18.) LAUT BIRU

1.8K 154 157
                                    

Berhasil muve on itu menyenangkan. Seperti tidak ada lagi beban, rasanya mungkin sangat hampa. Tapi setidaknya, tidak ada lagi yang mengecewakan. Dan ternyata, diri ini masih baik-baik saja.

Dugaanku salah, yang seperti... "Apakah aku masih bisa menemukan kebahagiaanku lagi diseseorang yang berbeda, dan apakah mungkin aku masih bisa bahagia? ". Ternyata, itu semua hanya rasa cemasku saja.

Dan sekarang, aku lebih sayang dengan diriku sendiri. Aku tidak ingin mengecewakannya lagi. Karena aku sadar, tidak ada yang bisa dipaksa untuk terus bersama.

Semoga egoisku yang dulu, yang selalu memaksakan seseorang untuk tetap bersama, berubah menjadi...

"Silahkan pergi, jika kau merasa tak betah."
____________________________________

Orang yang memahamimu, lebih baik dari pada dia yang mencintaimu.
-Dewantara
____________________________________

Happy reading
🦋🦋

"Woy! Kenapa lu Kel? " teriak Guntur melempar gulungan kertas kearah Kelvin. Ia sudah muak melihat pria itu merenung dari tadi.

Kelvin Aditya Lengkasa, ketua kelas di 11 IPA3. Cowok itu hanya menidurkan kepala di atas tangannya yang dia lipat di meja. Terkadang, hanya melihat kearah jendela dengan tatapan yang kosong. Dia sama sekali tidak peduli dengan usikan Guntur.

Anak laki-laki itu jarang seperti ini, ralat. Baru kali ini dia seperti itu. Seperti kehilangan semangat hidup.

"Galau, dia." ujar Keano, sahabat karib Kelvin.

"Galau kenapa? " tanya Guntur kepo.

"Baru putus sama pacar virtualnya," jelas Keano seraya memainkan game di ponselnya.

Seketika Guntur tertawa mengejek. "Kirain apaan! " katanya lalu menghampiri bangku Kelvin, ikut duduk di dekat pria itu.

"Kel?" Kelvin menoleh kearah Guntur memperlihatkan mata sayunya.

"Gamon kok sama virtual? Kan kenangannya cuma history chat." ucap Guntur dengan nada yang mengejek. Membuat Kelvin berubah menatapnya sinis.

Guntur memang bener, sih. Tapi kan...ah
sudahlah. Anak itu memang menyebalkan!

Guntur terkekeh "Santai Paketuu" katanya seraya mengangkat tangan membentuk huruf "V"

Nata hanya menggelengkan kepala melihat tingkah laku seorang Guntur yang dikenal biangkerok di kelasnya.

Dewa datang bersama Saga dengan raut wajah yang tak dapat Nata artikan. Keduanya hanya duduk di bangku masing-masing, tanpa mengeluarkan sekata patahpun.

"Wa...tadi bahas apa sama Saga? " pertanyaan itu muncul ketika Dewa sudah duduk di dekatnya.

Alih-alih menjawab, Dewa hanya menatapnya penuh arti. Lalu mengukir senyum kecil.

"Pulang sekolah nanti, ikut aku ya, Na? "

Nata mengangguk. "Tapi kemana? "

"Rahasia, " ujarnya mengacak-acak rambut Nata gemas. Uh kebiasaan.

"ISH DEWAA RAMBUT AKU BERANTAKAN" kesal Nata menampakkan raut galaknya.

"AHAHAHA" pria itu tertawa tanpa dosa. Kenapa gadisnya itu malah terlihat imut, sih?

Nata hanya pasrah. "Gak Guntur, gak Dewa, semuanya menyebalkan." gerutunya.

Guntur bilek: gue ada salah apa ya sama lo, Na?

AIR MATA DARI SEMESTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang