38.) KEMBALI

736 29 3
                                    

Aku pernah melabuhkan perasaanku hingga habis tak tersisa, menganggapnya bumi yang selalu ingin ku peluk ketika badai datang, dan menemaninya kala cahayanya kian meredup. Namun katanya, perasaanku tidak sampai pada level cinta.
_______________________
_______________


“Eh, itu Dewa bukan si?” ucap Mona sambil menunjuk pria yang berjalan keluar dari rumah sakit.

Keanu dan Kelvin lantas mengikuti tunjukan Mona seraya menyipitkan matanya.

Setelah memastikan bahwa itu benar Dewa, Mona ingin berlari mengejarnya, tapi tangannya ditahan oleh Kelvin.

“Lepas, Kel!” lawan Mona berusaha melepaskan tangannya dari pria itu.

“Udah jauh, gausa dikejar. Buang-buang tenaga doang,” jawab Kelvin lalu melepaskan ikatan tangannya dengan Mona.

Mona yang sudah emosi ingin mencincang-cincang tubuh Dewa itupun akhirnya cuma bisa membuang napas pasrah.

“Tuh anak ngapain di sini?” tanya Keanu penasaran.

“Ngapain lagi kalau bukan jengukin Nata.” timpal Kelvin.

Keanu berdecak kesal. “Gak ada otak banget, udah nyakitin Nata masih aja nampakin diri.“

“Emang lu ada otak, Nu?” ledek Kelvin ketika melihat kawannya itu naik pitam.

“Sialan lu b*bi.”

🦋🦋

Nata menyambut kedatangan teman-temannya itu dengan raut bahagia. Tak ada kesakitan yang ia tampakkan diwajahnya sedikitpun.
“Kalian gak cape pulang sekolah langsung jengukin gue?” ucap Nata sedikit terharu.

“Cape banget. Makanya lo cepat sembuh dong, udah enek banget gue sama bau rumah sakit.” keluh Mona lalu menjatuhkan tubuhnya di atas sofa. Ya, anak itu memang sudah lama menjadikan rumah sakit adalah rumah keduanya. Semenjak Almarhumah mamanya sakit, mungkin.

Berbeda dengan Kelvin dan Keanu, mereka berdua cuma duduk di atas tikar, membiarkan Mona menguasai sofa empuk itu sendirian

“Nat, sebenarnya kita banyak pertanyaan sama lo.” Kelvin mulai bersuara ketika ruangan itu mulai hening.

Jika Kelvin sudah bicara di tengah keheningan, itu berarti suatu hal yang serius. Nata ingat sekali waktu pertama kalinya Kelvin menjadi ketua kelas. Saat itu mereka masih kelas 1 sma.

Flashback on

“Ada apasih Kel ribut-ribut?” ucap salah satu teman kelasnya.

“Kok banyak yang lari-larian?”

“Ini sebenarnya ada apasih!”

“Woi Ketua kelas, budek lu ya?!”

“Bukain pintunya, gue mau mastiin sendiri!”

Satu kelas menjadi sangat berisik saat itu juga. Membuat Kelvin menghela napas kasar lalu kemudian duduk dengan tenang dibangkunya. Tanpa mengeluarkan satu katapun.

Melihat Kelvin yang bersikap menyebalkan itu, seluruh murid makin emosi. Semakin kacau. Namun, beberapa detik kemudian mulai hening. Mungkin sudah lelah mengoceh namun Kelvin sama sekali tak hiraukan.

AIR MATA DARI SEMESTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang