Kita tidak diharuskan untuk mencintai kehidupan. Jika hukum dunia keras, nikmati saja. Itu sudah tanggung jawabmu di lahirkan.
Hai brodi
•happy reading•
-
-
-"ANJAY! GAK KETAT, GAK FYP YA,MON!!" heboh Guntur di dalam kelas 11 ipa3 menggoda Mona. Pria itu memang terkenal dengan kenakalan dan kejahilannya. Banyak guru yang mengeluh padanya. Padahal, ia adalah anak dari kepala sekolah SMA CAKRABINAYA.
"Gaje,lo!" sinis Mona masih melanjutkan joget pargoy-nya di sebuah aplikasi bernama TIK TOK. Body-nya yang luar biasa sexy selalu menjadi haluan bagi pria yang melihatnya. Apalagi dengan pakaian yang sengaja ia ketatkan.
"BUSET!! Diam seperti Nikita mirzani, bergerak menjadi Lucinta luna! BUKAN MAENN!" Guntur semakin heboh melihat goyangan Mona yang semakin mengundang nafsu.
"Pria gila." umpat Mona menghentikan kegiatannya. Matanya tertuju pada pria di bangku belakang sana. 'gila, cakep banget tuh anak baru' pujinya dalam hati. Mona langsung memakai riasan di wajahnya, membuat bibirnya itu semakin merah merona. Lalu ia menghampiri tempat duduk Nata dan Dewa.
"Hi babe, kenalin, Aku Mona." ucapnya menjulurkan tangan ke arah Dewa.
Pria itu hanya memandangnya sekilas. Lalu kembali melihat Nata yang hanya diam dari tadi. Seperti gadis itu menahan sebuah rasa sakit di badannya. Sesekali Dewa mendengar rintihan sakit darinya, ketika ia bertanya, Nata hanya diam saja.
"Ganteng-ganteng kok, cuek sih!" ucap mona kesal dirinya di kacangin oleh Dewa. Tak terima akan hal itu, Mona kemudian mengambil jurus keahliannya dalam menggoda pria. "malam ini. Mau tidak, bermain denganku,hm?" godanya dengan mengkedipkan mata sebelah, bibir bawahnya ia gigit, dan memperlihatkan tubuh sexy-nya yang membuat Dewa semaki risih.
"Sorry. Tapi, gue uda punya pacar." ucapnya langsung menggenggam tangan Nata erat. Membuat gadis itu menatapnya dengan alis yang bertaut. Dewa berharap, Nata tidak menamparnya saat ini juga.
"Cih!! Apa yang lo banggain dari perempuan seperti dia? dia sangat tidak menarik, Sayang. Mending sama gue." ucapnya angkuh memandang remeh Nata. Bisa-bisanya ada pria yang menolak berkencang dengannya hanya demi perempuan yang masih jauh di bawahnya.
"Setidaknya, gadisku tidak murahan sepertimu!" ucap Dewa lalu menarik tangan Nata keluar dari kelas. Membuat Mona tambah panas.
Sagara kemudian menyusul kedua temannya. Ia juga penasaran, mengapa Nata seperti kesakitan sejak gadis itu mengajarinya memasang dasi tadi pagi.
"Minggir, bitch!" gerutu Saga. Lalu mendorong tubuh Mona hingga gadis itu mundur beberapa langkah.
Langkah Saga terhenti ketika melewati tubuh Mona. Kemudian, pria itu berbalik memandangnya.
Senyum smirk terlukis di bibirnya yang sedikit tebal.
"tubuh lo emang menggoda bagi para jantan. Sayangnya, lo cuma pantas di jadiin bahan halu. Bukan seorang istri. Karna kita, butuh wanita yang berkelas untuk dijadikan seorang ibu. Bukan jalang sepertimu!" ucap Saga lalu pergi di hadapan Mona.
Entah dari mana pria polos itu belajar. Sagara yang dulu memang sudah berubah 99%
Mona hanya bisa terdiam kesal. Kalimat Saga sangat menusuk di setiap relung hatinya. Ditambah seluruh murid di kelas itu memandangnya jijik.
KAMU SEDANG MEMBACA
AIR MATA DARI SEMESTA
Teen Fiction"Aku yang berdarah, dia yang kau rawat dengan cinta. Mengapa?" 🦋🦋 "Nata selalu ingin menjadi Nara, agar bunda dan ayah lihat." Start------->30 september 2021