Part 14 : Girl's Power 2

10 3 1
                                    

"Jadi mau latihan kapan?"

"Gue bebas aja, sudah selesai ujian kok."

"Besok gimana?"

"Gue mah bisa. Yang lain gimana?"

"Bisa-bisa."

"Kalau gitu, besok setelah pulang sekolah. Kita ngumpul di ruang akustik ya. Jangan pada ngilang lu pada."

"Sipp. aman."

"Rei. lu pilih lagu yak. Lagu apa aja, yang jelas bisa masuk untuk acara perpisahan."

"Oke-oke. Ntar kalau gue sudah dapat lagunya, gue kabarin."

"Sip"

Chat pun diakhiri. Reina segera mencari lagu apa yang cocok untuk dibawakan pada saat perpisahan. Di saat sedang asik mencari. Tiba-tiba Reina menemukan sebuah lagu yang pernah diberikan oleh mantannya kepada dia. Lagu itu dipopulerkan oleh Dewa 19 dengan judul "Kangen"

"Semua kata rindumu semakin membuatku tak berdaya"

"Menahan rasa ingin jumpa"

"Percayalah padaku aku pun rindu kamu, ku akan pulang"

"Melepas semua kerinduan yang terpendam"

Entah. Saat itu lagu ini benar-benar berkesan buat Reina. Sayangnya hubungan Reina dengan Kelvin harus diakhiri karena LDR. Namun, kini terulang lagi Reina dan Bromo sudah seminggu lamanya tidak berkomunikasi, terakhir Bromo hanya mengatakan kalau dia bener-bener sibuk dan tidak punya waktu sedikit pun untuk berkomunikasi. Reina pun memaklumi akan hal itu. Pacarnya adalah Head Office mana mungkin pekerjaannya ringan...

Reina pun memutuskan untuk memilih lagu itu. Sebagai penggambaran rasa rindu dan kangennya kepada Bromo. Juga sebagai penggambaran agar Kakak kelas yang lulus dapat terus ingat dan kangen dengan masa SMA mereka..

"Lagunya dari Dewa 19 - Kangen ya."

"Wuih. asik tuh lagunya."

"Pasti lagi kangen Bromo yang di Jakarta ya wkwkwk." gurau Diva di chat itu

"Iya gitu lah. Sudah-sudah ah."

Reina langsung mematikan ponsel itu dan segera menuju ke kasur empuknya untuk tidur. Berharap kalau besok mereka dapat latihan dengan baik dan pada saat hari-H, mereka dapat menampilkan yang terbaik.

Lagu "Kangen" terus berputar dan menemani Reina yang sedang tidur pada saat itu. Sungguh indah...

Keesokan harinya setelah pulang sekolah, mereka berkumpul di ruang akustik untuk berlatih. Setiap peran mereka sudah jelas sehingga memudahkan mereka untuk berkomunikasi. Di sela-sela latihan, tiba-tiba ponsel Reina berdering.

Kring.kring.kring

"Eh, sebentar ya."

"Yoi"

Ternyata yang menelpon Reina adalah Bromo, pacarnya sendiri.

"Halo Beb. kamu lagi ngapain?"

Sambil terharu dan bahagia, Reina menjawab "By. kamu lama banget gak hubungi aku. Aku sekarang lagi latihan buat tampil di acara perpisahan sama band aku."

"Oalah, berarti aku ganggu ya?'

"Nggak kok By. Kamu gimana di sana. Gak lupa makan kan? Gak lupa tidurkan?" tanya Reina yang seketika berubah seperti seorang ibu-ibu yang khawatir dengan anaknya sendiri.

"Aku aman kok di sini Beb. Kamu gimana? Maaf kalau aku lagi benar-benar sibuk sampai gak ada waktu untuk hubungi kamu."

"Gpp. yang penting kamu jangan deket sama cewe lain dan jangan lupain aku."

"Iya, nanti kalau aku ada waktu free lagi. Aku janji bakal telpon kamu lagi. Aku juga janji kalau aku gak bakal deketin cewe lain."

"Janji ya. Kalau gitu sekarang aku lanjut latihan dulu ya. Baii byyy."

"Love you."

Reina pun mematikan ponsel itu dengan girang. Akhirnya pacarnya memberi kabar bahwa dia baik-baik saja. Reina pun kembali dengan suasana yang riang dan membuat timnya sedikit heran.

"Rei. lu napa nyengir-nyengir sendiri. Habis kerasukan lu ya." Ucap Keiko yang datang menghampiri.

"Kalau ngomong ngasal aja. Tadi Bromo telepon, ya aku senanglah."

"Oo Support system nya sudah balik,"

"Sudah-sudahlah. Kita balik latihan yuk, daripada buang-buang waktu gak jelas gini." Ujar Diva

"Yaudah. Tos dulu kali ya, biar semangat."

"GP BAND!"

"Yey!"

"Semua kata rindumu semakin membuatku tak berdaya"

"Menahan rasa ingin jumpa"

"Percayalah padaku aku pun rindu kamu, ku akan pulang"

"Melepas semua kerinduan yang terpendam"

Mereka pun kembali berlatih dengan serius dan sungguh. Karena Penampilan yang terbaik, datangnya dari latihan yang ekstra dan sungguh-sungguh. Hari-hari mereka gunakan untuk berlatih, layaknya band yang profesional. Mereka berlatih dengan serius dan sungguh-sungguh.

H-7 Sebelum Perform

"Gais. Gak kerasa seminggu lagi kita akan tampil." Ucap Keiko dengan exicited

"Semoga, kita dapat menampilkan penampilan yang terbaik. Bahkan bisa jadi kita buat penampilan kali ini adalah penampilan yang paling baik." Mereka bersorak dan bertepuk tangan

"Gue setuju. Kita harus buat panggungnya bergetar." Sambil tertawa

Mereka semua bahagia, walaupun belum hari-H untuk tampil. Namun, kebahagiaan itu tidak untuk Reina. Reina cukup sedih karena harus berpisah dengan teman-teman yang selalu ada buat dia.

"Rei. lo kenapa sedih?" tanya Rachel

"Gue pengen kasih tau satu hal. Tapi, ntar aja deh gpp."

"Kalau lo mau cerita. Kita siap kok. Entah itu sedih ataupun bahagia."

Reina tersenyum, dan ia berpikir. Mungkin ini adalah waktu yang tepat. Daripada ia menyimpan cerita itu lebih lama

"Gue, bakalan pindah ke Jakarta setelah Ujian Akhir Semester. Yang artinya nanti kita gak bakal ketemu lagi. Dan perform kita ini jadi yang terakhir buat kita."

Teman-teman Reina sedih. Perform minggu depan jadi kenangan terakhir buat mereka.

"Lu pindah ke Jakarta ada apa Rei?" tanya Raisa

"Bromo pernah janji sama aku. Nanti kalau aku kelas 11 aku pindah ke Jakarta. Sebenarnya sih cuman karna gak mau LDR."

"Emangnya lu diizinkan Rei? Ke Jakarta cuman karna gak mau LDR?" tanya Keiko

"Ya gak tau sih. Tapi, nanti aku coba omongin sama orang tua ku. Barangkali mereka kasih izin."

"Ya. semoga lu dikasih izin ya."

"Ntar jangan Kangen ya sama kita. Jangan rindu juga."

"Kenapa gue gak boleh kangen sama rindu dengan kalian?"

"Iqbal pernah berkata. Rindu itu berat, biar aku saja."

"Ya ampun." Mereka tertawa dan berbahagia. Sekali lagi. Ini adalah perpisahan, tidak ada seorangpun yang menginginkan perpisahan. Namun, memang begitu takdir, perpisahan bukan kita yang atur...

Lanjut next parttt yaaaa

Babhaiiii!

Rasa & KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang