8.)BERUSAHA PULIH

2.6K 285 214
                                    

Tidak ada yang lebih menyayangimu selain dirimu sendiri.

•Happy reading•
-
-
-

1 bulan kemudian....

Sebulan sudah berlalu semenjak kematian Savita. Sebulan lamanya juga, Nataya tidak bersekolah dan hanya mengurung diri di dalam kamarnya. Selama itu, hanya Dewalah yang selalu setia menemaninya. Membujuknya, memperhatikannya, dan menghiburnya. Pria itu tulus melakukan semua untuk Nataya. Meskipun, gadis itu tidak pernah peduli atas semuanya. Tapi, Nataya sadar.

Tak jarang juga, ia mendapat surat peringatan dari pihak sekolah. Membuat Orang tuanya semakin benci padanya. Memarahinya setiap hari, dan melukai perasaannya setiap saat. Tapi, Nataya tidak peduli lagi. Nyatanya, tidak ada yang lebih sakit dari kehilangan Savita.

Hari ini Nataya memustuskan untuk berangkat ke sekolah. Urusan nilainya yang bermasalah selama sebulan itu, nanti di bicarakan baik-baik oleh masing-masing gurunya di sekolah.

Meskipun gadis itu masih terbayang-bayang oleh sosok Savita, ia tidak boleh seperti itu terus. Sepedih apapun yang ia alami, hidup terus berjalan. Dan, bumi tetap berputar dengan semestinya.

"Masih hidup?"

Nataya menghentikan langkahnya mendengar suara itu. Suara yang selalu menyakitinya selama belasan tahun.

"Anak gak guna. Bisanya cuma nyusahin aja!" ucap Bram.

Mata Nata kembali memanas. Lalu, ia menoleh ke arah ayahnya yang duduk di meja makan bersama Nara dan Soraya.

"Bunuh diri aja sana!" ucap Soraya juga. Lalu, mereka kembali menyantap makanannya. Tanpa mempedulikan Nataya yang masih berdiri memandang mereka sakit.

Sedangkan Nara, ia hanya bisa memandang lurus ke depan.

Ternyata, dirinya masih jauh lebih beruntung dari Nata. Walaupun tidak bisa melihat indahnya dunia, setidaknya, ia masih bisa merasakan manisnya kasih sayang orang tua.

"Kalian tidak akan pernah mengerti." ucap Nata Lalu pergi begitu saja.

•••

Di sekolah, ia sebisa mungkin untuk kuat. Lantas, di sinilah. Tempat Savita dan Nata menabur banyak kenangan indah bersama. Disinilah, mereka di pertemukan. Dan disini pula, mereka di paksa untuk berpisah.

Ujung bajunya ia remas kuat ketika memasuki kelas dan duduk di bangku yang dulunya ada Savita disana. Tak peduli banyaknya pasang mata yang memandangnya iba. Ia terus menangis. Menikmati tiap rasa sakit menusuk hatinya.

Dewa yang baru masuk kelas itupun kaget melihat Nata yang sudah duduk menenggelamkan wajahnya. Ia kira, gadis itu masih belum siap kesekolah hari ini.

Nata juga tidak mengabarinya terlebih dahulu. Kalau tau Nata ke sekolah hari ini, sudah dari subuh ia ke rumah gadis itu untuk menjemputnya.

Ah, dia sangat berlebihan sekali.

"Kok ga ngabarin gue dulu Nat?" tanyanya ikut duduk di samping Nataya. Sepertinya, mulai hari ini, ia akan duduk di bangku itu menggantikan Savita.

AIR MATA DARI SEMESTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang