Chapter 4

1.7K 146 11
                                    

HAPPY READING

Pagi hari, di kediaman Keluarga Bagaskara terdapat sepasang orang tua dan anak-anaknya yang sedang menikmati sarapan paginya.

Hanya Vellyn yang belum turun untuk sarapan, maka dari itu Callyn berteriak bermaksud memanggil sang anak. "Vellyn turun nak" teriak Callyn--sang Mama.

Vellyn mendengar teriakan itu segera menjawabnya dengan teriakan yang tak kalah nyaring  "IYAAA MA SEBENTAR" sahutnya tak kalah teriak. Ia pun bergegas turun sebelum kena omel sang ibunda tercinta.

Keluarga harmonis ini sedang menikmati sarapan paginy, disela-sela mereka yang sedang menikmati sarapan, Bagas menanyakan perihal semalam, sontak hal itu membuat Vellyn tambah bimbang antara mau menerima ataukah menolak.

Bagas mengalihkan pandangannya terhadap Vellyn. "Oh ya Vell, gimana? apa kamu menerima perjodohan ini?" tanya Sang Papa yang kini membuat Vellyn tersedak mendengarnya.

Azka yang melihat Vellyn tersedak langsung memberikan segelas air putih. "eh ni minum" kata Azka dengan menyodorkan satu gelas yang berisi air.

Bagas memasukan makanan yang sudah ada disendok kedalam mulutnya, dan kembali bertanya setelah ia menghabiskan. "Jadi bagaimana Vellyn? apakah kamu menerimanya?"

Gadis itu meloloskan napasnya dengan satu hembusan pelan, jujur ia sangat bingung, jika dia menolaknya dia akan menyakiti hati kedua orang tua, tapi di sisi lain, jika dia menerimanya bagaimana nasib ia setelah menikah nanti?

"Vellyn-" Vellyn menjawab dengan ucapan menggantung, ia masih bimbang dengan semuanya.

Suasana ruang makan hening. "Apa Vellyn?" ucap Bagas mengheningkan suasana. Antara takut atau bahagia, manakah yang akan Vellyn ucapkan.

Detak jantung Vellyn berdetak dengan kencang seperti sedang konser, gadis itu menghela napas sebelum melanjutkan perkataannya. "iya Pa, Vellyn terima perjodohan ini" jawabnya dengan bersungguh- sungguh, meski hati berat untuk menerima.

Semuanya bernapas lega, tanpa terkecuali. "Sungguh nak?" ucap Bagas untuk meyakinkan.

Gadis itu mengangguk "iya Pa, Vellyn beneran" Vellyn menjawab dengan senyuman dibibirnya. Berbeda dengan dalam hatinya.

Bagas tersenyum mendengar itu. "Syukurlah kalo gitu nak, Papa sangat berterima kasih kepada kamu, karna kamu sudah mau menerima perjodohan ini" ucap Bagas dengan tertawa pelan.

Gadis itu ikut tersenyum. "gak Pa, Papa gak perlu berterima kasih gitu, Vellyn yakin kok, pilihan papa itu terbaik buat Vellyn" serunya dengan mengangguk. 

Giliran Callyn yang ikut berbicara. "Iya Vell, Mama juga terima kasih sama kamu, makasih karna kamu udah nerima perjodohan ini" ujar Callyn ikut berbicara.

"Udah Pa, Ma, gak perlu kaya gitu, Vellyn nerima perjodohan ini juga Vellyn gak mau kalian kecewa, Vellyn mau kalian bahagia dengan keputusan Vellyn yang menerima perjodohan ini." seru Vellyn dengan tersenyum lebar.

Callyn memeluk putrinya. "Makasi sayang"

Vellyn kembali tersenyum seraya mengelus tangan Callyn. "Iya Ma, udah ah jangan makasi terus" Vellyn berseru membuat semuanya tertawa. Pagi yang sangat indah, meski menegangkan dan menyakitkan. Seperti kenyataan.

Setelah acara mellow-mellow an tadi , Vellyn pun langsung berangkat ke sekolahnya diantar oleh pak supir. Karena dia tidak diizinkan membawa mobil sendiri, ada kejadian yang membuat Callyn dan Bagas tidak mengizinkan.

*flashback on

Saat itu ada 5 remaja yang sedang duduk didalam mobil, katanya si mau jalan -jalan.

Valyn life's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang