Chapter 13

1.4K 103 9
                                    

Happy Reading all.

Hari ini ialah hari sabtu, dimana semua siswa/i SMA BHINTARA JAYA diliburkan.

Suasana dirumah keluarga Adhiwijaya sangatlah ricuh, sebab banyak teriakan yang dihasilkan oleh ibu dan anak.

"VAREZZ!!" Rissa berteriak memanggil nama Varez untuk ke sekian kalinya. Sedangkan Varez yang mendengar itu, segera menyahut.

"IYAA BUNDAA, ADA APAA?" sahut Varez tak berteriak. Bukannya menghampiri, ia malah ikut berteriak untuk menjawab.

Rissa menghela napasnya. "Anak itu dipanggil bukannya turun, malah ikut teriak" ucapnya sambil menggelengkan kepala.

Rissa beranjak dari tempat duduk untuk menemui Varez yang sedari tadi diam di kamar. Tetapi saat ia akan beranjak, Vano lebih dulu berucap.

"Biar Vano aja bund yang panggil Varez" ucap Vano melarang Rissa untuk pergi ke atas untuk menemui adiknya.

Rissa menatap Vano dengan heran, sebab tak biasanya anak sulungnya ini ingin memanggilkan Varez. "beneran?" kata Rissa yang dibalas anggukan oleh Vano.

"Tumben" Vania berceletuk saat mendengar percakapan Vano dan Rissa. Sontak hal itu membuat Vano memutarkan bola matanya.

"Diem lo, bocil" kata Vano dengan sedikit menggretak. Lalu, Vania yang mendengarnya segera mengadu kepada istri Vano. Kiara.

Vania beralih menghampiri Kaisya yang sedang terduduk manis. "kak, kaka kok mau sih nikah sama bang Vano? secara kan bang Vano itu galak, gak baik" ucapan Vania membuat Kaisya tertawa. Berbeda dengan Vano.

"Dih, riweuh lo Van" kata Vano dengan menggunakan logat sundanya. Kebetulan ia banyak mendengar temannya dulu berbicara sunda, maka dari itu, ia tahu arti kata yang diucapkannya barusan.

Rissa menggelengkan kepalanya. "sudah-sudah, bang cepat suruh Varez buat kesini" kata Rissa dengan mengatakan hal Varez.

Vano yang teringat dirinya akan pergi ke atas untuk memanggil adiknya, langsung mengangguk dan berjalan menuju kamar Varez.

Vania yang melihat Vano berjalan menaiki anak tangganya, mengomel sendiri. "aku kira punya abang itu enak, ternyata enakan punya kakak" celetuk Vania sembari memeluk lengan Kaisya disampingnya.

tok tok tok

Vano sudah berada didepan pintu kamar Varez, ia segera mengetuk pintu tersebut agar Varez membukanya. Kalau saja pintu kamar Varez tidak selalu dikunci, pasti Vano akan langsung masuk tanpa mengetuk pintu.

"siapa?" kata Varez yang bertanya didalam kamarnya. Vano tidak menjawab, karna jika ia menjawab pasti tidak akan dibuka oleh Varez.

Varez meloloskan napasnya dengan kasar, lalu ia beranjak dari tempat tidurnya untuk membuka pintu.

ceklek

Suara pintu terbuka, terdapat Vano yang berdiri didepan sana, membuat Varez mengernyitkan dahinya.

"apa?" tanya Varez tanpa membiarkan Vano masuk terlebih dahulu ke kamarnya. Ia pikir tidak perlu, lagian pasti tidak penting juga. Pikirnya.

Vano menghela napasnya dengan pelan. "lo disuruh bunda buat ke bawah, dari tadi diteriakin juga, gak denger?"

"Ya mau ngapain dulu" kata Varez dengan menaikkan sebelah alisnya.

Vano berdecak kesal dengan kelakuan adiknya yang satu ini, padahal tinggal samperin, apa susahnya?

Valyn life's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang