31.) JUJUR

2.1K 126 4
                                    

Gapapa istirahat dulu,kan bukan lomba lari.
_______________

Nata membawa Dewa ke danau pelangi setelah pria itu terbangun dari tidurnya yang lelap. Sepasang kekasih itu kini duduk bersandar di bawah pohon besar yang letaknya berada di tepi danau.

"Cape, Nat." keluh Dewa seraya memejamkan mata sayunya. Menikmati di setiap hembusan angin yang menerpa kulitnya.

Nata yang masih serius memandang di setiap sudut wajah kekasihnya itu mulai menghembuskan napas pelan.

"Kenapa mereka bisa bertengkar hebat gitu? Bukannya mereka sudah cerai? Trus masalahnya apa lagi?" tanya Nata mendetail.

"Aku. "

Nata mengernyitkan dahi. "Kamu kenapa?"

Mata Dewa yang sejak tadi terpejam, kini mulai terbuka memandang wajah Nata.

"Dijodohkan." jawabnya yang membuat Nata semakin menunjukkan raut wajah bingung.

Dewa menghembuskan napas pelan. "Aku ingin jujur sama kamu,"

"Silahkan, aku akan mendengarnya."

Dewa kemudian meraih tangan Nata, lalu menggenggamnya erat.

"Sebenarnya, aku ke Indonesia memang rindu sama mama. Tapi, selain itu, ada alasan lain."

"Apa? "

"Aku kabur dari perjodohan papaku."

Bola mata Nata melebar karena tetkejut. "Perjodohan?" tanyanya membuat Dewa mengangguk.

"Trus kenapa kabur?"

"Yaa karena aku tidak cinta sama Ayara, Nata. Dia adalah anak gadis dari teman papaku, aku dipaksa nikahin dia karena om Marko, ayah Ayara berjanji akan membantu bisnis papa yang sudah bangkrut itu. " jelas Dewa frustasi.

"Papa masih sama, isi kepalanya hanya tentang harta dan kekuasaan." lanjutnya.

"Bagaimana dengan Ayara? Apakah dia mencintaimu?" tanya Nata dengan mata yang berkaca-kaca.

Dewa mengangguk pelan. "Sangat."

Pada saat itu juga air mata Nata jatuh membasahi pipi mulusnya. Apakah kali ini ia akan benar-benar kehilangan kekasih yang sangat dicintainya itu? Apakah ia akan siap merelakan Dewantara?

Nataya terisak. "Kenapa baru bilang sekarang? Perasaan ini sudah sangat jauh, Wa. Aku sudah sangat menyayangimu lebih dari diriku sendiri."

"Maaf, Nata. Aku pikir, dengan Ayara koma setelah kecelakaan itu akan membuat perjodohan itu batal, dan dengan aku kabur ke Indonesia, papa tidak akan mengangguku lagi. Tapi, setelah Ayara terbangun dari komanya, papa datang paksa aku untuk kembali karena Ayara mencariku. Mama tidak terima, makanya tadi bertengkar."

"Mama Dera bisa nolongin kamu gak?"

Dewa menggeleng. "Hak asuh anak ada di papa, mama kalah di persidangan waktu itu."

Nata segera memeluk erat tubuh Dewa, lalu kembali menangis terisak di sana.

"Bagaimana denganku? " ucap gadis itu dengan polosnya. Sungguh, Nataya tidak tahu harus berbuat apa. Yang ia bisa hanyalah menangis.

Tangan Dewa bergerak mengusap surai hitam milik gadis kecilnya itu.

"Tenang saja, cintaku hanya untukmu. Aku akan melakukan segala cara untuk tetap bersama kamu, Nata." ucap Dewa membuat Nata semakin menangis.

Di dunia ini, hanya Dewa tempat gadis itu pulang dengan nyaman. Dari banyaknya siksaan hidup, ia akan baik-baik saja setelah bertemu Dewa. Maka dari itu, Nata takut ia hilang, pergi, maupun jauh.

AIR MATA DARI SEMESTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang