Part 28 : Awal Bencana

10 2 0
                                    

HALLO SEMUA!

SELAMAT DATANG KEMBALI KE CERITA RASA & KATA 

SO FAR, MENURUT KALIAN CERITANYA GIMANA?

KASIH REACTION KALIAN DI SINI YA!

KALIAN SUDAH TAHU, KIRA-KIRA RENCANA APA YANG DIBUAT OLEH BROMO?
(yang tahu boleh kasihtau jawabannya di sini ya!)

KALAU BEGITU LANGSUNG KITA MULAIKAN AJA YA!

---ENJOY---

Di kamarnya, Kelvin tak bisa berhenti memandangi ponselnya. Ia ingin sekali chatingan dengan Reina. Terlebih, sekarang Kelvin telah memiliki nomor WA-nya.

Berulang kali Kelvin membuka kontaknya, menuliskan pesan singkat untuknya namun selalu berujung dihapus. Entah berapa kali sudah Kelvin melakukan itu.

Kelvin menggigit bajunya, ia kembali menuliskan pesan singkatnya untuk Reina. Namun, sangking gugupnya. Kelvin bukan menghapusnya, ia justru mengirimkannya.

"ANJIR." Seru Kelvin sesal,

Kini pesan itu telah terkirim. Kelvin tak bisa menahan malu itu. Ia langsung mematikan ponselnya dan tidak mau melihatnya lagi. Namun,

Ting, bunyi sebuah notifikasi. Kelvin masih tidak mau memperhatikannya. Ia mengira itu hanya sebuah notif dari berbagai aplikasi yang ada di ponselnya.

Ting, bunyi itu kembal muncul. Dengan cepat Kelvin membuka ponselnya dan...

"Hai juga,"

"Kamu lagi apa?"

Reina membalas pesan Kelvin, wajah Kelvin yang semula murung dan penuh penyesalan, kini berubah menjadi sumringah ketika Reina membalas pesannya.

"Hai Rei, aku lagi duduk aja,"

"Oalah iya,"

Kelvin begitu senang. Ia sangat senang momen dekat itu kembali terjadi pada dirinya dan Reina. Namun, untuk kesekian kalinya, Kelvin kembali mempermalukan dirinya. Ketika tengah asik chatingan, jari telunjuknya terpeleset dan tak sengaja menekan tombol call.

"EH, ANJING LAH." Seru Kelvin dengan kesal

Tak sempat Kelvin membatalkan telepon itu. Ternyata Reina mengangkat call itu.

"Hallo?"

"Ha... halo Rei."

"Halo Vin, kenapa telpon?"

"E..eee aku gak sengaja ketekan call,"

Reina tertawa kecil, ia menyadari bahwa sekarang Kelvin hanya malu-malu saja.

"Kamu sudah makan?" tanya Kelvin dengan reflek.

"Sudah nih, kamu sudah makan?"

"Aku belum sih. Tapi gpp."

"Kenapa gak makan," tanya Reina dengan nada rendah.

"Ya, gpp sih. Kamu kuatir ya."

Reina tak menjawab pertanyaan itu.

"Rei?"

"Rei?"

Tut, tut, tut,

"LAH, MALAH PUTUS. TAI LAH." Ucap Kelvin sembari memukul gulingnya.

Rasa & KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang