Bagian 36. Patah

8.4K 1.1K 208
                                    

Hallo😍😍

***

Mark berlari di sepanjang lorong rumah sakit bak orang kesetanan. Sepatu yang dia pake bertabrakan dengan lantai menimbulkan bunyi nyaring yang menyayat hati. Jantungnya berdegup kencang, pun dengan napasnya yang memburu, belum lagi keringat yang membasahi pelipis serta lehernya. Rasa sakit di mimpi waktu itu kini terasa nyata, Mark menatap lurus ke depan, lorong rumah sakit terasa panjang dan mencekam padahal ini masih lumayan pagi dan diluar cuaca sangat cerah. Dia tidak peduli dengan orang-orang yang tadi dia tabrak, pikirannya sekarang cuma satu, dia harus cepat sampai di ruang IGD.

Jangan tanya kenapa Mark bisa ada disini. Tadi setelah dia keluar dari laboratorium tempat dia mengerjakan ujian praktek biologi, Mark mendengar bisikan-bisikan siswa yang menyebutkan Jaemin, Jeno, dan kolam.

Mark yang awalnya mau tidak peduli memilih kembali ke kelasnya dan akan mengajak Jaemin makan siang bersama tapi dia malah dihadang sama Changbin yang mengatakan Jaemin tercebur kolam dan dibawa sama Jeno ke rumah sakit. Dan tanpa pikir panjang, Mark langsung berlari ke parkiran dan berakhir disini.

Ruang IGD sudah terlihat, dan Mark bisa liat Jeno yang tengah duduk di lantai dan menyandar ke tembok, dengan cepat Mark melangkahkan kakinya menghampiri adik sepupunya itu.

"Jen gimana keadaan Na—"

Bugh

Belum sempat Mark menyelesaikan kalimatnya, Jeno sudah bangkit dan menyerangnya membuatnya terhempas ke lantai akibat pukulan keras Jeno.

"Ini semua salah lo! Jaemin kaya gini karena lo!" Jeno berteriak di depan wajah Mark. Mark bisa liat wajah merah Jeno dan jejak air mata disana. Cowok yang lebih tua itu bangkit dan hendak menghampiri Jeno namun lagi-lagi pukulan menyerang pipinya.

"Coba aja lo gak pernah egois! Coba aja lo gak pernah main dibelakang Jaemin pasti semuanya gak bakal kaya gini!" Jeno udah mau ngangkat tangannya lagi sebelum tubuhnya ditarik mundur dan dipeluk.

"Udah, udah nak." Siwon memeluk erat tubuh Jeno walaupun anak itu berontak dan Yoona langsung membantu Mark berdiri.

"Kak Mark jahat om, gara-gara kak Mark Nana kaya gini."

"Iya, iya udah ya nak. Udah." Siwon semakin memeluk tubuh Jeno. Cowok itu natap Mark yang sekarang duduk di kursi panjang ditemani oleh Yoona. Dirasa cukup tenang, Siwon melepaskan pelukannya dan menuntun Jeno untuk duduk di kursi yang bersebrangan dengan Mark.

Keempatnya terdiam. Mark menoleh ke Yoona, wanita itu walaupun tidak menangis tapi Mark bisa liat jelas wajahnya penuh dengan kekhawatiran. Mark menggeser tubuhnya, mendekat ke Yoona.

"Maafin Mark, tante." Ujarnya pelan. Yoona yang mendengar langsung menoleh dan tersenyum kecil, dia juga usapin punggung tangan Mark.

"Kita berdoa ya? Nana itu anak yang kuat, tante yakin dia bisa ngelewatin ini." Ujarnya menenangkan. Mark walaupun tidak mengangguk tapi cowok itu memejamkan matanya dan mulai berdoa. Dia tau dia bukan umat yang taat tapi kali ini Mark mencoba meminta walaupun dia sendiri gak yakin doanya akan di dengar atau tidak. Mark jadi inget sama semua dosa-dosanya selama ini.

Cukup lama mereka terdiam sampai akhirnya pintu ruang IGD terbuka, menampilkan dokter Tio. Keempatnya langsung berdiri, entah kenapa Mark mengalami deja vu, dia jadi kembali ingat dengan mimpinya itu.

"Mau disini atau di ruangan?" Dokter Tio melepaskan maskernya. Menatap keempatnya dengan tenang.

"Disini." Siwon yang berbicara. Tak apa, mereka semua keluarga jadi bicara disini lebih baik, mereka semua bakal tau dari bibir dokter langsung.

CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang