Bagian 35. Titik Hitam

7.4K 1K 172
                                    

Gimana perasaannya baca part yang tadi?

***

Dor

"XIAOJUN!"

Hendery yang mendengar suara tembakan bersamaan dengan suara teriakan Xiaojun langsung berlari menghampiri pacarnya yang udah tergelak di lantai dengan darah yang mengalir dari perutnya.

"Xiaojun?" Hendery memangku kepala Xiaojun dan memeluknya. Xiaojun tersenyum, mengusap pipi Hendery dengan lembut.

"B-bawa Renjun ke rumah sakit. Adek gak baik-baik aja." Xiaojun berkata lirih. Hendery mengangguk, dia menatap Renjun yang masih berada di dalam pelukan Eric dan beralih menatap beberapa yang membawa tubuh Hyunjin keluar. Cowok itu masih sadar karena tembakannya hanya mengenai kaki. Keduanya sempat bertemu tatap sebelum Hyunjin yang terlebih dahulu memalingkan wajahnya dan mengikuti langkah polisi.

Ini akhirnya kan? Gak ada alasan lagi buat dia kabar.

"Dek Hendery, pelaku akan kami bawa ke kantor dan untuk tuntutan akan kami serahkan kepada korban. Sebaiknya sekarang kita bawa Renjun dan Xiaojun ke rumah sakit." Polisi itu menepuk pundak Hendery dan cowok itu langsung menggangguk cepat dan bersiap menggendong Xiaojun yang udah gak sadar sebelum teriakan Eric menghentikan langkahnya.

Hendery bisa melihat Eric yang ngusapin pipi Renjun namun cowok itu masih memejamkan matanya erat dengan napas yang lemah.

"K-kak Dery.."

"Cepet bawa Renjun, Eric!" Hendery udah mau nyamperin kalo aja dia gak bawa Xiaojun. Cowok itu udah nangis, dia gak sadar sama sekali. Ya gimana nggak orang dia ngeliat dua orang yang dia sayang sama-sama dalam keadaan menghawatirkan.

"Ambulance udah di depan, sebaiknya kita bergegas." Kepala polisi itu membuka pintu dengan lebar membiarkan Hendery dan Eric keluar terlebih dahulu.

Dan suara ambulance yang memilukan itu memberi pukulan telak untuk Hendery apalagi ketika menatap dua orang di depannya yang sama-sama sedang berjuang.

***

Jam istirahat pertama ini Jaemin niatnya mau ke ruang OSIS karena emang mau ada rapat buat ujian kenaikan. Tapi baru aja sampai di tangga, langkahnya langsung terhenti saat seseorang menepuk pundaknya.

Jaemin menatap orang itu, kalo gak salah itu siswa kelas 12 tapi kenapa bisa dia nyamperin Jaemin?

"Kamu Jaemin?"

"Iya." Jaemin ngangguk.

"Ini handuk Mark." Orang itu ngasih handuk putih ke Jaemin bikin cowok itu mengerutkan keningnya.

"Sorry sebelumnya, Mark lagi ada di kolam dan tadi dia bilang lupa bawa handuk. Aku gak bisa kesana soalnya mau ada praktek lagi, kamu bisa kasihin ke Mark?" Ujarnya dan walaupun Jaemin terlihat ragu, namun cowok itu ngangguk.

"Makasih ya Jaemin." Ujarnya dan lagi-lagi Jaemin cuma ngangguk. Dia natap handuk di tangannya dan langsung berjalan ke arah kolam renang yang letaknya dekat lapangan indoor. Gak pa-pa cuma sebentar, habis itu Jaemin mau langsung ke ruang OSIS.

Jaemin juga gak lupa ngasih kabar dulu ke Jeno kalo dia bakal telat datang tapi temennya udah gak ngangkat teleponnya. Mungkin masih galau gara-gara udah seminggu Seungmin ke Jogja kali? Jaemin gak tau. Dia milih melanjutkan langkahnya dan tersenyum serta mengangguk ke semua orang yang nyapa.

Dan sesampainya di kolam, Jaemin tidak melihat adanya tanda-tanda Mark. Kolam renang kosong karena hari ini juga gak ada kelas yang pake kolam.

Apa Mark udah pinjem handuk temennya ya? Pikir Jaemin. Dia melangkahkan kakinya ke tempat bilas namun juga kosong, bahkan lantainya kering seperti sebelumnya belum ada orang yang kesini.

CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang