Happy Reading.
Kini, saat ini Varez dan Vellyn sudah berada didepan rumah baru mereka.
Vellyn tercengang melihat suasana rumah dari dalam mobil. "Ini beneran rumah lo?" tanyanya tak percaya.
Varez berdeham. "kenapa?" ucapnya.
Vellyn menggeleng. "rumah segede ini cuman berdua? kegedean gak sih, Rez?" ucapnya dengan terus-menerus bertanya.
"nanti juga rame, kalo ada bayi." ucapnya dengan menekan remot pagar otomatis.
"(sialan)" umpat Vellyn dalam hatinya.
Mengapa bisa Varez mengataka seperti itu padanya? apa mungkin dia sudah mencintainya? pikir Vellyn.
Mereka berdua sudah turun dari mobil, saat ini keduanya berada didepan pintu masuk rumah.Tanpa menunggu lebih lama lagi, Varez mengajak Vellyn untuk masuk ke rumah barunya bersamanya.
"kamar kita di atas," ujar Varez memberitahu sembari berjalan memasuki rumah.
Vellyn tercengang. "bentar, kamar kita?KITA SEKAMAR LAGI, GITU??!" Sebelumnya Vellyn bertanya, tetapi setelah dia mengerti apa yang Varez ucapkan, dirinya berteriak.
"jangan teriak, berisik." peringatnya, lalu Varez meninggalkan Vellyn yang masih diam diruang tamu.
Vellyn melihat sekeliling ruangan tamu. "sepi banget, takut.." cicit Vellyn dengan pelan.
Tapi siapa duga, ada Varez yang melihatnya dari atas. Ia tersenyum miring ketika mendengar cicitan Vellyn. Meski pelan, tapi terdengar jelas olehnya.
Varez menekan tombol remot agar pintu rumah tertutup sendirinya. "lucu"
Vellyn membulatkan matanya ketika mendengar gebrakan pintu yang tertutup sendiri. "AAAAA VAREZZ TUNGGUIN GUE!!" teriaknya dengan berlari menyusul Varez ke atas.
Melihat itu, Varez segera berjalan memasuki kamarnya, takutnya Vellyn tahu akan itu perbuatannya.
Vellyn berlari dengan deru napas yang tak beraturan. "VAREZ!!" teriak Vellyn dengan memanggil nama Varez.
Varez sudah berada di kamarnya sebelum Vellyn memasukinya. "kenapa?"
Vellyn berlari dan langsung memeluk tangan Varez. "Rez, diem dirumah mama gue aja, yuk? ini kayanya rumah lo angker deh, tadi aja pintu nutup sendiri." kata Vellyn dengan menggoyang-goyangkan tangan Varez.
Varez melihat ke arah tangan Vellyn yang memeluk tangannya. Vellyn yang menyadari hal itu, langsung melepasnya.
"s-sorry, reflek" ucapnya dengan gelagapan.
Varez menampilkan senyum miringnya. "nih, sapa tau lo mau tidur di kamar sebelah," kata Varez dengan menyodorkan satu buah kunci.
Vellyn mematung mendengarnya. "bukannya kuncinya dipegang semua sama bunda?" tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Valyn life's
Fiksi Remajaperjodohan yang Vellyn duga itu kesengsaraan ini malah sebaliknya, yaitu munculnya KEBAHAGIAAN. ⚠️BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA⚠️ Bijaklah dalam membaca. DILARANG KERAS MENJIPLAK CERITA SAYA. "Vell gua kira perjodohan yang berasal dari keluarga...