35.) ANJANI

1.7K 127 13
                                    

Kini bumantara pun redum,bentala juga turut gulita. Biarpun begitu,renjanaku tetap bertamu. Meski kalbumu menolak.
________________________
____________

Bruk!

Seseorang dengan kencang memukul meja di mana Mona yang sedang tertidur di atasnya. Anak itu terlihat lelah akibat berkerja semalaman.

"Bangun lo jalang! Sekolah tuh tempat orang belajar, bukan tempat tidur."

Mona terbangun seraya menormalkan penglihatannya kemudian memandangi perempuan yang sudah mengganggu tidurnya itu.

"Lo itu siapa? Punya masalah apa sama gue?" tanyanya kemudian berdiri memandang tajam ke arah gadis yang sama sekali tidak ia kenal.

"Kita emang gak kenal. Gue ke sini cuma mau bilang sama lo gausa sok kecantikan di sekolah ini. Lo pikir dengan lo makai hijab gini akan buat semua pandangan orang-orang berubah sama lo? Engga. Jalang ya tetap aja jalang!"

Rasanya Mona ingin mencincang-cincang tubuh gadis di depannya ini. Tapi untung emosinya masih bisa ia tahan.

"Gue gak ngerti ya maksud lo itu apa. Lo tiba-tiba aja datang, ganggu tidur gue, trus maki-maki gue, padahal gue aja gak kenal lo itu siapa!" emosi Mona tidak terima ia di usik seperti ini.

Mona menghembuskan napas pelan. "Lo langsung ke intinya deh. Ada apa?"

"Gue diputusin sama pacar gue gara-gara dia suka sama lo." jelasnya.

Mona memutar bola matanya malas. "Cowo lo yang mana?gue aja gak kenal sama cowo lo itu. Kan dia yang suka sama gue, guenya kagak. Trus ngapain lo nyalahin gue? Gajelas."

"Gue tau, lo lebih segalanya dari gue. Bahkan untuk bersaing pun gue gak akan mampu. Lo punya semuanya. Tapi bukan berarti kebahagiaan gue dirusak dengan gampang hanya karena cewe kayak lo!" ucapnya membuat Mona semakin muak.

"Bersaing?"

"Lo pulang sekolah makan masakan Ibu lo, kalau lo kangen tinggal meluk. Kalau gue, harus ke kuburan dulu untuk meluk, kalau kangen cuma bisa do'a. Lo pulang sekolah langsung rebahan tanpa mikirin hari besok, gue pulang sekolah harus kerja untuk hidupin diri gue sendiri."

"Itu yang lo bilang gue punya segalanya? lo punya Ibu aja gue uda kalah."

Gadis yang tadinya memaki-maki Mona kini terdiam. Betul yang dikatakan Mona, ia masih punya keluarga yang lengkap yang akan selalu mencemaskannya jika terjadi apa-apa. Sedangkan Mona? Ia hidup sebatangkara.

"Ada apasih ribut-ribut?" ucap Kelvin memecah situasi dingin antar keduanya.

"Mon, lo uda tau kalau Nata kemarin masuk ke rumah sakit?"

Mona seketika membelalakkan matanya kaget ke arah Kelvin. "Nata sakit apa? Kok lu gak ngasih tau gue sih!?"

"Tenang dulu, biar gue jelasin." ucap Kelvin menenangkan Mona.

"Kemarin itu, gue abis jangukin temen gue di rumah sakit. Nah pulangnya gue ngeliat Nata di jalan. Mau gue samperin, eh uda pingsan duluan. Mana seragamnya belum diganti."

Mona mengernyitkan dahinya. "Trus gimana Kel?"

"Ya, gue panik lah. Langsung gue bawa ke rumah sakit. Trus beberapa menit gitu gue nunggu,akhirnya Nata sadar. Gue mau ngabarin lo,tapi Nata larang. Karena uda malam. Katanya besok pagi dia ngabarin lo. Trus tuh anak malah nyuruh gue pulang katanya dia gapapa."

AIR MATA DARI SEMESTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang