Bagian 33. Penyekapan

7.5K 1K 53
                                    

Hai kiyomideul😍😍

***

Bunda Wendy bergerak gelisah di tempatnya. Sejak satu jam yang lalu, bunda cantik itu tak henti-hentinya mondar mandir di depan jendela sembari menatap ke halaman luas rumah mereka.

Bunda juga gak tau kenapa perasaannya gak enak, padahal biasanya juga kalo Renjun bilang ada kerja kelompok bunda gak pernah sekhawatir ini. Tapi hari ini beda, sejak tadi bunda bergerak gelisah, bolak balik membuka pintu dan menatap jam besar di tengah ruangan yang menunjukkan hampir jam delapan malam.

Ceklek

"Dek.." bunda Wendy langsung lari ketika pintu terbuka, sedikit menghela napas lega.

"Loh bunda?"

"Kak.." bunda Wendy nyamperin Hendery yang baru masuk. Perasaan lega barusan langsung lenyap. Raut wajahnya kembali khawatir membuat Hendery langsung nyamperin sang bunda.

"Bunda kenapa?" Hendery nanya pelan, mau nuntun bunda Wendy ke sofa tapi si bunda menggeleng, kembali menatap keluar rumah yang sepi.

"Bun.."

"Kakak gak pulang sama adek?" Bunda Wendy menoleh, menatap si sulung sedangkan Hendery hanya menggeleng.

"Tadi kan Dery abis latihan band. Bukannya adek udah pulang dari siang?"

Bunda Wendy menghela napas terus ngasihin ponselnya ke si sulung. Hendery yang mengerti langsung ngambil benda pipih itu terus dia buka dan langsung menampilkan sebuah chat yang lumayan panjang.

Adek
Bun hari ini adek ada kerja kelompok di rumah Haechan, sebentar aja kok, nanti sebelum magrib adek udah dirumah. Jangan lupa masakin makanan kesukaan adek ya😋😋

Setelah membaca pesan itu Hendery langsung melirik jam, udah jam delapan lebih lima menit. Dia langsung mendial nomor Renjun.

Nomor yang ada tuju sedang tidak aktif, cobalah beberapa saat lagi—

"Dery jemput ke rumah Haechan aja ya?" Hendery menenangkan sang bunda. Dia yang liat bundanya gelisah jadi ikut khawatir tapi coba berpikir positif. Renjun emang jarang— atau malah gak pernah pulang lebih dari jam tujuh karena pertama dia gak pernah bawa mobil jadi gak mungkin ada bus yang masih beroperasi, kedua karena biasanya dia selalu kemana-mana sama Hendery jadi walaupun Hendery pulang larut, dia biasanya nganterin Renjun dulu.

Tapi mungkin kali ini adeknya itu keasikan main sama Haechan? Atau mereka masih main game sampe Renjun lupa waktu dan ponselnya kehabisan daya sehingga gak bisa menghubungi Hendery untuk menjemputnya. Bisa aja kan? Hendery masih berpikir positif.

Setelah ngedudukin bundanya di sofa, si sulung itu kembali ke garasi dan mengeluarkan mobilnya. Dia harus menjemput Renjun sekarang juga. Dan dia berharap Renjun ada di rumah Haechan, dia berharap Renjun memarahinya karena sudah mengganggu waktu bermainnya dengan Haechan—

Atau ngga sama sekali. Karena ketika pernyataan singkat dari Haechan, jantung Hendery langsung berdegup dengan kencang.

"Dari siang juga Renjun ngga ada kesini kok, kak."

***

Huang Renjun mengerjapkan matanya dan perlahan manik indah itu terbuka sempurna. Pandangan Renjun yang masih kabur semakin terlihat jelas dan perlahan dia bisa liat tempatnya berada.

"Oh udah bangun anak manis?" Renjun yang masih berusaha menggerakkan tubuhnya langsung mendongkak, menatap seseorang yang baru aja masuk ke dalam ruangan sempit itu dengan mata tajam namun malah membuat sang lawan tersenyum lalu menghampiri Renjun.

CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang