Bagian 37. Runtuhnya Pertahanan

8.8K 1K 156
                                    

Buat kalian yang tadi pengen double up, jangan bosan-bosan ya sama ceritanya🤗🤗

***

Bayangan Siwon dan Yoona saat mendengar kabar tadi adalah Jaemin yang terbaring dengan lemah namun saat pintu terbuka, mereka malah melihat anak itu tersenyum lebar, merentangkan kedua tangannya dan tak ada alasan untuk mereka menolak.

Yoona berjalan terlebih dahulu dan memeluk tubuh ringkih putranya. Memberikan kecupan lembut di keningnya. Disusul Siwon yang juga langsung bergabung ke dalam pelukan itu.

"Ma.." dibalik masker oksigennya, Jaemin ngomong lirih. Yoona yang denger langsung melepaskan pelukannya, menggenggam tangan dingin Jaemin dan sesekali mengecupnya.

"Mama disini sayang, ada yang sakit hm?" Wanita itu mengusap puncak kepala Jaemin dengan sayang.

"Sakit ma.. semuanya sakit." Anak itu masih berkata lirih. Siwon yang denger itu langsung mengecup keningnya.

"Gapapa ya? Nana kan kuat macam samurai, nanti lawan rasa sakitnya ya nak?" Papa Siwon berkata lembut, Jaemin menoleh terus senyum.

"Adek pergi ya, Ma?" Cowok itu kini kembali menatap Yoona. Dia tadi samar-samar denger obrolan dokter Tio dan lagi juga Jaemin ngerasain. Perut dia yang tadinya lumayan buncit juga sekarang udah rata.

"Padahal Nana belum ngasih tau kak Mark kalo dia bakal punya anak kembar tapi ternyata mereka udah diambil duluan."

"Na.." Yoona mengeratkan genggamannya. Walaupun tadi dia terkejut mendengar berita Jaemin keguguran, tapi dia gak bisa menyalahkan Jaemin ataupun Mark. Sebagai seorang ibu, jelas Yoona ngerasa gagal. Dia sama Siwon emang sering ninggalin Jaemin sendirian tapi dia juga gak nyangka bakal kaya gini. Tapi dia marah juga buat apa? Semuanya udah terjadi dan lagi kalau dia marah, yang ada akan memperburuk kondisi Jaemin.

"Nana gagal, ma. Nana jahat."

"Ngga sayang, jangan ngomong gitu ya?" Yoona kembali memeluk tubuh Jaemin dan mengecup lama keningnya. Siwon yang melihat hanya terdiam, menatap Jaemin yang memejamkan matanya di pelukan sang ibu. Entah kenapa ayah satu anak itu takut.

"Nana pengen ketemu Seungmin." Jaemin berkata pelan.

"Hm?" Yoona melepaskan pelukannya, menatap Jaemin yang juga menatapnya.

"Pengen ketemu Seungmin." Ulangnya. Yoona dan Siwon mengangguk.

"Iya nanti Mama telpon Seungmin ya? Tapi agak lama gapapa? Seungmin lagi di Jogja."

"Seungmin ada di Jakarta, tolong ma, Nana pengen ketemu Seungmin." Ujarnya pelan.

***

Seungmin berjalan di lorong gelap dengan tangan yang memegang map dengan erat. Dia mengangguk ketika seorang petugas membukakan pintu untuknya dan setelah itu dia langsung masuk ke dalam ruangan sempit itu, menatap punggung seseorang yang sepertinya sudah duduk terlebih dahulu.

Seungmin menghela napas, berjalan dengan lambat sampai akhirnya dia duduk berhadapan dengan Hyunjin.

Keduanya terdiam, Seungmin menunduk, dan Hyunjin menatap cowok itu dengan dalam.

"Kenapa?" Suara Seungmin terdengar lirih. Dia masih belum mengangkat wajahnya, masih betah menatap kedua tangannya yang tertaut.

"Kenapa lo nyuruh gue pergi dan gak pernah nyebut nama gue di kantor polisi?" Seungmin mendongkak, menatap Hyunjin yang masih terdiam.

"Gue juga terlibat Hyunjin. Kenapa lo—"

"Gue gak mau lo ngerasain apa yang gue rasain." Hyunjin membalas tatapan itu. "Gue tau akhirnya bakal gini makanya kemaren gue nyuruh lo pergi. Gue gak mau lo ikut membusuk di tempat ini."

CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang