19.) SAGARA & ANGKASA

1.8K 161 31
                                    

Tidak benci. Hanya lebih ke "Kok bisa ya, dia nyakitin orang yang selalu memohon sama Tuhan agar dia baik-baik saja, kok bisa dia sejahat itu sama orang yang paling khawatir kenapa-kenapanya dia di bumi. "

Kadang cuma bisa hembusin napas panjang sambil berkata "Gapapa... Cukup tau. "
____________________________
Tentang perasaanku untukmu, terimakasih. Kamu tak sedikitpun salah menolakku, akulah yang tidak memahami bahwa langit memang tak akan mampu memeluk bumi.
-Sagara
______________________________

🦋🦋 Happy reading 🦋🦋

Sagara
Na, keluar yuk?

Gadis bersurai hitam itu membukakan mata ketika mendengar notifikasi dari ponselnya. Jujur, dia malas sekali untuk melakukan apapun. Dia sangat lelah setelah seharian keluar dengan pacarnya, Dewantara.

"Tapi kalau penting gimana? " ucapnya dalam hati.

Ia segera bangkit merubah posisi yang tadinya terbaring menjadi duduk. Ia menautkan alis ketika membaca nama Sagara di layar ponselnya. "Ngapain Saga ngajak keluar sore-sore gini? "

Nataya
Kemana dan ngapain?

Sagara

Cafe yg terdekat dari rumah kamu. Aku tunggu di sana. Cepetan, ya!

Nataya
Ngapain dulu tapi...

Sagara

Ada yang mau aku omongin.

Nataya
Oh, oke.


Nata kemudian bangkit lalu memakai baju kaos oversize warna pink disertai celana kulot berwarna coklat. Rambutnya ia biarkan tergerai tanpa riasan apapun. Jika kebanyakan perempuan menghabiskan waktu berjam-jam untuk berdandan, berbeda dengan Nataya. Gadis itu hanya memerlukan waktu 5 menit.

"Nata! Turun kamu!!" teriak Soraya di bawah sana dengan sangat lantang.

Nataya tersentak kaget lalu kemudian menarik napas panjang menormalkan pernapasannya. "Ada masalah apa lagi, ya?" ucapnya menerka-nerka.

"Iya bundaaa, sabar ya... " ucap gadis itu seraya menyilangkan kedua tangannya terlihat memeluk diri sendiri. Hal ini sudah biasa ia lakukan ketika ia tau akan ada hal buruk yang terjadi. Ia menepuk kedua bahunya sambil berkata "Gapapa, semua akan baik-baik saja. "

Nataya berjalan menuruni tangga dengan masih memeluk dirinya sendiri. Sampainya di anak tangga terakhir, Soraya langsung menyeretnya kasar membuat gadis itu ketakutan.

"A--ada apa bunda?" tanyanya terbata-bata.

"Kamu kan yang nyuri uang bunda di laci? Ngaku kamu! "

Nataya membelalakkan matanya dengan sempurna. Kaget akan tuduhan Soraya yang menurutnya tidak masuk akal.

Gadis itu menggelang sangat keras. "Bukan. Bu--kan Nata bunda. Na--ta bukan pencuri." katanya berusaha meyakinkan Soraya bahwa bukan dia.

"Trus kalau bukan kamu siapa lagi, HAH?! "

"Aku seburuk itu di mata bunda? " ia menatap Soraya tak menyangka. "Bunda ada masalah apa lagi sih sampai ngelampiasin ke Nata? " ia tahu bahwa Soraya juga percaya bukan Nata yang mencuri uangnya. Bagaimana bisa ia menuduh seseorang yang baru saja menginjakkan kaki di rumah sebagai pencuri?

AIR MATA DARI SEMESTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang