Terkadang, dewasa adalah tentang berdamai dengan semua rasa sakit.
•Happy reading•
-
-
-Suara langkah kaki seorang gadis disepanjang lorong SMA Cakrabinaya. Matanya menatap kosong ke depan, dan tubuhnya yang semakin kurus. Tak ada ekspresi apapun di wajahnya. Datar, hanya itu.
Ia sudah cukup lelah untuk berpura-pura menipu siang. Tenaganya sudah tidak ada lagi untuk berpura-pura baik-baik saja di depan semua orang. Dari matanya saja, sudah dapat diartikan. Bahwa, tak ada lagi harapan untuk ia hidup. Tak ada kebahagiaan sepanjang ia hidup 16 tahun lamanya. 'aku ingin meyerah' kalimat itu selalu ia keluarkan. Tapi tetap saja ia bertahan menanggung luka yang kian hari makin sakit saja rasanya. Entahlah, Nataya memiliki alasan untuk tetap hidup.
"Bunda, Nata juga ingin disayang olehmu, seperti Nara." ucap Nataya disetiap langkahnya yang pelan.
"Ayah,Nata mau juga diceritakan hal lucu. Cerita apa saja. Nata ingin sekali." harapnya kemudian menundukkan kepala dalam. Perlahan, air matanya jatuh membasahi lantai lorong itu.
"Tapi, kenapa susah sekali?" Nataya menahan isak tangisnya. "Sedangkan Nara dengan mudah mendapatkan itu semua dari kalian." sambung Nataya lalu mengusap kasar air matanya. Ia tak boleh lemah, pasti ada kebahagiaan yang sedang dibentuk Tuhan untuknya.
Meski ia tak tau kapan bahagia itu datang. Atau mungkin tidak pernah ada.
Tak terasa ia sudah berjalan beberapa menit, Nataya sudah sampai di depan kelasnya.
Savita sudah ada di dalam kelas beserta murid lainnya.
Sagara pun ada. Ternyata, anak itu sudah sembuh.
Nata masuk menyapa satu persatu teman kelasnya. Kebiasaan.
"Pitaa! gantengan Sagara atau Naruto?"
"Naruto."
Mata Saga berkaca-kaca. "Hikss Pita jahat huwaaa"
"Uda berapa kali gue bilang, nama gue V.i.t.a. pake V Sagaraa. Bukan P. Ngerti gak sih lo?" ucap Savita penuh penekanan terhadap Sagara sepupunya, sekaligus tunangannya. Ya, mereka dijodohkan.
Sifat sagara yang masih kekanak-kanakan membuat Savita merasa sangat-sangat membencinya.
Apakah kau tau bagaimana jadinya jika seorang wanita kasar di jodohkan dengan pria yang mentalnya seperti anak kecil berusia 6 tahun?
Maka, tiada hari tanpa bertengkar. Tapi, ketika ada yang hilang, dunia serasa berhenti berputar.
Dua sepasang yang di ciptakan Tuhan seperti sepasang sepatu. Jika cuma satu saja, maka ia tidak berguna.
"Tetep panggil Pita!" ucap sagara tak mau kalah
"Serah lo."
Tolong, Savita ingin sekali mencincang tubuh kekar Saga saat ini juga.
Melihat interaksi keduanya, Nata hanya memutar bola matanya malas,dan segera duduk di dekat Savita.
Sedangkan Sagara? Bocah itu sudah kembali kebangkunya di belakang Nata sambil meminum susu yang ia bawa dari rumah.
"Pucat bet lo kek ga makan sebulan" cerocos Savita ketika Nata duduk di dekatnya.
"Emang," acuh Nata.
"Serius anjirr!"
"Yakali, enggalah. "
"Trus nape muka lo kek mayat? Lo, sakit? " Savita meletakkan tangannya di jidat Nata, tapi Nataya lebih dulu menepis tangan sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AIR MATA DARI SEMESTA
Teen Fiction"Aku yang berdarah, dia yang kau rawat dengan cinta. Mengapa?" 🦋🦋 "Nata selalu ingin menjadi Nara, agar bunda dan ayah lihat." Start------->30 september 2021