasa yang nyata dan kemudian diimplementasikan Bagi Kelvin Alexandro, dirinya tidak berkilah periha...