Cuma sebatas suka, lebih dari itu aku tidak berani.
•Happy reading•
-
-
-"SAGA MAU NENEN PITA!!"
"BERISIK!"
Seisi kelas memandang kedua sejoli itu heran. Masih pagi-pagi sekali Savita dan Sagara sudah heboh bertengkar, Savita yang sudah lelah terhadap Sagara yang pelupa itu harus bersabar menahan emosi.
"Salah lo sendiri pelupa! kan gue uda ingetin tadi. Susunya jangan lupa di bawa." ucap Savita penuh penekanan.
Sagara lupa membawa susunya kesekolah. Susu kotak rasa coklat itu di belikan oleh savita semalam. Karena Sagara ketiduran, makanya Savita memasukkan susu itu kedalam kulkas. Sudah diingatkan oleh Savita sebelum mereka berangkat, entah kenapa Sagara pelupa sekali, dan sekarang ia menyalahkan Savita.
Nenen yang di maksud Sagara itu minum susu kotak.
"Pita balik ke rumah ambil cucu Saga!" Sagara membelakangi Savita. Berharap tunangannya itu berbaik hati kali ini, Sagara tidak bisa belajar tanpa minum susu, mungkin ia tak bisa hidup juga. Ia tidak bisa mengendarai mobil, jangankan mobil, sepeda saja ia tak bisa. Jadi ia harus meminta Savita mengambilkan susu untuknya.
Savita memandang punggung Saga yang membelakanginya. Kepalanya yang sudah menunduk,dan telapak tangannya yang menutup wajahnya rapat. Kalau Saga sudah seperti itu, tandanya anak itu sedang menangis.
"Gue beliin di depan sekolah aja, ya?"
Mendengar itu, Sagara perlahan memutar badannya menghadap Savita. Matanya sudah membengkak dan hidungnya yang sudah memerah karena menangis.
'lucu'ucap savita dalam hati.
"Emang ada?"
"Ada. Lo, tunggu di sini." ucapnya yang di balas anggukan dari Sagara, lalu ia pergi.
Setelah kepergian Savita, Nata yang baru saja masuk ke dalam kelas menjadi pusat perhatian seluruh teman kelasnya, Terutama Dewantara. Ya, anak itu sudah daritadi di dalam kelas menunggu Nata. Semalam ia tak berhenti memikirkan gadis itu.
Dilihatnya Nata yang masuk dengan penampilan acak-acakan itu membuat Dewa cemas. Seisi kelas pun heran, baru kali ini Nata tidak seceria hari-hari lalu.
Sadar banyak yang memperhatikannya, Nata memilih acuh dan mempercepat langkah menuju bangkunya.
"Vita mana Saga? " tanya Nata setelah duduk di bangku dan tidak melihat adanya sosok sahabatnya itu. Padahal Sagara sudah ada.
"Kedepan beliin Saga cucu." jawab Saga sibuk memandang keluar jendela, Berharap Savita datang membawakannya susu.
Mendengar jawaban Saga, Nata menggangguk paham. Savita memang benci Sagara. Tapi, ia tahu sahabatnya itu tidak benar-bebar membenci Saga. Sejatinya Savita sangat menyayangi Sagara. Tapi, ia tak tahu bagaimana mengungkapkan rasa sayangnya kepada orang. Seperti itulah Savita, Menurutnya.
"Lo kenapa Nat? " tanya Dewa memerhatikan mata Nata yang membengkak sudah seperti mata panda.
"Lo gak tidur semalam? "
"Sok tau!" judes Nataya.
"Trus kenapa mata lo kek kunti?"
"Gak tau."
"Atau semalam lo menjelma jadi kuntilanak, Nat? "
"Diem." peringat Nata sudah menahan emosi daritadi.
"Nda mau. wleee!"
Alih-alih diam, pria itu malah mengoceh banyak hal. Nata memilih tidak merespon apapun yang pria itu katakan. Diabaikan saja, nanti dia bakal berhenti bicara sendiri.
Bel masuk sudah berbunyi, tapi Savita belum kunjung kembali membawakan Sagara susu.
"Lo yakin Vita belinya di depan? " tanya Nata heran. Kalau belinya di depan, harusnya Savita sudah kembali.
"Iya Nataa, pita bilangnya mau beli di depan." yakin Sagara yang sudah sedikit cemas. Bagaimna kalau Savita beneran kembali ke rumah mengambil susunya?
Melihat wajah Sagara yang tampak gelisah, Nata juga ikut gelisah. Di depan sekolah memang ada beberapa super market, jaraknya juga tidak terlalu jauh dari sekolah, mungkin cuma butuh waktu 5 menit untuk sampai.
"Coba lo telfon."
"Hp Pita sama Saga," ucap Saga memperlihatkan dua buah handphone ke arah Nata.
"Emm... Mungkin Vita mampir ke wc, Nanti biar gue izinin." ucap Nata membuat Saga sedikit tenang.
Dewa yang daritadi memilih menyimak percakapan keduanya hanya acuh. 'Super market di depan kan, tutup.' ucapnya dalam hati.
Tak lama kemudian, terdengar suara seluruh siswa dan siswi yang berteriak histeris, banyak murid yang berlarian kesana kemari.
Nata yang mendengar itu sontak kaget. 'Kebakaran? ' tanyanya sendiri dalam hati. Tapi ia lihat tak ada asap sama sekali. Dengan rasa penasaran ia keluar dari kelas di susul oleh Saga dan beberapa teman kelasnya. Di lihatnya banyak murid yang berlarian tergesa-gesa.
"Ada apa? " tanya Nata menahan salah satu Siswi yang sedang berlari melewati kelasnya.
"Kecelakaan."
"Dimana?"
"Depan sekolah."
Lanjut besok ya. Uda ngantuk bgt soalnya huwaa. Maap part ini berantakan. Nanti aku perbaikiKira-kira siapa yang kecelakaan?
Vote+komennya
Thank u^^
KAMU SEDANG MEMBACA
AIR MATA DARI SEMESTA
Teen Fiction"Aku yang berdarah, dia yang kau rawat dengan cinta. Mengapa?" 🦋🦋 "Nata selalu ingin menjadi Nara, agar bunda dan ayah lihat." Start------->30 september 2021