Chapter 10

1.6K 115 12
                                    

Happy Reading

-- Cinta datang seiring berjalannya waktu.

Saat ini Vellyn berada dibelakang Cafe, ia menangis sekencang mungkin untuk meluapkan emosinya. Kebetulan suasana dibelakang sangatlah sunyi. "Hiks gue gak mau, gue gak mauu!!" Vellyn berteriak sembari menangis.

Disisi lain, Varez sedang mencari keberadaan Vellyn ntah mau apa ia mencari Vellyn. Varez berdecak kesal "kemana tuh cewe" gumam Varez.

"Hiks gue gak mau hiks" saat Varez ingin pergi dari tempat itu dan mencari Vellyn ke halaman lain, tiba-tiba langkahnya terhenti, karna mendengar suara tangisan dari arah tersebut.

"Siapa yang nangis?" Gumamnya, lalu pergi mencari sumber suara tangisan itu.

Vellyn yang tak sedari tadi terus menangis. "Hiks gue gak mau nikah muda" Vellyn terus menerus berucap seperti itu.

Disaat dirinya menangis, ada seseorang dari belakang yang menepuk pundaknya dengan pelan. Sebelum dirinya menoleh, ia segera menghapus terlebih dahulu air matanya yang sudah membasahi pipinya.

Vellyn membalikkan tubuhnya setelah menghapus jejak air matanya, ternyata yang menepuk pundaknya ialah Varez. "Lo? lo ngapain disini?" kata Vellyn dengan tak suka.

Varez melangkahkan kakinya ke arah benteng Cafe, dan ia duduk ditepi benteng itu. "Gua mau bicara sama lo" ucapnya.

Vellyn ikut duduk bersama Vares, dengan jarak yang cukup jauh. "Bicara? Yaudah tinggal ngomong" ujarnya seraya menatap langit malam.

Varez meloloskan napasnya dengan satu hembusan. "ayo terima perjodohan ini" perkataan Varez mampu membuat Vellyn membelakkan matanya.

Vellyn menggeleng cepat. "Maksud lo apa ngomong gitu Rez? inget, gue gak akan terima perjodohan ini sampai KAPAN PUN."

Varez mengerutkan dahinya ketika mendengar ucapan yang keluar dari mulut Vellyn. "Kenapa?" Varez bertanya dengan satu kata.

Vellyn menundukkan kepalanya. "gue gak cinta sama lo Rez, gue juga gak mau nikah muda, gue gak mau" kata Vellyn dengan air mata yang sudah menetes kembali.

Varez beranjak dari duduknya, ia mendekati Vellyn yang berada ditepi benteng yang cukup jauh darinya.

"gua juga gak mau, jangan seolah-olah merasa tersakiti. Disini kita sama-sama dijodohin, bukan kemauan gua juga." ujar Varez dengan ekspresi yang sudah menahan amarah.

"Lo kira gue mau, hah?! Gak Varez gak. Siapa si yang mau nikah muda? gue gak mau. Gara-gara lo, masa depan gue hancur!"

Varez terpancing emosi saat Vellyn berucap bahwa ialah yang sudah membuat masa depannya hancur. "NGOTAK DIKIT! LO NYALAHIN GUA ATAS INI? INI SEMUA BUKAN SALAH GUA. INI SEMUA SALAH BOKAP LO, orang tua kita." Varez membentak Vellyn dan diiringi lirihan diakhir. 

Tangis Vellyn semakin pecah saat ia mendengar bentakan yang dilontarkan oleh lelaki yang dihadapannya. "hiks gue gak mau, kenapa mereka egois?" lirihan Vellyn terdengar oleh Varez. Sehingga Varez yang sedang mengontrol emosinya pun segera membawa Vellyn kedalam dekapannya.

"kenapa Rez?" gumam Vellyn yang kini sudah berada didalam dekapan Varez. "mereka jahat Rez, mereka egois." kata Vellyn berbicara kembali.

"Mereka gak jahat sama kita Vell, mereka gini buat kebaikan kita." jawabnya ditambah lirihan, tetapi masih terdengar oleh Vellyn.

Lantas Vellyn yang mendengar itu langsung menjauh dari Varez. "Tapi gak gini caranya, gue sama sekali gak cinta sama lo" ucapnya dengan sedikit menyentak.

Valyn life's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang