Engga lagi-lagi, saya hampir kehilangan diri saya sendiri hanya untuk mengejarmu.
-nearnotes
__________________Karena itu, sudahlah, aku yang salah. Berbahagialah...
_____________"Nat, Dewa sudah lebih seminggu gak sekolah. Apa dia sudah pindah?" tanya Kelvin setelah memeriksa absen kelas. Ia heran, ternyata Dewa sudah lama tidak masuk tanpa keterangan.
Nata menghembuskan napas kasar. "Gue seminggu yang lalu, tepatnya saat lo sakit, pernah menemui Dewa. Dan saat itu, dia lagi mengalami kesulitan, Kel."
"Trus sekarang kabarnya gimana?"
Nata menyorotkan bahunya lesu. "Gak tau Kel, ponselnya gak bisa dihubungi."
"Kenapa gak kerumahnya aja?"
"Gue takut, Kel. Dewa punya masalah di keluarganya. Dan gue gabisa ikut campur." ucap Nata terlihat putus asa. Ia hanya ingin Dewa memilih keputusan yang terbaik. Akan rumit nantinya jika ia ikut campur. Yang ia bisa hanyalah berharap Dewa tetap baik-baik saja dan mereka tetap bersama. Walaupun kecil kemungkinannya.
"Woi! Lagi ngomongin apasi kalian berdua? Serius amat." campur Keanu meghampiri Nata dan Kelvin di sebuah taman sekolah.
"Tanyain Dewa ke Nata. Soalnya tuh anak sudah lebih seminggu bolos sekolah. Pak Adi nanya terus anjir ke gue." kesal Kelvin ingin rasanya mengundurkan diri menjadi ketua kelas.Keanu mengangguk-anggukan kepala mengerti. "Tapi Kel, ada yang aneh gasi semenjak lo sembuh dan masuk sekolah lagi?"
"Gada. "
Keanu berdecak kesal karena Kelvin pura-pura tidak tahu. "Si Mba Kunti yang tiap harinya ngasi bekal warna pink berbentuk love kematian itu ke elo. Si Citra, Kel. Lo apain? Kok seminggu ini, tuh bocah tidak terlihat."
"Eh, iya. Baru nyadar gue astagaaa. Si Citra sudah seminggu ini gak pernah ke kelas lagi ngasi lo bekal. Dahal kemarin lalu dia khawatir banget pas tau lo sakit, Kel." tambah Nata.
"Trus kenapa? Baguslah tuh anak gak ngejar-ngejar gue lagi. Damai dan tentram hidup gue." ucap Kelvin terlihat acuh. Namun siapa yang tahu perasaan pria itu saat ini?
"Jangan sampai lu menyesal Kel." beo Keanu.
🦋🦋
Setelah beberapa hari Citra tidak menemuinya, Kelvin merasa ada yang aneh. Apakah wanita itu sudah menyerah? Atau mungkin perasaannya sudah hilang? Entahlah, Kelvin tidak akan mendapat jawaban jika hanya diam tidak melakukan apa-apa.
Setelah pulang sekolah, Kelvin berniat mencari Citra ke kelasnya. Namun nihil, Citra tidak ada di dalam kelas itu. Yang ada hanya teman sebangkunya.
"Rin, Citra uda pulang ya?" tanya Kelvin tanpa basa-basi.
"Sudah seminggu gak sekolah." jawab Ririn teman sebangku Citra.
Kelvin menaikkan satu alisnya heran."Kenapa?"
Ririn mengeluarkan sebuah amplop dari dalam tasnya. "Undangan pernikahan Citra."
Mata Kelvin terbelalak sempurna.
Melihat raut wajah Kelvin yang nampak terkejut itu, juga sorot mata pria itu yang menyedihkan, Ririn tersenyum miring. "Penyesalan memang ada di akhir Kel."
ucapnya lalu melangkah mendahului Kelvin yang berdiri mematung tanpa mengeluarkan sekata patahpun.Ririn membalikkan badan. "Ohiya, gue hampir lupa. Citra nunggu lo di danau pelangi sekarang. Cepet temuin, gih. Sebelum terlambat."
🦋🦋
KAMU SEDANG MEMBACA
AIR MATA DARI SEMESTA
Teen Fiction"Aku yang berdarah, dia yang kau rawat dengan cinta. Mengapa?" 🦋🦋 "Nata selalu ingin menjadi Nara, agar bunda dan ayah lihat." Start------->30 september 2021