Part 23 : Semesta Bercanda

9 2 0
                                    

HALLO PARA READERS YANG SAYA CINTAI, KITA BALIK LAGI KE CERITA INI!

SIAPA YANG SUDAH GAK SABAR DENGAN LANJUTANNYA? SPAM DI SINI

OH YA, BAGI KALIAN YANG GAK MAU KETINGGALAN UPDATE-UPDATE RASA & KATA. BOLEH BANGET UNTUK NYALAIN NOTIFIKASI YA! BIAR KALIAN JADI ORANG PERTAMA YANG BACA CERITA INI.

OKE DEH, TANPA BASA-BASI LAGI KITA LANGSUNG LANJUT AJA YA CERITANYA

Selalu berusaha memberikan cerita yang terbaik

-----------------------------------------------------------------------------------------------

INI sudah hari terakhir bagi Reina. Besok ia akan memulai kehidupannya di sekolahnya yang baru, menjalani kehidupan sebagai seorang siswi pindahan. Bagaimana dengan kabarnya Bromo, entahlah sejak di-block cowok pengecut itu tidak pernah lagi menghubunginya. Bahkan dengan cara lain pun tidak ada.

Reina sudah berusaha untuk melupakannya, melupakan semua kenangan dan kisah yang pernah terlukis indah. Nyatanya kalau sudah sakit hati, tidak ada yang harus dipertahankan lagi bukan?

Matahari pagi ini bersinar sangat terang, Reina turun dari kamarnya untuk sarapan dengan kedua orang tuanya.

"Bagaimana persiapan kamu untuk sekolah besok?" Tanya Adi, Papanya Reina

"So far buat besok sih sudah aman ya Pa, tinggal paling beli peralatan-peralatan sekolah aja."

"Okey, kapan mau pergi beli?"

"Rencananya sih hari ini Pa, mungkin sore sekitar jam 4an."

"Oke."

"Oh ya Pa, ehhhm kalau boleh tau Reina bakal sekolah di mana ya Pa? Soalnya sejak pertama, Papa gak pernah bilang nama sekolahnya."

"Oh, Papa belum bilang ya? Maafin Papa, Papa lupa untuk bilang. Jadi kamu bakal sekolah di salah satu sekolah yang terkenal sama taman indoor-nya. Sekolah yang punya banyak penghargaan. Yaitu SMA Cipta Negara."

"Itu sekolah yang terkenal di Jakarta, makanya Papa dan Mama sepakat buat daftarin kamu di situ." Ujar Mamanya Reina.

Reina mengangguk kecil, Reina belum tau banyak tentang sekolah itu, apakah di sana anak-anaknya baik, apakah kualitas sekolahnya unggul. Pertanyaan-pertanyaan itu muncul di kepalanya. Namun, ia tahu, pasti kedua orang tuanya tidak memilihkan sekolah dengan akreditasi yang rendah.

Reina balik menuju kamarnya, menghabiskan waktu dengan membaca novel, menunggu hingga waktu yang tepat untuk keluar dan membeli beberapa perlengkapan sekolah yang dibutuhkan.

Entah sudah keberapa kali Reina membaca novel ini, novel pemberian mantan yang selalu masih disimpan dengan baik. Berharap agar kisah cinta keduanya berjalan dengan baik seperti apa yang tertera pada ending novel "My Love". Namun, semua itu tidak seperti yang diharapkan. Namun di sela-sela Reina membaca,

Tin, tin bunyi dari sebuah klakson mobil.

Reina mengintip dari jendela kecil di kamarnya. Mobil itu tampak tak asing, pemilik mobil pun keluar membawa sebuah buket bunga besar berwarna pink. Reina tau itu siapa, Bromo! "Sedang apa dia di sini," gumam Reina perlahan. Buat apa sang pengecut itu datang kembali, membawa buket bunga besar hanya untuk menyihir Reina? Tidak mempan.

Reina segera lari menuju lantai bawah, "Ma, itu Bromo datang." Ucapnya sambil terengah-engah.

"Ngapain lagi itu anak!" Tanya Mamanya Reina dengan nada sedikit ngegas.

Rasa & KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang