Pernah bahagia bersamamu, tapi itu hanya sementara.
•Happy reading•
-
-
-"Kecelakaan."
"Dimana?"
"Depan sekolah."
Badan Saga seketika melemas, tubuhnya yang sudah bergemetar tatkala mendengar berita dari salah satu murid itu, pikirannya sudah kacau memikirkan tunangannya, Savita. Mengingat gadis itu tak kunjung kembali, dan kecelakaan yang di kabarkan adalah di depan sekolah. Tempat yang terakhir Savita ucapkan sebelum pergi waktu lalu.
"Bukan, pasti bukan Pita." ucap Saga dengan suara yang sudah gemetar, kepala yang menggeleng keras memaksa otaknya berfikir positif bahwa itu bukanlah Savita.
"Saga harus lihat sendiri." ia lalu pergi memaksakan kakinya yang sudah mati rasa itu untuk melangkah.
"SAGARA!" teriak Nata lantang melihat Saga berjalan tertatih menuju keluar sekolah. Namun, pria itu sama sekali tidak menoleh sedikitpun ke arahnya. Ia tau pasti Saga mencemaskan Savita.
'ah tidak mungkin itu Vita' yakinnya pada diri sendiri, lalu memilih menyusul Saga keluar sekolah untuk memastikan siapa yang kecelakaan. Sungguh malang sekali pasti nasibnya.
Sampainya Saga di gerbang sekolah, sudah banyak murid yang ada di sana. Ada yang memotret korban kecelakaan itu, adapun yang memandang korban kasihan sampai menangis, mereka semua berkumpul mengelilingi tubuh korban hingga Saga kesulitan melihat siapa yang kecelakaan itu.
Ia melihat seluruh murid yang ada di sana. Berharap Savita ada di salah satu kerumunan itu, tapi nihil. Bahkan, ujung rambut tunangannya itu pun tidak terlihat.
"Huftttt! Siapa yang kecelakaan Ga?" tanya Nata sedikit ngos-ngosan mengejar Sagara tadi.
"Nda tau Nat, banyak orang di sana. Jadi Saga nda bisa lihat" jawab Saga yang masih berusaha melihat korban kecelakaan itu.
"Sudah, lupakan saja. Ayo kembali ke kelas."
"Ta--tapi Nat"
"Ada apa?"
"Perasaan Saga dari tadi nda enak. Gimana kalo yang kecelakaan itu adalah Pita?"
"Lo gila?! gak mungkin itu Vita. Ayo ikut gue ke kelas!" titah Nata sedikit emosi menarik tangan Sagara. Perasaannya juga dari tadi sama seperti Saga, tapi ia tetap berusaha berfikir positif. Mungkin Vita ke wc atau kemana.
Dengan pasrah Sagara hanya mengikuti Nata. Mungkin kali ini, khawatirnya berlebihan. Tidak mungkin juga yang kecelakaan itu Vita.
Sudah banyak juga yang menghubungi ambulance. Jadi rasanya ia tak perlu lagi ikut campur.
Sebelum membalikkan tubuhnya meninggalkan tempat itu, matanya fokus memandang cairan kental berwarna coklat yang membasahi jalanan. tapi, masih dapat Sagara kenali cairan apa itu.
Shit! Itu adalah susu kotak.
Spontan Sagara melepas tangan Nata dan berlari memecah kerumunan di depannya. Hingga, matanya tertuju pada sosok perempuan cantik yang sudah berbaring tak sadarkan diri di atas aspal.
KAMU SEDANG MEMBACA
AIR MATA DARI SEMESTA
Teen Fiction"Aku yang berdarah, dia yang kau rawat dengan cinta. Mengapa?" 🦋🦋 "Nata selalu ingin menjadi Nara, agar bunda dan ayah lihat." Start------->30 september 2021