Tidak takut untuk dibenci, dan tidak minta untuk disukai.
Haii
•Happy reading•
-
-
-"Mamah... Dewa pulang bawa calon menantu!!" teriak Dewa membuat pipi Nata bersemu merah. 'salam dulu kek' ucapnya dalam hati.
"Nat, tunggu di sini dulu ya? Gue mau ke atas panggilin Mamah." ujar Dewa melepas jaket kulit berwarna hitam di tubuhnya.
"Duduk sayang...gak pegel apa berdiri?"
Nata kemudian duduk dengan gugup di sofa yang benar-benar sangat empuk dan nyaman. 'anjirr sofa-nya segede kasur gue'. Ia Terpesona takjub melihat seisi rumah itu. Rumah yang terdiri dari dua lantai seperti rumahnya. Tapi Rumah ini lebih luas dan besar 2 kali lipat. Desain rumahnya yang bagus membuat rumah itu seperti istana di dongeng-dongeng.
"Santai, anggap aja ini rumah lo."
Pria itu membalikkan tubuhnya.
"Ohiya,"
"Apalagi?"
"Mau lo kayang juga gapapa." candanya kemudian melanjutkan langkah pergi. Nataya hanya memutar bola matanya jengah melihat tingkah laku pria itu.
Selang beberapa Lama menunggu, Dewa kembali menemuinya dengan membawa wanita paruh baya yang tidak lain adalah Mamanya. Meskipun Sudah berumur 50-an, wanita itu masih seperti gadis. 'cantik. Kayak bunda' gumam Nata melihat wanita itu.
"Oh...Ini yang namanya Nata? Maa syaa Allah, cantik banget kamu" puji wanita itu membuat Nata tersipu malu.
Nata lalu menyalaminya lalu mencium punggung tangannya."Makasih tante." ucapnya sopan.
"Panggil Mamah Dera aja ya, cantik." ucap Dera mencium kening Nata penuh kasih sayang. 'jadi, gini rasanya di cium seorang ibu?'
"Mama Dera juga cantik" jujur Nata.
"Bisa aja," ucap Dera kemudian duduk bersama Nataya. "Dewa sering cerita sama Mamah tentang kamu, Nata. "
"Ohya? Cerita apa Mah?" tanyanya memandang Dewa sekilas. Ia lihat wajah pria itu sudah gelisah.
"Katanya, kamu, pacarnya ya?"
Nataya membelalakkan matanya.
"Bukan Ma... "
Dera kemudian menyipitkan matanya sinis melihat Dewa. "Gimanasih kamu! Kok, Nata-nya gak di tembak-tembak?"
"Kalo di tembak, nanti dia mati, Mah." jawabnya membuat Dera dan Nata tertawa lepas.
"Ayo sayang, Mama obatin lukanya di kamar. "
Nata menautkan alisnya heran. 'darimana ia tau Nata terluka?'
"Gue uda cerita ke mamah" ucap Dewa santai. Dasar cenayang.
Nata hanya mengangguk pasrah. Kemudian mengikuti langkah Dera pergi untuk mengobati lukanya.
"JANGAN LAMA-LAMA MAH, DEWA MAU AJAK NATA JALAN!!" teriaknya setelah Dera pergi dari hadapannya membawa Nata.
KAMU SEDANG MEMBACA
AIR MATA DARI SEMESTA
Teen Fiction"Aku yang berdarah, dia yang kau rawat dengan cinta. Mengapa?" 🦋🦋 "Nata selalu ingin menjadi Nara, agar bunda dan ayah lihat." Start------->30 september 2021