Hallo semuanya happy 4k readers, terimakasi banyak yang udah ikuti alur cerita ini dari awal.
Happy reading
Vellyn baru saja selesai memasak untuk Varez dan dirinya makan. Namun, Varez tidak ada di rumah, hal itu lantas membuat Vellyn harus menunggu.
Vellyn berdecak kesal. "si Varez kemana dah, gue udah laper juga"
Karna ia merasa bosan terus-menerus menunggu Varez di ruang makan, dia pun pergi kembali ke kamarnya, dan melanjutkan memberes-bereskan baju-bajunya.
"banyak banget nih barang" katanya, lalu bergegas merapikan semuanya agar terlihat nyaman dan enak dipandang.
Selang beberapa jam kemudian, Velltn sudah beres merapikan semuanya, kamarnya sangat rapi dan nyaman saat ini. Berbeda dengan sebelumnya.
Vellyn menguap. "ngantuk, Varez belum pulang juga?" gumamnya seraya melirik jam dinding.
Di tempat lain, ada Varez yang sedang berkumpul dengan anggota inti Ravagos, sekaligus temannya.
"Sekarang?" Varez bertanya kepada Gio, dan hanya dibalas anggukan saja oleh sang empu.
"Ya udah, sekarang aja kita berangkat" kata Kevin menimpali. Dan dibalas anggukan oleh keempatnya.
"let's go!!" teriak Rian dengan sangat bersemangat 45
Tanpa menunggu waktu terlalu lama lagi, Varez dan keempat temannya segera melajukan motornya masing-masing.
Ditengah perjalanan, lampu lalu lintas menunjukan warna merah. Itu artinya, mereka harus berhenti.
"Eh woy, foto dulu hayu lah" Rian melirik satu persatu temannya, dia mengajak untuk foto bersama di tengah lampu sedang berhenti.
Raffa berdecak kesal mendengar ajakan dari Rian. "tolol, kita mau balapan, bukan mau foto-foto," umpat Raffa sembari menoyor pelan kepala Rian.
"udah pokoknya lo pada harus ikut semua," ucap Rian dengan penuh pemaksaaan. Sedangkan ke empatnya hanya menatap malas Rian saja.
"Tunggu bentar, gua mau nyuruh abang-abang itu buat motoin kita" ucap Rian sembari turun dari motornya. Dan pergi menghampiri seorang pria yang ia maksud tadi.
Rian menghampiri pria itu, bertujuan untuk memotretnya dan keempat temannya.
"Permisi bang, boleh minta tolong gak?" katanya.
Pria itu menoleh. "minta tolong apa ya, dek?" jawabnya bertanya balik pada Rian
Rian tersenyum. "gak susah kok bang, cuman tolong fotoin saya sama keempat teman saya, disana," jelasnya sembari menunjuk ke arah Varez dkk berada.
"Gimana bang? Bisa gak?" kata Rian kembali bertanya.
Pria itu mengangguk, pertanda ia mau membantu untuk memotret. Rian yang mendengarnya bersorak pelan.
"Yaudah ayo bang kesana, temen-temen saya udah pada nungguin tuh" kata Rian dengan mengajak pria itu.
Rian kembali menghampiri Varez dan yang lain, dengan membawa pria yang akan memotret kelimany.
Kevin menatap Rian dengan sinis. "buang-buang waktu lo!" gertaknya sembari menahan emosi.
Sedangkan Rian hanya mengedikkan bahunya saja. Dan menyodorkan ponselnya pada pria disebelahnya.
Rian kembali menaiki motornya. "cepet gaya, woy!" katanya.
Gio melihat sekelilingnya. "sialan, malu-maluin."
"Ayo bang cepet" kata Rian berucap dengan entengnya.
Rian menoleh kearah Varez yang tadi hanya terdiam sambil menunggu lampu hijau tanpa meliriknya. "Rez, sinian elah" katanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Valyn life's
Teen Fictionperjodohan yang Vellyn duga itu kesengsaraan ini malah sebaliknya, yaitu munculnya KEBAHAGIAAN. ⚠️BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA⚠️ Bijaklah dalam membaca. DILARANG KERAS MENJIPLAK CERITA SAYA. "Vell gua kira perjodohan yang berasal dari keluarga...